Karena kekayaan sesungguhnya adalah ilmu, maka abadikanlah ilmumu dengan menuliskannya -niestarry-
RSS

Rabu, 10 Juli 2013

Yakin mau nikah muda?


Pernikahan adalah hal yang sakral dan suci, namun sejenak merasa risih tiap kali ada teman-teman (bahkan adik tingkat) mulai menggalau mengenai pernikahan. Udah pada pengen nikah semua. Apalagi ditambah akhir-akhir ini banyak ustadz yang baru naik daun pada ngompor-ngomporin nikah. Nikah muda enak katanya.. hmmm......

Sebenernya nikah muda itu apa sih? Nikah muda itu ketika menikah wanita berusia kurang dari 22 tahun dan pria kurang dari 25 tahun. Lalu mengapa kalau nikah muda? Bukankah itu syar'i? Nikah muda kan sunah Rasul, bisa secepatnya menyempurnakan separuh agama, bisa menghindari zina, bisa tiap pagi dibangunin istri, dimasakin istri, capek dipijitin istri, tidur bisa peluk istri, dan bla.. bla.. bla...... Emang sih nikah muda ada sukanya, tapi itu buka berarti gak ada dukanya.

Menurut kompasiana, suka duka nikah muda itu:
Sukanya :

1. Bisa pacaran setiap hari dan tidak was-was digrebeg hansip.

2. Karena sudah halal dan tinggal serumah, tidak tersiksa lagi dengan perasaan rindu yang menggebu.

3. Bisa bermain bersama setiap hari (kan masih amat sangat muda), hangout bareng, main gundu, main layangan, pokoknya bermain bersamalah.

4. Kalau langsung punya anak, dan anaknya ntar sudah gede, dikira adek kakak, jadi merasa awet muda terus.

Dukanya :

1. Sudah milik orang, sehingga gak bisa lirik-lirik lagi, eh..maksudnya karena sudah berstatus menikah, jadi repot mau hangout bareng teman, karena sudah ada yang melarang-larang.

2. Apalagi kalau sudah punya anak, pasti repot banget membagi waktu antara bermain/ kuliah (yang kuliah) dan mengurus rumah tangga, atau istilahnya kehilangan masa mudanya.

3. Apalagi kalau penghasilan masih pas-pasan, pasti tambah repot untuk mengatur jalannya roda perumahtanggaan, misalnya nih :

istri : Pipi, susu adek habis, trus tagihan listrik belom dibayar tiga bulan, belom lagi biaya kuliah mimi, dan bulan ini mimi belom beli baju satupun, masa kuliah bajunya itu-itu aja, malu pi *sambil berlinang air mata

suami : Mimi sayang, sabar ya…pipi lagi usaha kecil-kecilan nambah pemasukan, mimi bisa kan hidup prihatin? *sambil kedip-kedip mata menahan tangis

istri : Sampai kapan kayak gini pi, kemarin mimi main kucing-kucingan sama orang, cape pi…

Suami : Kalau cape ya istirahat mi, emang main kucing-kucingan sama siapa sih?

istri : penagih utang!

suami : OoooooO

4. Menjadi bangsa nomaden. Biasanya sebagian besar yang menikah muda, si suami belum mapan benar (baca : belum punya rumah sendiri), jadi tinggalnya masih berpindah-pindah dari rumah mertua yang satu kerumah mertua yang lain. Kalau jauh dari mereka, biasanya ngontrak atau cari kos-kosan, sehingga repot boyongan kesana kemari. Capek kan.

5. Sulit berkembang. Meskipun menikah bukanlah mengikat aktifitas kita, tapi dengan menikah di usia yang relatif muda, mau tidak mau prioritas kita jadi terpecah, sehingga hal ini bisa saja menghambat cita-cita dan bisa saja apa yang diinginkan tidak kesampaian alias mendeg jegreg karena sulit fokus kembali.

6. Biasanya sih, di usia yang masih muda, organ fisik masih belum matang, ditambah dengan psikologis yang belum mantap/stabil, sehingga hal ini bisa berdampak kurang baik pada fisik maupun psikis pelaku nikah muda/dini.

Menurutku, masa muda itu cuma sekali, dan ini adalah masa puncak semangat kita buat berprestasi. Masa muda memegang pengaruh penting buat masa depan kita nanti, masa ini adalah  saat-saat kita menyusun fondasi kesuksesan dan kebahagiaan di masa tua. Di masa ini kesempatan buat kita belajar terbuka seluas-luasnya, dimana kalo kita salah kita tidak malu dan masih banyak waktu buat mencoba kembali. Banyak hal yang bisa diraih karena energi kita dalam masa puncak, dan kesempatan berkarya lebih banyak.

Saat masih kuliah misalnya, kita bisa fokus ke akademis dan mengembangkan skill non akademis. Kita bisa ikut berbagai organisasi mahasiswa, bisa ikut berbagai aksi, bermacam lomba, sampe ke luar negeri. Kan gak lucu kalo kita udah nikah, kita ikut organisasi mahasiswa dan saatitu sedang mengerjakan proker besar, kita dituntut beraktifitas seharian bersama tim, kebetulan suami kita pecemburu pasti marah-marah: "kamu kok pulang larut terus sih? Gak pernah siapin makanan? Kalo sama suami aja gak nurut tapi kalo disms mas itu langsung dateng, udah gak usah ikut organisasi...!!!" Lha? Terus gimana caranya kita mau berkembang? Gak dapet dong pengalaman organisasi.....

Terus saat kita mau aksi turun ke jalan misalnya, dan kita punya baby yang rewel. Boro-boro mau orasi atau ikut long march, ngurusin anak aja capek...

Yaudah gak usah ikut organisasi gak papa, yang penting kuliahnya jalan. Begitu?
Aku nih sebagai mahasiswi kedokteran yang masih single aja merasa kadang kerepotan ngurusin kuliah. Tiap hari harus bangun jam setengah 4 pagi, terus siap-siap karena nanti mau masuk jam 5.30, masih banyak yang harus disiapin dan kadang ada tugas yang belum kelar, sarapan aja gak sempet. Terus kuliah sampe jam 15.40, belum kalo ada tambahan asistensian sore, belum kalo ada amanah disana sini, bisa-bisa sampe rumah maghrib (biasanya aku sih sampe rumah ba'da isya). Abis itu ngerjain laporan, brk, belajar pretas, posttest, responsi, nyiapin tutorial, dll, biasanya baru bisa tidur diatas jam 10 malem, dan besok pagi harus bangun setengah 4 pagi lagi. Itu aja udah cuapek banget. Tidur sehari cuma 3-5 jam sehari. Masih sempet ngurusin anak? ngurus diri sendiri aja gak sempet...

Apalagi kalau menikah dengan seorang ikhwan garis keras, yang melarang istri kuliah/bekerja. Ada nih temen aku yang nikah waktu kuliah semester 3, baru 19 tahun saat itu (kalo gak salah), suaminya melarang dia lanjutin kuliah. Kasian banget kan, padahal dianya pengen banget lanjutin kuliah, tapi karena suami tidak ridho dan kewajiban istri patuh pada suami jadi dia terpaksa mengubur mimpi-mimpinya.. hiks...

Dan tau gak temen-temen kalo pengen anak kita berkembang optimal ibu harus memberi ASI ekslusif selama 6 bulan. Mau kuliah sambil menyusui?????

Jadi mikir lagi kan kalo mau nikah muda?
Sudahlah..... manfaatkanlah dulu masa mudamu untuk hal lain yang lebih besar dan membanggakan. Kita harus punya target prestasi yang harus dicapai sebelum menikah. Misalnya nih: aku pengen bisa ke luar negeri dengan memenangkan lomba ini, aku pengen bisa bikin organisasiku ini go internasional, aku pengen bikin komunitas pecinta bumi, aku pengen menaikkan haji ortu dulu sebelum menikah, aku pengen punya usaha dengan omset >1M sebelum menikah, dll. Kan prestasi itu juga bisa dibanggakan dan memotivasi anak kita nanti. Memang sih makna prestasi bagi setiap orang berbeda, dan bagi sebagian orang menikah muda saat kedua pasangan belum matang itu juga prestasi. Yah.. kembali ke diri masing-masing. Mau pasang target prestasi sebelum menikah setinggi apa?


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

6 komentar:

Unknown mengatakan...

nice post kak :)

Unknown mengatakan...

makasih.. :)

Lukmanul Hakim mengatakan...

Hehehe memang soal nikah sambil kuliah/muda itu tiap orang beda-beda menyikapinya,,, kalo orang yg suple dan aktif memang sulit seperti yg kamu ceritakan di artikel ini, tapi gimana jadinya kalo mahasiswa yg manu nikah sambil kuliah memang merasa dia "Sendiri" karena dia gak suka ikut organisasi, dia kerja via internet yg otomatis dia mesti stay di rumah terus, tidak suka hangout gak jelas, nongkrong gk jelas, termasuk orang yg introvert, dll,,, pasti kesepian loh,,, selain itu dia orang yg pintar di kuliah karna kuliah di bidang IT yang memang gak sesibuk kuliah bidang kesehatan, bagi dia kuliah itu membosankan, terlalu mudah,,,

nah gimana tuh,, udah punya kerjaan tetap dengan gaji lumayan, kuliah santai dan berprestasi, tidak suka nongkrong, dll ala ABG, punya calon istri yang cantik, sholeha, baik hati, tidak sombong, dari keluarga sederhana yang dia pun wanita yg sederhana, bisa hidup apa adanya, gak banyak tuntutan,,, (karna calon istrinya seperti itu jadinya dia pengen banget nikah muda sambil kuliah dan merasa siap dan no problem),,,

hehe,,, sebenernya yg aku tulis itu tentang aku sendiri, hehe,,,

Unknown mengatakan...

kalo memang merasa sudah mampu dan merasa lebih baik menikah ya gapapa. hehe.. yeng penting harus tanggung jawab dengan pilihannya, karena menikah itu termasuk "perjanjian besar dengan Allah".. tapi kalo aku sebagai mahasiswa kedokteran, ya tidak melarang nikah muda sih, hanya menganjurkan agar tidak hamil muda, karena kalo terlalu muda kandungannya belum kuat, kasihan ibu dan bayinya.. hehe...

Unknown mengatakan...

nice share sist, bagus sekali artikelnya
Souvenir Wedding Kediri

Unknown mengatakan...

nice share gan, bagus infonya, thanks
souvenir pernikahan murah

Posting Komentar