Karena kekayaan sesungguhnya adalah ilmu, maka abadikanlah ilmumu dengan menuliskannya -niestarry-
RSS

Sabtu, 13 Juli 2013

From Zero to Hero

Bismillahirrohmanirrohim....
Sebelumnya mohon maaf karena dalam tulisan ini melibatkan beberapa orang, semata-mata hanya untuk menginspirasi dan memotivasi pembaca.

Melanjutkan ceritaku di tulisan sebelumnya. seperti yang anda telah ketahui bahwa aku terlahir dikeluarga sederhana dan dibesarkan dalam kesederhanaan. Sejak kecil aku sudah terbiasa menahan keinginan, menghilangkan rasa iri dan dengki kepada teman apabila mereka memiliki mainan yang banyak sementara aku tidak. Aku harus membantu ibu dirumah, menjaga adik, mencuci, menyapu lantai, dll saat teman-teman asik bermain. Masa kecil kurang bahagia? tentu tidak.... justru masa kecilku sangat bahagia karena aku bisa belajar lebih banyak tentang kehidupan dibanding teman-teman seusiaku.

Pada diriku telah ditanamkan kemandirian, tanggung jawab, keprihatinan dan kemauan untuk berusaha sejak aku kecil. Dan satu hal, aku tidak hidup dalam pujian, dalam kehormatan atau dalam kemewahan.

Sejak SD, setiap aku tidak bisa mengerjakan soal, ayah dengan sabar mengajariku sampe bisa, kalo aku tetap gak bisa ayah gak pernah mengerjakan pekerjaanku dan membiarkanku mendapat nilai jelek kemudian menyuruhku belajar lagi. Aku juga ditanamkan kejujuran, aku tidak pernah diizinkan mencontek barang sekalipun, jadi saat menerima raport, nilai itulah nilai murni usahaku sendiri. Ayah dan ibu tidak pernah marah bila aku mendapat nilai jelek, begitupun saat aku mendapat nilai bagus, mereka juga gak pernah memuji. Bagi mereka nilai jelek atau bagus itu sama saja, yang penting prosesnya dan ilmu yang didapat.


Ayah dan ibu tidak pernah marah bila aku mendapat nilai jelek, begitupun saat aku mendapat nilai bagus, mereka juga gak pernah memuji. Bagi mereka nilai jelek atau bagus itu sama saja, yang penting prosesnya dan ilmu yang didapat.

Aku beruntung memiliki orang tua terpelajar. Walaupun saat itu perekonomian keluargaku saat sulit dan ibuku sangat pelit saat aku minta mainan atau jajan, tapi ibu tak pernah menolak saat aku minta dibelikan buku dan alat tulis. Dan satu lagi, nenekku saat itu masih bekerja sebagai guru SD, setiap hari beliau pasti membawa buku bacaan baru dari perpustakaan, mulai dari komik sampai ensiklopedi. Dan karena itu aku suka membaca. Bahkan dalam sehari aku bisa menghabiskan 3-4 buku bacaan, lumayan banyak kan menurut ukuran anak kelas 3 SD??

Aku juga beruntung memiliki orang tua kreatif. Semua bajuku saat itu hasil jahitan ibuku, dari kain perca atau baju bekas yang dimodifikasi. Tapi tetap cantik kok. :) Kursi, meja, rak buku, dan hampir semua perabotan rumah itu bikinan ayahku. Juga kuda-kudaan dan ayunan yang suka aku mainkan saat kecil itu bikinan kakekku. Jadi darah kreatifitas mereka menurun padaku, hampir setiap aku ingin sesuatu seperti punya teman, aku pasti membuatnya sendiri. Tas, tempat pensil, kalung, boneka, dll dari barang-barang bekas yang tersedia dirumah. Hampir semua barang bisa aku manfaatkan, bahkan aku suka mengambil sesuatu yang menurutku menarik dijalan untuk didaur ulang. Dan asyiknya teman-teman pada suka dengan kerajinan tanganku, jadi kadang mereka beli dari aku. Lumayan buat nambah uang saku. :)

Sebetulnya aku termasuk anak yang pendiam namun supel dan ramah dikelas. Aku tak suka menonjolkan diri. Setiap guru melempar pertanyaan aku tak terlalu suka menjawab kecuali pertanyaan itu memang ditujukan kepadaku. Jadi aku dianggap sebagai anak yang biasa saja dikelas. Oiya, aku juga bernah digoblok-goblokkan didepan teman-teman oleh guru kelasku saat SD. Ummm.. sebenernya beberapa kali dan gak cuma oleh satu guru. Hmm... itu cukup membuatku menangis gak mau sekolah besoknya. hehehe...... Tapi entah ini namanya dendam atau tidak, kejadian itu gak pernah aku lupakan bahkan sampai sekarang, dan itu memotivasiku untuk membuktikan bahwa aku tidak bodoh. Dan saat pengumuman kelulusan SD, akulah siswa lulusan terbaik dengan nilai tertinggi sekecamatan. :)

Saat SMP hal itu terulang lagi, saat baru pertama masuk aku sering dibodoh-bodohkan dan diejekin oleh teman-teman. yah maklum mereka berasal dari SD kota dan aku SD desa. Tapi ya aku biasa saja, sudah biasa lebih tepatnya. Yang penting pembuktian saja bahwa aku tidak bodoh. Selama di bangku SMP aku memenangkan hampir semua lomba yang aku ikuti, banyak piala yang aku sumbangkan ke sekolah. Tapi bagiku itu biasa saja. Begitupun bagi orang tuaku, kehidupan tetap berjalan biasa, tak ada pujian ataupun hadiah dari mereka. Ya gapapa, hadiah dari lomba sudah cukup banyak kok. hehehe... :)

Terus saat SMA, no much story, intinya disini pendidikanku sejak kecil mulai diaplikasikan. berada ditengah-tengah menusia borjuis membuatku lebih sering menahan diri, menghilangkan iri dan belajar mengimbangi. Disini semua siswanya cerdas, manusia-manusia terbaik dari berbagai daerah berkumpul menjadi satu. Adalah hal yang sangat maklum bila aku menerima cap "bodoh" hampir setiap hari di tahun pertama. Bahkan sampai di tahun ketiga saat mendekati ujian akhir, ada satu anak yang secara tajam mengatakan kalimat sensitif itu didepan wajahku. Namanya selalu kuingat. Dan padanya kubuktikan bahwa aku tidak bodoh. Sejak itu tekadku menggebu untuk belajar, setelahnya aku berhasil menjadi peringkat pertama dikelas, kemudian peringkat 5 besar hasil tryout SNMPTN yang diadakan di sekolah dan pada akhirnya aku lolos SNMPTN dan diterima di Fakultas Kedokteran.


Semua kritik itu membangun, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Apakah mau diam menerima atau bangkit membuat pembuktian? Jadikan kelemahanmu sebagai kekuatan, dan jangan biarkan kekuatanmu menjadi sebuah kelemahan, apalagi menjadi bumerang untuk menjatuhkan diri sendiri

Dan dari semua pelajaran-pelajaran hidup itu aku tumbuh menjadi manusia yang saat ini tengah menapaki dunia. Aku tak menjadi besar ketika mendapat pujian, tak juga gentar ketika mendapat cercaan. Kejujuran dan kemandirian adalah prinsip utamaku hingga sekarang. Dan kesadaran akan setiap perbuatan pasti dimintai pertanggungjawaban, membuatku semakin berhati-hati dalam melangkah.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar