Karena kekayaan sesungguhnya adalah ilmu, maka abadikanlah ilmumu dengan menuliskannya -niestarry-
RSS

Rabu, 30 Juli 2014

Beautiful Crochet Bag

Alhamdulillah satu lagi proyek besar liburanku yang selesai.. setelah belajar google sketch up, belajar main gitar, menyelesaikan proposal skripsi, dan sekarang rajutanku selesai.. :)

Ini adalah rajutan besar pertamaku setelah bosan membuat bunga-bunga kecil untuk ros, hiasan baju maupun taplak meja.. Cantik kan..


Dalam pembuatan tas ini ada 7 jenis teknik rajut, yaitu:
1. Untuk body

2. Untuk pangkal tutupnya

 

3. Untuk tengah tutupnya
 

4. Untuk ujung tutupnya

5. Untuk talinya

6. Untuk pangkal talinya

7. Untuk kunci aksesorisnya



Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Minggu, 20 Juli 2014

Dr. Aafia Siddiqui, the Lady of Al Qaeda

Kali ini saya ingin menceritakan seorang tokoh perempuan yang sungguh ditakuti oleh orang Amerika. Meski bagi bangsa Amerika beliau dianggap musuh yang perlu dibinasakan, namun saya mengidolakan beliau seperti teman saya mengidolakan Hitler. Bagi kami, tidak selamanya hitam adalah hitam, karena dibalik hitam tentu ada putih, dan dibalik putih pun pasti ada hitam. sejahat apapun seseorang, pasti ada suatu titik dimana dia bisa dijadikan teladan. Mungkin di beberapa sumber kisah yang saya ceritakan ini tidak benar dan hanya karangan orang Amerika saja, namun, justru saya harap cerita ini benar, karena dari situlah saya terinspirasi. Wallahu a'lam bi showwab. Demikian kisahnya...

Dr. Aafia Siddiqui Ph.D, memiliki 144 gelar dan sertifikat kehormatan dalam bidang Neurologi dari lembaga yang berbeda, satu-satunya ahli saraf di dunia yang memiliki gelar kehormatan Ph.D dari Universitas Harvard, Hafiz-e-Qur’an, Aalima dan berbagai macam penghargaan lainnya. Beliau diculik bersama 3 anaknya oleh agen intelijen AS dari Karachi dengan keterlibatan dinas intelijen Pakistan.

Pada awal tahun 2003, ia diangkat sebagai kurir dan pemodal untuk al-Qaeda oleh Khalid Sheikh Muhammad dan masuk dalam "daftar pencarian" agen FBI. Dia menghilang dan ditangkap di Ghazni, Afghanistan, dengan tuduhan membuat bom dengan kontainer natrium sianida. Siddiqui didakwa di pengadilan distrik federal New York pada bulan September 2008 atas tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan pada sebuah insiden dalam sebuah wawancara dengan otoritas AS di Ghazni. Setelah 18 bulan dalam tahanan, ia diadili dan dihukum pada awal 2010 dan dijatuhi hukuman 86 tahun penjara. 

Dr. Aafia Sidiqqui kini dikenal sebagai "the Lady of Al Qaeda", "Grey Lady of Baghram", "The Ghost of Baghram", dan "The Prisoner 650"



Aafia siddiqui lahir di Karachi, Pakistan, pada tanggal 2 Maret 1972. Dia menghabiskan masa kecilnya di Zambia hingga usia 8 tahun. Dia adalah yang termuda dari tiga bersaudara. Ayah Aafia, Muhammad Siddiqui, adalah seorang dokter dari Inggris dan ibunya, Ismet, adalah ibu rumah tangga yang juga aktif dalam sebuah lembaga sosial. Kakak laki-lakinya adalah seorang arsitek di Texas, sedang kakak perempuannya, Fauzia, adalah seorang neurologist lulusan Harvard yang bekerja di rumah sakit Sinai di Baltimore dan juga mengajar di universitas John Hopkins sebelum kembali ke Pakistan.
Pada 1990 ketika masih berusia 18 tahun Aafia pindah ke Texas, tempat dimana kakak laki-lakinya berada. Awalnya dia mengambil studi di Universitas Houston. Ketika masih tinggal di Texas, Aafia memenangkan sebuah essay tingkat nasional dengan judul “how intercultural attitudes in America helped to shape a multinational world.”
Setelah menghabiskan tiga semester di University of Houston, dia pindah ke Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan mendapatkan beasiswa penuh. Rekan satu kampus Siddiqui mengatakan bahwa ia adalah orang yang pendiam, rajin dan taat pada agama, sangat jauh dari karakter yang digambarkan oleh media sebagai “The Lady of Al Qaeda”. Rekan sekampusnya yang tinggal di asrama pada waktu itu menggambarkan sosok Aafia “Dia adalah orang yang manis dan lembut tutur katanya, dan tidak keras.”
Tekad dalam hidupnya untuk memperbaikan kondisi umat Islam berpengaruh pada prestasi akademiknya. Pada tahun kedua di MIT, dia memenangkan Carrol L Willson Award dan mendapatkan dana hibah sebesar 5,000 US dolar untuk penelitiannya “Islamization in Pakistan and its Effects on Women” (Islamisasi di Pakistan dan Pengaruhnya pada kaum Perempuan) . Sebagai seorang junior Aafia juga mendapatkan beasiswa 1,200 US dolar melalui program dari MIT untuk membantu pengelolaan taman bermain di sekolah dasar Cambridge. Selain prestasinya di bidang akademis, Aafia merupakan sosok yang disegani karena dia adalah seorang hafidzah Quran.
Berbagai macam prestasi gemilangnya tidak lantas menjadikannya sebagai seorang mahasiswa yang hanya berkutat pada diktat kuliah serta kehilangan kepekaan terhadap kondisi dakwah sekitarnya. Disamping menjadi relawan pengajar di Martin Luther King School, selama di MIT, Aafia bergabung dengan organisasi Muslim Student Association (MSA) dan aktif terlibat dalam upaya pengenalan Islam kepada non Muslim dalam rangka lebih memahamkan keimanannya (Islam) dan mengajak mereka pada Islam.
Pada waktu itu, kebanyakan anggota aktif dari MSA sangat terinspirasi pada sosok syaikh Abdullah Azzam. Hingga kemudian mereka mendirikan Kifah Refugee Center (Broklyn, New York) yang mana menjadi organisasi kemanusiaan pada bidang relawan, media serta penggalangan dana untuk mendukung perjuangan umat Islam di Afghanistan dan Bosnia.
Ketika pemerintah Pakistan meminta bantuan dari AS untuk menangani religious ekstrimist pada tahun 1995. Aafia melancarkan kritik keras lewat tulisannya kepada pemerintah Pakistan mengingatkan tentang pentingnya konsepsi al Wala wal Bara, serta lerangan untuk mengambil wali dari orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Aafia Siddiqui mengambil tiga jurusan di MIT pada bidang biologi, antropologi dan arkeologi dan lulus pada tahun 1995 dengan gelar B.S. (Bachellor of Science).
Aafia akhirnya menetap di Massachusetts dan memperoleh gelar PhD dalam bidang neuroscience dari Universitas Brandeis pada tahun 2001. Beliau adalah seorang Muslim yang aktif dalam kegiatan keislaman, sebelum kembali ke Pakistan pada tahun 2002. 

Pada bulan Mei 2004, FBI menyebut Aafia Siddiqui sebagai salah satu dari tujuh Teroris yang Paling Dicari. Keberadaannya tidak diketahui selama lebih dari lima tahun sampai dia dilaporkan ditangkap pada Juli 2008 di Afghanistan. Dalam penangkapannya, polisi Afghanistan mengatakan dia membawa dompet yang berisi catatan  berupa tulisan tangan dan komputer thumb drive yang berisi cara untuk membuat bom konvensional dan senjata pemusnah massal, petunjuk tentang cara membuat mesin penembak pesawat tak berawak AS, deskripsi landmark New York City dengan tujuan serangan massal, dan dua pon sodium sianida dalam botol kaca.

Tak lama setelah penangkapan paman dari suaminya yang kedua, Khalid Sheikh Mohammed, yang merupakan perencana utama dugaan serangan 11 September, beliau diculik bersama ketiga anaknya. Khalid Mohammed dilaporkan menyebut nama Siddiqui ketika ia sedang diinterogasi. Hal tersebut menyebabkan beliau masuk dalam "daftar pencarian" agen  FBI dalam rangka Perang Melawan Terorisme. Menurut berkas yang disusun oleh para penyelidik PBB untuk Komisi 9/11 pada tahun 2004, Aafia Siddiqui, menggunakan alias Fahrem atau Feriel Shahin, adalah salah satu dari tujuh tersangka anggota al-Qaeda yang membeli berlian darah senilai $ 19.000.000 di Monrovia, Liberia, beberapa waktu sebelum serangan 11 September 2001. Berlian dibeli karena merupakan aset yang tidak bisa dilacak, aset tersebut akan digunakan untuk mendanai operasi al-Qaeda. Pengacara Siddiqui memperlihatkan tanda terima kartu kredit dan catatan lain yang menunjukkan bahwa Siddiqui berada di Boston pada saat itu. 


Selama 5 tahun, keberadaan Dr. Siddiqui dan tiga anaknya tidak diketahui hingga perwira kepolisian Afghanistan di propinsi Ghazni menyatakan di bulan Juli 2008 bahwa Dr Siddiqui ditangkap dengan tuduhan terorisme. Ia sekang disekap di penjara di Brooklyn, New York– Dr Siddiqui yang memiliki dual kewarganegaraan AS dan Pakistan kini menghadapi pengadilan AS dengan tuduhan usaha pembunuhan terhadap personil angkatan bersenjata AS di Afghanistan. Keberadaan tiga anaknya hingga kini belum diketahui.

Pengacaranya dan berbagai organisasi HAM (hak asasi manusia) meyakini bahwa setelah menghilang, Dr. Siddiqui disekap di pangkalan militer AS Bagram di Afghanistan. Organisasi tersebut dan keluarganya mengklaim bahwa selama itu dia telah disiksa hingga kehilangan pikiran. Mereka percaya bahwa dia adalah ‘Tahanan 650′ di Bagram, sebagaimana diceritakan oleh tahanan lainnya yang berhasil melarikan diri dari atau dilepaskan dari penjara, sebagai satu-satunya wanita yang disekap dalam tahanan, jeritan dan teriakannya kerap menghantui tahanan lainnya. Anggota parlemen Lord Nazir Ahmed yang mengangkat isu tentang kondisi Tahanan 650 di House of Lord, saat identitas tahanan 650 itu belum diketahui, berkata bahwa dia telah disiksa dan kerap diperkosa oleh sipir penjara. Lord Nazir juga mengatakan bahwa Tahanan 650 tidak diberikan toilet yang terpisah bahkan tahanan yang lain pun bisa melihat tubuhnya ketika mandi.

Penistaan terhadap Aafia Siddiqui tidak berhenti di Bagram. Kini ia ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn, dan dipaksa untuk diperiksa dengan melepaskan seluruh pakaiannya setiap kali ia hendak bertemu dengan pengacaranya, diplomat Pakistan, dan anggota keluarganya. Ini semua dilakukan bahkan ketika kantor penjara sudah melarang adanya kontak fisik antara dia dengan siapapun. Saudara perempuan kita ini menolak penistaan semacam ini dan akibatnya harus melepaskan haknya untuk bertemu dengan pengacaranya dalam banyak kesempatan.



Suatu hari dalam penahanannya di markas polisi, Siddiqui ditembak dan terluka parah. Interogator-nya mengatakan dia merebut senapan dari balik tirai kemudian menembaki mereka. Namun, menurut Siddiqui, ia hanya berdiri untuk melihat siapa yang berada di seberang tirai dan hal tersebut mengejutkan tentara, satu diantaranya kemudian menembaknya. Ia mendapat pertolongan medis untuk luka-lukanya di Bagram Air Base dan diterbangkan ke AS untuk disidang di pengadilan federal New York City dengan tuduhan percobaan pembunuhan dan serangan bersenjata pada petugas AS dan karyawan. Dia membantah tuduhan tersebut. Setelah mendapat evaluasi psikologis dan terapi, hakim menyatakan dia secara mental siap untuk menghadapi persidangan. Selama proses persidangan Siddiqui banyak menginterupsi proses sidang dengan ledakan kata-kata sehingga harus dikeluarkan dari ruang sidang beberapa kali. Hakim menghukumnya atas semua tuntutan pada bulan Februari 2010.

Jaksa berpendapat bahwa "pertumbuhan terorisme" membutuhkan jangka waktu seumur hidup. Pengacara Siddiqui meminta keringanan hukuman 12 tahun, dengan alasan bahwa dia menderita penyakit mental. Tuduhan terhadap dirinya semata-mata karena menembak, dan seharusnya Siddiqui tidak didakwa dengan kejahatan yang berkaitan dengan terorisme.

Amnesty International memantau persidangan untuk memastikan adanya keadilan. Empat anggota parlemen Inggris menyebut sidang tersebut sebagai "a grave miscarriage of justice" karena melanggar Konstitusi Amerika Serikat amandemen Keenam sebagaimana kewajiban Amerika Serikat sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan mereka menuntut pembebasan Siddiqui. Dalam sebuah surat kepada Barack Obama, mereka menyatakan bahwa bukti ilmiah dan forensik yang mengaitkan Siddiqui ke senjata yang disinyalir digunakannya dalam penembakkan sangat kurang. Pendukung Siddiqui sangat banyak, termasuk beberapa organisasi hak asasi manusia internasional,. Mereka mengklaim bahwa Siddiqui bukanlah ekstrimis dan dia beserta anaknya yang masih kecil ditahan secara ilegal, diinterogasi dan disiksa oleh intelijen Pakistan dan pemerintah AS selama lima tahun dia menghilang . Pemerintah AS dan Pakistan membantah semua klaim tersebut.

Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Aafia_Siddiqui
http://halaqah.net/v10/index.php?topic=19587.0
http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/28/dunia-barat-dan-penguasa-muslim-harus-malu-terkait-kasus-dr-aafia-siddiqui/
http://shoutussalam.com/2012/01/dr-aafia-siddiquiaktivis-dakwahilmuwanhafidzahdan-ibu/
http://www.arrahmah.com/news/2013/05/08/dr-aafia-siddiqui-sang-tahanan-650.html
http://www.presstv.com/detail/2013/07/22/314973/the-strange-case-of-aafia-siddiqui/
http://www.rense.com/general84/dg.htm


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Siapakah ISIS itu?

Islamic State Iraq and Syam (ISIS) adalah negara (khalifah) baru yang terbentuk akibat perang Suriah -meskipun belum dapat pengakuan dari negara lain-. Khalifah baru untuk umat Muslim sedunia yang diproklamirkan ISIS adalah Abu  Bakar al-Baghdadi. Awalnya ISIS disinyalir sebagai bentuk kebangkitan umat muslim, namun seiring keberjalanan waktu kedok mereka mulai terbuka perlahan-lahan. Keberadaan ISIS ternyata sudah diprediksi oleh Rasulullah sebelumnya.

Ali bin Abi Thalib murid setia Rasulullah saw, yang mana tentangnya Rasul saw telah sabdakan bahwa : "Ana Madinatul ilmi wa 'Aliyyun Babuha (Aku Kota ilmu dan Ali adalah Pintunya). 
1.400 tahun yang silam, Ali telah mengingatkan akan datangnya Gerombolan Bengis ISIS, Al Nusro, dll yang akan mengibarkan Panji-Panji Hitam yang Menyerupai Panji-Panji Hitam al-Mahdi.

Ucapan beliau terekam dalam literatur Hadits Ahlus Sunnah wal Jama'ah, yakni dalam kitab Kanzul Ummal yang dihimpun oleh Ulama Besar Ahlus Sunnah yang bernama Al Muttaqi Al Hindi pada riwayat nomer 31.530, Ali berkata :

"Jika kalian melihat bendera-bendera Hitam, tetaplah kalian ditempat kalian berada, jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian (artinya tetap tenang, jangan menyambut seruan mereka, jangan larut dalam euforia mendukung pasukan itu), kemudian akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya), tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi (hati keras membatu jauh dari cahaya Hidayah), mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah (pemilik Negara,saat ini ISIS telah mengumumkan berdirinya Daulah Islam di Iraq dan Syam), mereka tidak pernah menepati janji,mereka berdakwah pada Al Haq (kebenaran) tapi mereka bukan Ahlul Haq (pemegang kebenaran), NAMANYA DARI SEBUAH JULUKAN, MARGANYA DARI NAMA DAERAH, rambut mereka tak pernah dicukur,panjang seperti rambut perempuan,jangan bertindak apapun sampai nanti terjadi perselisihan diantara mereka sendiri, kemudian Allah mendatangkan kebenaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya."

Namanya adalah julukan = Nama yang diawali dengan kata "ABU"

Marganya dari nama daerah = Al-Baghdadi merujuk kepada ibu kota Iraq saat ini yakni Baghdad.

Abu Bakar Al-Baghdadi : pemimpin ISIS yang telah mengumumkan dirinya sebagai Khalifah / Amirul Mu'miniin.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sabtu, 19 Juli 2014

Tips dan Trik lolos ujian tulis masuk kedokteran

Bulan Juli, euforia kelulusan siswa-siswi SMA mulai mereda, dan berganti menjadi kecemasan menghadapi ujian yang lebih berat, ya, pengumuman kelulusan ujian masuk perguruan tinggi. Tanggal 16 Juli kemarin adalah hari yang mendebarkan bagi sebagian besar tamatan SMA karena pada hari tersebut diumumkan apakah mereka berhasil diterima di perguruan tinggi favorit mereka ataukah harus berjuang kembali. Ada sebagian siswa yang gembira karena berhasil diterima di pilihan pertama mereka, ada yang cukup bersyukur diterima di pilihan kedua dan selanjutnya, serta ada pula yang harus tetap berjuang karena belum diterima.

Nah, di post kali ini saya bermaksud membagi tips dan trik agar lolos seleksi penerimaan mahasiswa baru berdasarkan pengalaman pribadi dan nasihat dari senior maupun guru-guru saya.

Pertama, kenali potensi dan passionmu.
Setiap orang itu cerdas. Hanya saja letak kecerdasan setiap orang berbeda-beda. Temukan passion-mu dan  gali bakatmu. Tidak perlu takut untuk keluar dari zona nyaman dan anti-mainstream, tidak perlu gengsi pada teman-teman yang mengambil jurusan mainstream, pastikan bahwa jurusan yang akan kamu pilih nanti sesuai dengan minat dan bakatmu. Karena sesungguhnya yang menentukan kesuksesan seseorang adalah dirinya sendiri, jika seseorang merasa nyaman maka tentu hasil yang dicapai akan lebih baik dibandingkan mereka yang berada dalam tekanan dan kejenuhan. Jangan sampai mengambil jurusan kedokteran hanya karena gengsi atau permintaan orang tua, karena sekali masuk kedalam dunia medis, kamu tidak akan pernah bisa keluar.


Kedua, buat target.
Setelah mengetahui passion dan bakatmu, tulislah jurusan yang sesuai dengan passion-mu itu di tempat yang mudah kamu lihat. Jurusan itu adalah target utamamu. Setelah itu gali informasi sebanyak-banyaknya mengenai jurusan tersebut, termasuk passing grade-nya. Buat sebuah flow chart, yang isinya langkah-langkah yang bisa kamu ambil untuk mencapai target itu. Kalau perlu, buatlah timeline kapan kamu harus menyelesaikan langkah-langkah itu, ini adalah target kecilmu.


Ketiga, kenali kelemahanmu.
Dalam seleksi masuk perguruan tinggi, diuji kemampuan dasar, kemampuan IPA dan Tes Potensi Akademik (TPA). Untuk tes potensi akademik, faktor terbesar yang menentukan kelulusan adalah kecerdasan siswa sendiri. Meski begitu, pembiasaan mengerjakan latihan soal TPA dapat meningkatkan 5 -7 % skor TPA-nya. Skor tes TPA ini sangat penting karena memiliki porsi 60% dari nilai akhir, sementara kemampuan dasar dan IPA hanya menentukan 40%. Apabila skor TPA lebih dari 80%, maka siswa tersebut kemungkinan besar diterima di fakultas kedokteran universitas ternama. Apabila skornya 70-80% maka siswa tersebut boleh optimis namun tetap harus mempertimbangkan pilihan kedua. Dan apabila skornya kurang dari 70 disarankan menurunkan target dengan memilih jurusan lain yang lebih tendah passing gradenya atau memilih tetap di sekolah kedokteran namun di universitas yang berada di level lebih rendah.Untuk tes kemampuan dasar, setidaknya kamu berhasil menguasai 60%. Untuk kemampuan ipa, karena masing-masing terdiri dari 15 soal, kamu harus menempatkan prioritas di keilmuan mana kamu merasa lebih baik. Kamu tidak harus menguasai semuanya, karena nilai akhir adalah nilai akumulasi persentil dari masing-masing bidang ilmu.Gambarannya seperti ini:
1. Bahasa Indonesia. Karena pelajaran ini gampang-gampang susah, rata-rata siswa berhasil menjawab 8 soal.
2. Bahasa Inggris. Pelajaran ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mereka biasanya hanya mampu menjawab benar 7 soal.
3. Matematika dasar. Pelajaran ini juga dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, dan seperti bahasa inggris, rata-rata peserta ujian hanya mampu menjawab benar 7 soal.
4. Matematika IPA dan Fisika. Kedua mata ujian ini dianggap momok oleh sebagian besar siswa. Mereka seringkali merasa kesulitan dan hanya mampu menjawab benar 6 soal saja.
5. Kimia dan biologi. Sebaliknya, kedua mata ujian ini justru dianggap mudah oleh sebagian besar siswa, mereka minimal bisa menjawab benar 10 soal.
Jika kamu memiliki passion di salah satu mata ujian diatas, kamu bisa belajar lebih untuk memaksimalkan skor, jika tidak passion, kamu hanya perlu menjawab benar sebanyak soal rata-rata yang bisa dikerjakan saja, sisanya dikosongkan, namun tidak boleh ada satu pun yang salah. Apabila ragu-ragu dan takut salah, kamu karus mampu menjawab lebih banyak. Intinya, kamu harus mampu melampaui target minimal yaitu rata-rata siswa biasa walaupun hanya sedikit.

Contoh:
Kamu mahasiswa biasa, nilai pelajaran dasar standar, tidak suka matematika, fisika, maupun kimia, tapi kamu unggul di biologi, maka minimal kamu harus menjawab benar 8 soal bahasa indonesia, 7 bahasa inggris, 7 matematika dasar, 6 matematika, 6 fisika, 10 kimia, dan minimal 11 biologi.


Terakhir, selalu berdoa, berbakti pada orang tua, perbanyak sedekah dan hindari maksiat.
Karena usaha manusia sekeras apapun hanya bisa mencapai 80% keberhasilan, sedangkan 20% sisanya adalah karena faktor X. Faktor X tersebut adalah kekuasaan Allah. Mungkin 20% terlihat kecil, tapi tanpanya tidak akan pernah mencapai 100%. Untuk mendapatkan faktor X ini caranya bisa bermacam-macam, tapi yang paling utama adalah dari orang tua. Karena ridho Allah itu berasal dari ridho orang tua, dan murka Allah berasal dari murka orang tua.


Semoga sedikit tips dan trik ini membantu adik-adik semua dalam mewujudkan cita-cita. :)

Baca juga:
1. Biaya kuliah kedokteran dari waktu ke waktu
2. Cerita kehidupan mahasiswa kedokteran

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Biaya kuliah kedokteran dari waktu ke waktu

"Jer basuki mawa bea", itulah pepatah Jawa yang secara tepat mengatakan bahwa "Setiap keberhasilan, ada harga yang perlu dibayarkan", maksudnya setiap pencapaian itu memerlukan usaha, jika menginginkan kebahagiaan maka diperlukan pengorbanan. :)



Sekolah kedokteran adalah mimpi bagi sebagian besar anak Indonesia saat ini. Tentu tidak semua dari mereka beruntung untuk bisa menikmati kesempatan ini. Mereka harus cerdas, rajin, bersungguh-sungguh dan mampu membayar biaya kuliah yang semakin mahal dari waktu ke waktu. Tapi untungnya, masih banyak beasiswa dari pemerintah maupun pihak lain yang siap mengcover generasi-generasi emas bangsa yang tidak mampu.

Tahun ini, Prodi Kedokteran FK UNS kembali membuka kesempatan bagi lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan, kursi yang disediakan untuk mahasiswa baru sebanyak 250 kursi. Untuk proses seleksinya dapat melalui jalur SNMPTN (berdasarkan nilai sekolah, tidak perlu tes tulis), SBMPTN (ujian tulis nasional), dan UMB-PT (ujian tulis mandiri).

Nah, selain jalur masuknya ada bermacam-macam, ternyata penggolongan uang kuliahnya juga bermacam-macam.

Pada angkatan 2011, besarnya biaya kuliah hanya dibedakan berdasar jalur masuk menjadi 2, yaitu: reguler (untuk jalur SNMPTN undangan maupun tulis) dan swadana . Mahasiswa reguler membayarkan uang pangkal sebesar 5 juta, IOM 9 juta, dan biaya per semester 2,5 juta. Sedangkan mahasiswa swadana membayarkan uang pangkal sebesar 125 juta, tidak perlu membayar IOM, dan biaya per semester tetap sama, yaitu 2,5 juta.

Untuk angkatan 2012, besarnya biaya kuliah tetap berdasarkan jalur masuk, namun dengan sistem UKT (Uang Kuliah Tunggal). Sistem ini pada dasarnya dibuat untuk menghindari pungutan liar di perguruan tinggi dan membebaskan uang pangkal. Berdasarkan sistem tersebut mahasiswa reguler membayar sebesar 5 juta/semester dan mahasiswa swadana sebesar 21 juta/semester.

Untuk angkatan 2013, pembiayaan masih tetap menerapkan sistem UKT, namun pembagian berdasar jalur masuk yang diubah. Dalam hal ini  mahasiswa yang masuk melalui jalur SNMPTN (berdasar nilai sekolah, tanpa tes tulis) membayar biaya kuliah sebesar 5 juta/semester, SBMPTN (tes tulis nasional) 7,5 juta/semester, dan UMB-PT (tes tulis mandiri) 12 juta/semester.

Nah, untuk angkatan 2014 ini, aturan tentang biaya kuliah berubah lagi, dan kali ini pembagian besarnya biaya kuliah didasarkan pada besarnya gaji orang tua. Menurut saya, pembagian dengan sistem ini adalah pembagian yang paling adil. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
Golongan I : 500.000/semester, untuk gaji orang tua 0 - 500.000
Golongan II : 1.000.000/semester, untuk gaji orang tua 500.000 - 1.000.000
Golongan III : 8.000.000/semester, untuk gaji orang tua 3.000.000 - 4.000.000
Golongan IV : 12.000.000/semester, untuk gaji orang tua 4.000.000 - 5.000.000
Golongan V : 17.500.000/semester, untuk gaji orang tua >5.000.000


Baca juga:
1. Tips dan trik lolos ujian masuk kedokteran
2. Cerita kehidupan mahasiswa kedokteran

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KKN FK UNS

Sehari setelah pemilu, tanggal 10 juli kemarin, rektor UNS melepas lebih dari 2000 mahasiswa untuk melaksanakan KKN. Yup, tahun ini UNS kembali memberlakukan KKN sebagai salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa S1 setelah vakum selama 13 tahun lebih. Pemberlakuan wajib KKN ini dalam rangka memenuhi poin ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.


KKN kali ini diikuti oleh mahasiswa angkatan 2011 dari semua fakultas, yaitu FSSR, FISIP, FH, FEB, FMIPA, FKIP, FK, FP dan FT, yang telah memenuhi 110 SKS. Mereka disebar ke 15 kabupaten di Jawa tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Sebelumnya UNS juga telah memberangkatkan 40 mahasiswa KKN vokasi pada bulan februari, dan setelah ini UNS kembali akan mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti KKN kebangsaan di Kalimantan.

Sejak awal, seluruh mahasiswa angkatan 2011 memang sudah disosialisasikan mengenai akan diberlakukannya wajib KKN kembali, untuk itu mereka diwajibkan membayar 1,2 juta untuk keperluan KKN selama 6 minggu, dengan rincian biaya hidup (makan, listrik, air, tempat tinggal) 900.000, atribut 75.000, transportasi 200.000, asuransi dan keperluan lain 25.000. Sedangkan untuk biaya program dicarikan dari pihak ketiga.

Memang, karena KKN baru pertama kali dilaksanakan, dan mehasiswa yang menjadi peserta KKN sangat banyak, sementara petugas UPKKN hanya 5 orang, maka selama persiapannya memiliki banyak kendala, baik kendala internal yaitu yang berasal dari mahasiswa sendiri mupun stake holder universitas, maupun kendala eksternal yaitu dari pemerintah kabupaten, dan lain sebagainya. Namun pada akhirnya semua dapat berjalan dengan lancar. :)

Karena judul post ini adalah KKN FK UNS, saya akan membahas lebih mendetail mengenai situasi dan kondisi mahasiswa FK UNS ketika dihadapkan dengan program KKN, terutama untuk mahasiswa Pendidikan Dokter, karena kebetulan tahun ini dari FK hanya prodi Pendidikan Dokter yang melaksanakan KKN, sedangkan Prodi Psikologi akan melaksanakannya pada bulan januari mendatang.

Setelah semester 5 berakhir, mahasiswa yang telah memenuhi 110 SKS dipersilahkan mengambil mata kuliah KKN untuk semester 6. Sebelumnya mahasiswa tersebut wajib menyelesaikan administrasi berupa melunasi biaya KKN sebesar 1,2 juta dan surat keterangan sehat dari Medical Center. Setelah mahasiswa mengisikan makul KKN ke KRS semester 6 dan diverivikasi oleh pihak UPKKN, mahasiswa dipersilahkan memilih kelompok, lokasi dan tema yang dia inginkan.

Namun ternyata, dalam keberjalanannya, ketika data yang masuk dari pendaftar diolah oleh UPKKN, ternyata ditemukan ketimpangan yang menyebabkan kelompok mahasiswa terpaksa harus diacak kembali untuk meratakan sebaran. Sebaran yang dimaksud adalah sebaran gender dan sebaran bidang keilmuan.
Hal tersebut dikarenakan ada banyak kelompok yang isinya mahasiswa perempuan semua tanpa mahasiswa laki-laki, dan kelompok yang isinya mahasiswa non-eksakta semua tanpa mahasiswa eksakta. Nah, perubahan kelompok yang mendadak dan tanpa informasi sebelumnya ini menimbulkan reaksi dari kalangan mahasiswa kedokteran. Mereka merasa kecewa dan melakukan protes pada pihak UPKKN. Namun setelah dilakukan audiensi dan diberikan penjelasan, akhirnya mahasiswa bisa menerimanya.

Akhirnya, pemberangkatan pun dilaksanakan. Upacara pelepasan mahasiswa KKN dilaksanakan di halaman rektorat UNS dan dipimpin langsung oleh rektor UNS. Terselenggaranya upacara tersebut tak lain dan tak bukan adalah hasil dari jerih payah banyak pihak, terutama UPKKN, dan mahasiswa KKN vokasi yang suka rela membantu.


Walaupun pada awalnya sebagian mahasiswa merasa keberatan karena adanya kepentingan akademis, kepentingan keluarga, dan lain sebaginya, setelah KKN dilaknsanakan, ternyata mereka antusias dan bersemangat untuk mengikutinya. Hal ini terlihat dari banyaknya perubahan status mahasiswa di sosial media dari yang semula penuh komplain, sekarang mereka lebih sering meng-upload status syukur, gembira dan bahagia serta foto-foto mereka. Seneng banget lihat temen-temen bahagia dengan KKN mereka. :)

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Senin, 14 Juli 2014

Shalahuddin Al Ayyubi dan Perang Salib

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M) Jerussalam dapat dikuasai oleh kaum muslimin dengan suatu penyerahan kuasa secara damai. Sayidina Umar sendiri datang ke Jerussalem untuk menerima penyerahan kota Suci itu atas desakan dan persetujuan Uskup Agung Sophronius.
Berabad abad lamanya kota itu berada di bawah ajaran Islam, tapi penduduknya bebas memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanpa ada gangguan. Orang-orang Kristen dari seluruh dunia bebas datang untuk mengerjakan ibadah di kota Suci itu dan mengerjakan upacara keagamaannya. Orang-orang Kristen dari Eropa datang mengerjakan ibadah dalam jumlah rombongan yang besar dengan membawa obor dan pedang seperti tentara. Sebagian dari mereka memainkan pedang dengan dikelilingi pasukan gendang dan seruling diiringi oleh pasukan bersenjata lengkap.
Sebelum Jerussalem dikuasai Kerajaan Seljuk pada tahun 1070, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, kerana dasar toleransi agama. Setelah Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu dilarang dengan alasan keselamatan. Mungkin kerana upacara tersebut semakin berbahaya. Terebih rombongan yang melaksanakan upacara itu sering menyebabkan kegaduhan dan huruhara. Disebutkan bahwa pada tahun 1064 ketua Uskup memimpin pasukan sebanyak 7000 orang jemaah yang terdiri dari Baron-baron dan para pahlawan telah menyerang orang-orang Arab dan orang-orang Turki.

Tindakan Seljuk  itu  menjadi kesalahpahaman dengan orang-orang Eropa. Pemimpin-pemimpin agama mereka menganggap bahwa kebebasan agamanya diganggu oleh orang-orang Islam dan merekan menyeru agar Tanah Suci itu dibebaskan dari genggaman umat Islam. Patriach Ermite adalah tokoh yang paling lantang membangkitkan kemarahan umat Kristen. Dalam usahanya untuk menarik simpati umat Kristen, Ermite berkeliling Eropa dengan mengenderai seekor keledai sambil memikul kayu Salib besar, berkaki ayam dan berpakaian compang camping. Dia berpidato di hadapan orang-orang di dalam gereja, di jalan-jalan raya atau di pasar-pasar. Katanya, dia melihat pelecehan kesucian ke atas makam Nabi Isa oleh Kerajaan Turki Seljuk. Diceritakan bahwa penganut Kristen telah dihina, dizalimi dan dinista oleh orang-orang Islam di Jerussalem. Bersama dengan itu, dia mengajak orang-orang agar bangkit berperang untuk membebaskan Jerussalem dari tangan orang Islam. Hasutan Ermite pun berhasil. 
Paus Urbanus II mengumumkan ampunan seluruh dosa bagi yang bersedia dengan suka rela mengikuti Perang Suci itu, walaupun sebelumnya dia merupakan seorang perompak, pembunuh, pencuri dan sebagainya. Maka keluarlah ribuan umat Kristen memikul senjata untuk mengikuti perang. Pasukan ini diperintahkan untuk meletakkan tanda Salib di badannya, oleh kerana itulah perang ini disebut Perang Salib.
Paus Urbanus menetapkan keberangkatan tentera Salib menuju Timur Tengah pada tanggal 15 Ogos 1095, tapi kalangan awam tidak sabar menunggu lebih lama karena dijanjikan dengan berbagai kebebasan, kemewahan dan ampunan. Mereka mendesak Patriach Ermite agar berangkat memimpin mereka. Maka Ermite pun berangkat dengan 60,000 orang pasukan, kemudian disusul oleh kaum tani dari Jerman seramai 20.000, datang lagi 200,000 orang menjadikan jumlah keseluruhannya 300,000 orang lelaki dan perempuan. Sepanjang perjalanan, mereka di izinkan merampok, memperkosa, berzina dan mabuk-mabukan. Setiap penduduk negeri yang dilaluinya, selalu mengelu-elukan dan memberikan bantuan seperlunya.
Akan tetapi sesampainya di Hongaria dan Bulgaria, sambutan yang mereka terima sangat dingin, hal itu menyebabkan pasukan Salib yang sudah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. Walau pun mereka sama-sama beragama Kristen, namun mereka tidak senang dan melawan. Terjadilah pertempuran sengit dan pembunuhan yang mengerikan. Dari 300,000 orang pasukan Salib itu hanya 7000 sahaja yang selamat sampai di Semenanjung Thracia di bawah pimpinan sang Rahib.
Ketika pasukan Salib telah mendarat di pantai Asia kecil, pasukan kaum Muslimin yang di pimpin oleh Sultan Kalij Arselan telah menyambutnya dengan ayunan pedang. Maka terjadilah pertempuran sengit antara kaum Salib dengan pasukan Islam yang berakhir dengan hancur binasanya seluruh pasukan Salib itu.
Setelah pasukan tersebut musnah sama sekali, munculah pasukan Salib yang dipimpin oleh anak-anak Raja Godfrey dari Lorraine Perancis, Bohemund dari Normandy dan Raymond dari Toulouse. Mereka berkumpul di Konstantinopel dengan kekuatan 150,000 pasukan, mereka kemudian menyeberang selat Bosfur dan memasuki wilayah Islam bagaikan air bah. Pasukan kaum Muslimin yang hanya berkekuatan 50,000 orang bertahan mati-matian di bawah pimpinan Sultan Kalij Arselan.
Satu persatu kota dan Benteng kaum Muslimin jatuh ke tangan kaum Salib, memaksa Kalij Arselan mundur dari satu benteng ke benteng yang lain sambil menyusun kekuatan dan taktik baru. Bala bantuan kaum Salib datang berbondong-bondong dari negara-negara Eropa. Sedangkan Kalij Arselan tidak dapat mengharapkan bantuan dari wilayah-wilayah Islam yang lain, kerana mereka sibuk dengan kemelut negeri masing-masing.
Setelah terjadi pertempuran sekian lama, akhirnya kaum Salib dapat mengepung Baitul Maqdis, tapi penduduk kota Suci itu tidak menyerah kalah begitu saja. Mereka telah berjuang dengan jiwa raga mempertahankan kota Suci itu selama satu bulan. Akhirnya pada 15 Julai 1099, Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka. Berlakulah keganasan luar biasa yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Kaum kafir Kristian itu menyembelih muslim laki-laki, perempuan dan anak-anak dengan sangat ganasnya. Mereka juga membantai orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang enggan bergabung dengan kaum Salib. Keganasan kaum Salib Kristian yang sangat keterlaluan itu dikutuk oleh para saksi dan penulis sejarah yang terdiri dari berbagai agama dan bangsa.
Seorang ahli sejarah Perancis, Michaud berkata: "Pada saat penaklukan Jerussalem oleh orang Kristen tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Jerussalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang yang kalah itu. Beberapa orang mencoba mengelak dari kematian dengan cara bersembunyi di benteng, berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di masjid-masjid. Namun mereka tetap  tidak dapat menyembunyikan diri dari pengejaran orang-orang Kristen itu.
Tentera Salib mendatangi Masjid Umar, di mana orang-orang Islam mencoba mempertahankan diri selama beberapa lama menambahkan lagi adegan-adegan yang mengerikan yang menodai penaklukan Titus. Tentara infanteri dan kaveleri lari tunggang langgang di antara para buruan. Di tengah huru-hara yang mengerikan itu yang terdengar hanya rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu menginjak-injak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang menyelamatkan diri dengan sia-sia.
Raymond dAgiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan: "Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah dalamnya menyentuh lutut dan mencapai tali kekang kuda."
Michaud berkata: "Semua yang lolos dari pembantaian pertama, dan yang ditahan untuk mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan atap-atap rumah, dibakar hidup - hidup , diseret dari tempat persembunyian bawah tanah, diseret di hadapan umum dan dibunuh di tiang gantungan.
Air mata wanita, tangisan anak-anak, pemandangan di tempat Yesus Kristus memberikan ampun kepada para algojonya, sama sekali tidak dapat meredakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu. Penyembelihan itu berlangsung selama seminggu. Beberapa orang yang berhasil melarikan diri, dibunuh atau disiksa dengan kerja paksa yang mengerikan."
Gustav Le Bon menggambarkan penyembelihan kaum Salib Kristian dengan kata-katanya: "Kaum Salib yang "bertakwa" itu melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerusakan dan penganiayaan, mereka mengadakan suatu mufakat yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk Baitul Maqdis yang terdiri dari kaum Muslimin dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristen yang tidak memberikan bantuan pada mereka yang jumlahnya mencapai 60,000 orang. Orang-orang itu dibunuh dalam waktu 8 hari saja termasuk perempuan, anak-anak dan orang tua, tidak seorang pun terkecuali.
Ahli sejarah Kristen yang lain, Mill, mengatakan: "Saat itu diputuskan bahawa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu diseret ke tempat-tempat umum dan dibunuh. Kaum wanita yang sedang menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki dibantai dengan kejam. Tanah padang, jalan-jalan, dan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Jerusssalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh anak-anak yang terkoyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang tergerak untuk berbuat kebaikan melihat peristiwa mengerikan itu."
Jatuhnya kota Suci Baitul Maqdis ke tangan kaum Salib telah mengejutkan para pemimpin Islam. Mereka tidak menyangka kota Suci yang telah dikuasainya selama lebih 500 tahun itu terlepas dalam sekejap mata. Mereka sadar akan kesalahan mereka kerana berpecah belah. Para ulama telah berembug dengan para Sultan, Amir dan Khalifah agar menindaklanjuti perkara ini.
Usaha mereka berhasil. Semua pemimpin negara Islam itu bersedia bergabung untuk merebut kembali kota Suci Baitul Maqdis. Di antara pemimpin yang paling gigih dalam usaha mengusir tentera Salib itu ialah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Amir Nuruddin Zanki dengan dibantu oleh panglima Asasuddin Syirkuh.
Setelah hampir empat puluh tahun kaum Salib menduduki Baitul Maqdis, Shalahuddin Al-Ayyubi baru lahir ke dunia. Keluarga Shalahuddin taat beragama dan berjiwa pahlawan. Ayahnya, Najmuddin Ayyub adalah seorang yang termasyhur dan beliau pulalah yang memberikan pendidikan awal kepada Shalahuddin. Sholahuddin Yusuf bin Najmuddin Ayyub dilahirkan di Takrit Irak pada tahun 532 Hijrah /1138 Masihi dan wafat pada tahun 589 H/1193 M di Damsyik. Sholahuddin terlahir dari keluarga Kurdish di kota Tikrit (140km barat laut kota Baghdad) dekat sungai Tigris pada tahun 1137M. Masa kecilnya selama sepuluh tahun dihabiskan belajar di Damaskus di lingkungan anggota dinasti Zangid yang memerintah Syria, yaitu Nuruddin Zangi.
Selain belajar Islam, Sholahuddin pun mendapat pelajaran kemiliteran dari pamannya Asaddin Shirkuh, seorang panglima perang Turki Seljuk. Kekhalifahan. Bersama dengan pamannya Sholahuddin menguasai Mesir, dan menggantikan sultan terakhir dari kekhalifahan Fatimiah (turunan dari Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad SAW).
Pada tahun 549 H/1154 M, panglima Asasuddin Syirkuh memimpin tenteranya merebut dan menguasai Damsyik. Shalahuddin yang ketika itu baru berusia 16 tahun turut serta sebagai pejuang. Pada tahun 558 H/1163 Masehi, panglima Asasuddin membawa Shalahuddin Al-Ayyubi yang ketika itu berusia 25 tahun untuk menundukkan Daulat Fatimiyah di Mesir yang diperintah oleh Aliran Syiah Ismailiyah yang semakin lemah. Usahanya berhasil. Khalifah Daulat Fatimiyah terakhir Adhid Lidinillah dipaksa oleh Asasuddin Syirkuh untuk menandatangani perjanjian. Akan tetapi, Wazir besar Shawar merasa iri melihat Syirkuh semakin popular di kalangan istana dan rakyat.
Dengan sembunyi-sembunyi dia pergi ke Baitul Maqdis dan meminta bantuan dari pasukan Salib untuk mengusir Syirkuh dari di Mesir. Pasukan Salib yang dipimpin oleh King Almeric dari Jerussalem menerima baik sambutan itu. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Asasuddin dengan King Almeric yang berakhir dengan kekalahan Asasuddin. Setelah menerima syarat-syarat damai dari kaum Salib, panglima Asasuddin dan Shalahuddin diperbolehkan kembali ke Damsyik.
Kerjasama Wazir besar Shawar dengan orang kafir itu telah menimbulkan kemarahan Amir Nuruddin Zanki dan para pemimpin Islam lainnya termasuk Baghdad. Lalu dipersiapkanlah tentera yang dipimpin oleh panglima Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi untuk menghukum si pengkhianat Shawar. King Almeric segera menyiapkan pasukannya untuk melindungi Wazir Shawar setelah mendengar kemaraan pasukan Islam. Akan tetapi Panglima Syirkuh kali ini bertindak lebih matang dan berhasil membinasakan pasukan King Almeric dan mengusirnya dari bumi Mesir.
Panglima Shirkuh dan Shalahuddin kemudian menuju ke ibu kota Kaherah dan mendapat tentangan dari pasukan Wazir Shawar. Akan tetapi pasukan Shawar hanya dapat bertahan sebentar saja, dia sendiri melarikan diri dan bersembunyi. Khalifah Al-Adhid Lidinillah terpaksa menerima dan menyambut kedatangan panglima Syirkuh untuk kedua kalinya.
Suatu hari panglima Shalahuddin Al-Ayyubi berziarah ke makam seorang wali Allah di Mesir, ternyata Wazir Besar Shawar bersembunyi di situ. Shalahuddin segera menangkap Shawar, dibawa ke istana dan kemudian dihukum mati.
Khalifah Al-Adhid melantik panglima Asasuddin Syirkuh menjadi Wazir Besar menggantikan Shawar. Wazir Baru itu memperbaiki setiap institusi kerajaan secara bertahap. Sementara panglima Shalahuddin Al-Ayyubi diperintahkan membawa pasukannya membersihkan di kota-kota sepanjang sungai Nil sampai Assuan di sebelah utara dan bandar-bandar lain termasuk bandar perdagangan Iskandariah.
Wazir Besar Syirkuh tidak lama memegang jabatannya, kerana beliau wafat pada tahun 565 H/1169 M. Khalifah Al-Adhid melantik panglima Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi Wazir Besar menggantikan Syirkuh dengan mendapat persetujuan pembesar-pembesar Kurdi dan Turki. Walaupun berada di bawah Khalifah Daulat Fatimiah, Shalahuddin tetap  menganggap Amir Nuruddin Zanki sebagai atasannya.
Nuruddin Zanki berulang kali mendesak Shahalahuddin agar menangkap Khalifah Al-Adhid dan mengakhiri kekuasaan Daulat Fatimiah untuk diserahkan kepada Daulat Abbasiah di Baghdad. Akan tetapi Shalahuddin tidak mau bertindak terburu-buru, beliau memperhatikan keadaan sekelilingnya sehingga musuh-musuh dalam selimut betul-betul lumpuh.
Barulah pada tahun 567 H/1171 M, Shalahuddin mengumumkan berakhirnya Daulat Fatimiah dan kekuasaan diserahkan kepada Daulat Abbasiah. Maka doa untuk Khalifah Al-Adhid pada khutbah Jumat hari itu telah ditukar kepada doa untuk Khalifah Al-Mustadhi dari Daulat Abbasiah.
Ketika pengumuman peralihan kuasa itu dibuat, Khalifah Al-Adhid sedang sakit berat, sehingga beliau tidak mengetahui perubahan besar yang terjadi di dalam negerinya dan tidak mendengar bahwa Khatib Jumat sudah tidak mendoakan dirinya lagi. Sehari selepas pengumuman itu, Khalifah Al-Adhid wafat dan dikebumikan sebagaimana kedudukan sebelumnya, yakni sebagai Khalifah.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Daulat Fatimyah yang dikuasai oleh kaum Syiah selama 270 tahun. Keadaan ini memang telah lama ditunggu-tunggu oleh golongan Ahlussunnah di seluruh negara Islam terlebih lagi di Mesir sendiri. Apalagi setelah Wazir Besar Shawar berkomplot dengan kaum Salib musuh Islam. Pengembalian kekuasaan kepada golongan Sunni itu telah disambut meriah di seluruh wilayah-wilayah Islam, terutama di Baghdad dan Syiria atas restu Khalifah Al-Mustadhi dan Amir Nuruddin Zanki.
Mereka sangat berterima kasih kepada Panglima Shalahuddin Al-Ayyubi yang dengan kebijaksanaan dan kepintarannya telah mengubah kekuasaan itu secara aman dan damai. Bersamaan dengan itu , Wazir Besar Shalahuddin Al-Ayyubi meresmikan Universitas Al-Azhar yang selama ini dikenal sebagai pusat pendidikan Syiah menjadi pusat pendidikan Ahlussunnah Wal Jamaah. Semoga Allah membalas jasa-jasa Shalahuddin.
Walaupun sangat pintar dan bijaksana mengatur strategi dan berani di medan tempur, Shalahuddin berhati lembut, tidak mau menipu atasan demi  kekuasaan dunia. Beliau tetap  setia pada atasannya, tidak mau menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Kerana apa yang dikerjakannya selama ini hanyalah mencari peluang untuk mengusir tentera Salib dari bumi Jerussalem. Untuk tujuan ini, beliau berusaha menyatu padukan wilayah-wilyah Islam terlebih dahulu, kemudian menghapuskan para pengkhianat agama dan negara agar peristiwa Wazir Besar Shawar tidak berulang lagi.
Di Mesir, beliau telah berkuasa penuh, tapi masih tetap  taat pada kepimpinan Nuruddin Zanki dan Khalifah di Baghdad. Tahun 1173 M, Amir Nuruddin Zanki wafat dan digantikan oleh puteranya Ismail yang ketika itu baru berusia 11 tahun dan bergelar Mulk al Shalih. Para ulama dan pembesar menginginkan agar Amir Salahudin mengambil alih kekuasaan kerana tidak suka kepada Mulk al-Shalih karena tidak bisa melaksanakan tanggungjawabnya dan suka bersenang-senang. Akan tetapi Shalahuddin tetap  taat dan mendoakan Mulk al Saleh dalam setiap khutbah Jumat, bahkan mengabadikannya pada mata wang syiling.
Ketika Damsyik terancam oleh serangan kaum Salib, Shalahudin menggerakkan pasukannya ke Syiria untuk mempertahankan kota itu. Tidak lama kemudian Ismail wafat, maka Shalahuddin menyatukan Syria dengan Mesir dan mendirikan Kerajaan Al-Ayyubiyah dengan beliau sendiri sebagai Amirnya yang pertama. Tak lama kemudian, Sultan Shalahuddin dapat menyatukan negeri-negeri An-Nubah, Sudan, Yaman dan Hijaz ke dalam kekuasaannya yang besar. Negara di Afirka yang telah diduduki oleh askar Salib dari Normandy, juga dapat direbutnya dalam masa yang singkat. Dengan ini kekuasaan Shalahuddin telah cukup besar dan kekuatan tenteranya cukup kuat untuk mengusir tentera kafir Kristen yang menduduki Baitul Maqdis selama berpuluh-tahun.
Sifatnya yang lemah lembut, zuhud, wara dan sederhana membuat kaum Muslimin di bawah kekuasaannya sangat mencintainya. Demikian juga para ulama sentiasa mendoakannya agar cita-cita sucinya untuk merebut kembali Tanah Suci berhasil dengan segera.
Setelah merasa cukup kuat, Sultan Shalahuddin memusatkan perhatiannya untuk memusnahkan tentera Salib yang menduduki Baitul Maqdis dan merebut kota Suci itu. Banyak rintangan yang dialami oleh Sultan sebelum tujuannya tercapai. Siasat yang pertama dijalankannya adalah mengajak tentera Salib untuk berdamai. Pada awalnya, kaum Salib mengira bahwa Shalahuddin telah menyerah kalah, lalu mereka menerima perdamaian ini dengan sombong. Sultan sudah memprediksi bahwa orang-orang kafir Kristen itu akan mengkhianati perjanjian, maka ini akan dijadikan alasan bagi beliau untuk melancarkan serangan berikutnya. Untuk ini, beliau telah membuat persiapan secukupnya.
Ternyata memang benar, baru sebentar perjanjian ditandatangani, kaum Salib telah mengadakan pelanggaran. Maka Sultan Shalahuddin, segera bergerak melancarkan serangan, tapi kali ini masih gagal dan beliau sendiri hampir tertawan. Beliau kembali ke markasnya dan menyusun kekuatan yang lebih besar.
Suatu kejadian yang mengejutkan Sultan dalam suasana perdamaian adalah tindakan seorang panglima Salib Count Rainald de Chatillon yang bergerak dengan pasukannya untuk menyerang kota Suci Makkah dan Madinah. Akan tetapi pasukan ini hancur binasa digempur mujahid Islam di laut Merah dan Count Rainald dan sisa pasukannya balik ke Jerussalem. Dalam perjalanan, mereka berjumpa dengan satu rombongan kafilah kaum Muslimin yang didalamnya terdapat seorang saudara perempuan Sultan Shalahuddin. Tanpa berfikir panjang, Count dan pasukannya menyerang kafilah tersebut dan menawan mereka termasuk saudara perempuan Shalahuddin. Dengan angkuh Count berkata: "Apakah Muhammad, Nabi mereka itu mampu datang untuk menyelamatkan mereka?"
Seorang anggota kafilah yang dapat meloloskan diri melapor kepada Sultan apa yang telah terjadi. Sultan sangat marah terhadap pelanggaran gencatan senjata itu dan mengirim utusan ke Jerussalem agar semua tawanan dibebaskan. Tapi mereka tidak memberikan jawapan. Akibat kejadian ini, Sultan keluar membawa pasukannya untuk menghukum kaum Salib yang sering mengkhianati perjanjian itu. Terjadilah pertempuran yang sangat besar di gunung Hittin sehingga dikenal dengan Perang Hittin.
Dalam pertempuran ini, Shalahuddin menang besar. Pasukan musuh yang berjumlah 45,000 orang hancur binasa dan hanya tinggal beberapa ribu saja yang sebagian besarnya menjadi tawanan termasuk Count Rainald de Chatillon sendiri. Semuanya diangkut ke Damaskus. Count Rainald yang telah menawan saudara perempuan Sultan dan menghina Nabi Muhammad itu digiring ke hadapan beliau.
"Nah, bagaimana menurutmu sekarang? Apakah saya tidak cukup menjadi pengganti Nabi Besar Muhammad untuk melakukan pembalasan terhadap berbagai penghinaan yang kau lakukan itu?" tanya Sultan Shalahuddin.
Shalahuddin mengajak  Count agar masuk Islam, tapi dia tidak mau. Maka dia pun dihukum mati kerana telah menghina Nabi Muhammad.
Setelah melalui berbagai peperangan dan menaklukkan berbagai benteng dan kota, sampailah Sultan Shalahuddin pada tujuan utamanya yaitu merebut Baitul Maqdis. Kini beliau mengepung Jerussalem selama empat puluh hari membuat penduduk di dalam kota itu tidak dapat berbuat apa-apa dan kekurangan kebutuhan dasar. Waktu itu Jerussalem dipenuhi oleh kaum pelarian dan orang-orang yang selamat dalam perang Hittin. Tentara pertahanannya sendiri tidak kurang dari 60,000 orang.
Pada mulanya Sultan menyerukan agar kota Suci itu diserahkan secara damai. Beliau tidak ingin bertindak seperti yang dilakukan oleh Godfrey dan orang-orangnya pada tahun 1099 untuk membalas dendam. Akan tetapi pihak Kristen telah menolak tawaran baik dari Sultan, bahkan mereka mengangkat Komandan Perang untuk mempertahankan kota itu. Kerana mereka menolak seruan, Sultan Shalahuddin pun bersumpah akan membunuh semua orang Kristen di dalam kota itu sebagai membalas dendam ke atas peristiwa 90 tahun yang lalu. Mulailah pasukan kaum Muslimin melancarkan serangan ke atas kota itu dengan anak panah.
Kaum Salib membalas serangan itu dari dalam benteng. Setelah berlangsung serangan selama empat belas hari, kaum Salib melihat bahawa pintu benteng hampir hancur karena serangan kaum Muslimin. Para pemimpin kaum Salib mulai merasa takut melihat kegigihan dan kekuatan pasukan Muslim yang hanya tinggal menunggu masa untuk masuk. Beberapa pemimpin Kristen telah keluar menemui Sultan Shalahuddin menyatakan hasratnya untuk menyerahkan kota Suci secara aman dan minta agar nyawa mereka diselamatkan.
Akan tetapi Sultan menolak sambil berkata: "Aku tidak akan menaklukkan kota ini kecuali dengan kekerasan sebagaimana kamu dahulu menaklukannya dengan kekerasan. Aku tidak akan membiarkan seorang Kristen pun melainkan akan kubunuh sebagaimana engkau membunuh semua kaum Muslimin di dalam kota ini dahulu."
Setelah usaha diplomatik mereka tidak berhasil, Datuk Bandar Jerussalem sendiri datang menghadap Sultan dengan merendah diri dan minta dikasihani, memujuk dan merayu dengan segala cara. Sultan Shalahuddin tidak menjawabnya.
Akhirnya ketua Kristen itu berkata: "Jika tuan tidak mau berdamai dengan kami, kami akan balik dan membunuh semua tahanan (terdiri dari kaum Muslimin sebanyak 4000 orang) yang ada pada kami. Kami juga akan membunuh anak cucu kami dan perempuan-perempuan kami. Setelah itu kami akan binasakan rumah-rumah dan bangunan-bangunan,  semua harta dan perhiasan yang ada pada kami akan dibakar. Kami juga akan memusnahkan Kubah Shahra, kami akan hancurkan semua yang ada sehingga tidak ada apa-apa yang bisa dimanfaatkan lagi. Selepas itu, kami akan keluar untuk berperang mati-matian, kerana sudah tidak ada apa-apa lagi yang kami harapkan selepas ini. Tidak seorang pun bisa membunuh kami sehingga pasukan tuan terbunuh terlebih dahulu. Nah, jika demikian keadaannya, kebaikan apalagi yang bisa tuan harapkan?"
Setelah mendengar kata-kata nekat  itu, Sultan Shalahuddin menjadi lembut dan kasihan dan bersedia untuk memberikan keamanan. Beliau meminta nasihat para ulama yang mendampinginya mengenai sumpah berat yang telah diucapkannya. Para ulama mengatakan bahawa beliau mesti menebus sumpahnya dengan membayar Kifarat sebagaimana yang telah disyariatkan.
Maka berlangsunglah penyerahan kota secara aman dengan syarat setiap penduduk harus membayar uang tebusan. Bagi laki-laki wajib membayar sepuluh dinar, perempuan lima dinar dan anak-anak dua dinar saja. Barangsiapa yang tidak mampu membayar tebusan, akan menjadi tawanan kaum Muslimin dan berkedudukan sebagai hamba. Semua rumah, senjata dan alat-alat peperangan lainnya harus ditinggalkan untuk kaum Muslimin. Mereka boleh pergi ke tempat manapun yang aman untuk mereka. Mereka diberi waktu selama empat puluh hari untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan Barangsiapa yang tidak sanggup memenuhinya sehingga lewat dari waktu itu, ia akan menjadi tawanan. Ternyata ada 16,000 orang Kristen yang tidak sanggup membayar uang tebusan. Mereka pun ditahan sebagai hamba.
Maka pada hari Jumat 27 Rajab 583 Hijrah, Sultan Shalahuddin bersama kaum Muslimin memasuki Baitul Maqdis. Mereka mengucapkan "Allahu Akbar" dan bersyukur kehadirat Allah s.w.t. Air mata kegembiraan menetes di setiap pipi kaum Muslimin ketika memasuki kota itu. Para ulama datang mengucapkan selamat kepada Sultan Shalahuddin karena perjuangannya telah berhasil.
Apalagi tanggal tersebut bersamaan dengan tanggal Isra Nabi S.A.W dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Pada  hari Jumat tersebut, kaum Muslimin tidak sempat melaksankan solat Jumaat di Masjidil Aqsa kerana sempitnya waktu. Mereka terpaksa membersihkan Masjid Suci itu dari babi, kayu-kayu salib, gambar-gambar rahib dan patung-patung yang disembah oleh kaum Kristen. Barulah pada Jumat berikutnya mereka melaksanakan solat Jumaat di Masjidil Aqsa buat pertama kalinya dalam masa 92 tahun. Kadi Muhyiddin bin Muhammad bin Ali bin Zaki menjadi khatib atas izin Sultan Shalahuddin.
Jatuhnya Jerussalem ke tangan kaum Muslimin telah membuat Eropa marah. Mereka membuat pernyataan yang disebut "Saladin tithe", yakni derma wajib untuk melawan Shalahuddin yang hasilnya digunakan untuk membiayai perang Salib. Dengan angkatan perang yang besar, beberapa raja Eropa berangkat untuk merebut kota Suci itu kembali. Maka terjadilah perang Salib ketiga yang sangat sengit. Namun Shalahuddin masih dapat mempertahankan Jerussalem sehingga perang berakhir. Setahun setelah perang Salib ke tiga itu, Sultan Shalahuddin pulang ke rahmatullah. Semoga Allah mencurahkan rahmat kepadanya, aamiin.
Pribadi Seorang Panglima
Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi dikenal sebagai pahlawan dan Panglima Islam yang besar. Pada diri beliau terdapat sifat-sifat berani, wara, zuhud, khusyu, pemurah, pemaaf, tegas dan sifat-sifat terpuji lain. Sifat pemurah dan pemaafnya diakui oleh lawan maupun kawan.
Seorang penulis sejarah mengatakan: "Hari kematiannya merupakan kehilangan besar bagi agama Islam dan kaum Muslimin, kerana mereka tidak pernah menderita sejak kehilangan empat Khalifah yang pertama (Khulafaurrasyidin). Istana, kerajaan dan dunia diliputi oleh wajah-wajah yang tertunduk, seluruh kota terbenam dalam duka cita, dan rakyat mengikuti keranda jenazahnya dengan tangisan dan ratapan."
Sultan Shalahuddin adalah seorang pahlawan yang menghabiskan waktunya dengan bekerja keras siang dan malam untuk Islam. Hidup  nya sangat sederhana. Minumnya hanya air putih, makanannya sederhana, pakaiannya dari jenis yang kasar. Beliau sentiasa menjaga waktu-waktu solat dan mengerjakannya secara berjamaah. Dikatakan bahwa sepanjang hayatnya tidak pernah terlepas dari mengerjakan solat jamaah, bahkan ketika sakit yang membawa pada ajalnya, beliau masih tetap mengerjakan solat berjamaah. Ketika imam masuk berdiri di tempatnya, beliau sudah siap di dalam saf. Beliau suka mendengarkan bacaan Al-Quran, Hadits dan ilmu pengetahuan. Dalam bidang Hadits, beliau memang mendengarkannya secara teratur, sehingga beliau banyak mengenal jenis-jenis hadis. Hatinya sangat lembut dan pemurah, sering menangis apabila mendengarkan hadits.
Di dalam buku The Historians History of the World disebutkan sifat-sifat Shalahuddin sebagai berikut: "Keberanian dan keberhasilan Sultan Shalahuddin itu terjelma seluruhnya pada perkembangan keperibadian yang luar biasa. Sama seperti halnya dengan Amir Imamuddin Zanki dan Amir Nuruddin Zanki, beliau juga merupakan seorang Muslim yang taat.
Sudah menjadi kebiasaan bagi Sultan Shalahuddin membacakan Kitab Suci Al-Quran kepada pasukannya sebelum pertempuran berlangsung. Beliau juga sangat disiplin mengqada setiap puasanya yang tertinggal dan tidak pernah lalai mengerjakan solat lima waktu sampai pada akhir hayatnya. Minumannya tidak lain dari air putih saja, memakai pakaian yang terbuat dari bulu yang kasar, dan mengizinkan dirinya untuk dipanggil ke depan pengadilan. Beliau mengajar sendiri anak-anaknya mengenai agama Islam."
Seluruh kaum Muslimin yang menyaksikan kewafatannya menitiskan air mata karena Sultan yang memimpin negara yang terbentang luas dari Asia hingga ke Afrika itu hanya meninggalkan warisan 1 dinar dan 36 dirham. Tidak meninggalkan emas, tidak punya tanah atau kebun. Padahal beliau memimpin kerajaan berpuluh tahun dan memegang jabatan sebagai panglima perang dan Menteri Besar sebelum mendirikan Kerajaan Ayyubiyah.
Kain yang dipakai untuk kafannya adalah betul-betul dari warisan beliau yang jelas-jelas halal dan sangat sederhana. Anak beliau yang bernama Fadhal ikut masuk ke liang lahat meletakkan jenazah ayahnya. Dikatakan bahwa beliau dikebumikan bersama-sama pedangnya yang dipergunakan dalam setiap peperangan agar dapat menjadi saksi dan dijadikannya tongkat kelak pada hari kiamat. Rahimahullahu anh.
Salahudin Al-Ayubi, beliaulah yang mencontohkan satu konsep dan budaya yaitu perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud atau maulid, berasal dari kata milad yang artinya tahun, bermakna seperti pada istilah ulang tahun. Berbagai perayaan ulang tahun di kalangan/organisasi muslim sering disebut sebagai milad atau miladiyah, meskipun maksudnya adalah ulang tahun menurut penanggalan kalender Masehi.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Muhammad Al Fatih dan Penaklukan Konstantinopel

Kisah ini adalah kisah yang mampu mengubah hidupku, dari yang awalnya malas dan suka hedon menjadi lebih rajin dan lebih produktif. yang awalnya ababil galau menjadi wanita muda mandiri, dinamis dan berprestasi. Kisah ini menceritakan tentang kecerdasan seseorang yang bisa mengubah sesuatu yang dianggap mustahil menjadi nyata. Kehebatannya diakui dunia dan dia dianggap sebagai suatu keajaiban yang melegenda. Ya, Muhammad Al fatih, pemuda luar biasa yang menjadi raja pada usia 19 tahun, dan menaklukkan sebuah pusat peradaban yang sebelumnya tidak ada satupun bangsa di dunia yang mampu menaklukannya. Subhanallah. Kisah ini aku ambil dari http://indonesiaindonesia.com/f/88091-sejarah-penaklukan-konstantinopel-muhammad-al-fatih/. Semoga bisa menginspirasi teman-teman semua. :)

Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang penakluk Konstantinopel. Bahkan para shahabat Nabi sendiri pun berebutan ingin menjadi orang yang diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya.

Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” 
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Dari Abu Qubail berkata: Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Rumiyah?
Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Abdullah berkata: Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya: Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Rumiyah/Roma?
Rasul menjawab, “Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.” Yaitu: Konstantinopel.

(HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)

Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim. Adz-Dzahabi sepakat dengan al-Hakim. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata: Hadits ini hasan sanadnya. Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat al-Silsilah al-Shahihah 1/3, MS)

Ada dua kota yang disebut dalam nubuwwat nabi di hadits tersebut;

1. Konstantinopel

Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani.

2. Rumiyah

Dalam kitab Mu’jam al-Buldan dijelaskan bahwa Rumiyah yang dimaksud adalah ibukota Italia hari ini, yaitu Roma. Para ulama termasuk Syekh al-Albani pun menukil pendapat ini dalam kitabnya al-Silsilah al-Ahadits al-Shahihah.

Kontantinopel telah dibuka 8 abad setelah Rasulullah menjanjikan nubuwwat tersebut. Tetapi Roma, hingga hari ini belum kunjung terlihat bisa dibuka oleh muslimin. Ini menguatkan pernyataan Nabi dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan membuka Konstantinopel lebih dulu, baru Roma.

Itu artinya, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan nubuwwatnya tentang penaklukan Roma, hingga kini belum juga Roma jatuh ke tangan muslimin.


Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu. Constantinople yang kini menjadi Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.

Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab Muslim dan Pasukan Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada ramalan Rasulullah SAW melalui riwayat Hadits di atas. 

Sayangnya, prestasi yang satu itu, yaitu menaklukkan kota kebanggaan bangsa Romawi, Konstantinopel, tidak pernah ada yang mampu melakukannya. Tidak dari kalangan sahabat, tidak juga dari kalangan tabi`in, tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.

Di masa sahabat, memang pasukan muslim sudah sangat dekat dengan kota itu, bahkan salah satu anggota pasukannya dikuburkan di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahuanhu. Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam sampai 800 tahun lamanya. 

Konstantinopel memang sebuah kota yang sangat kuat, dan hanya sosok yang kuat pula yang dapat menaklukkannya. Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban barat, dimana Kaisar Heraklius bertahta. Kaisar Heraklius adalah penguasa Romawi yang hidup di zaman Nabi SAW, bahkan pernah menerima langsung surat ajakan masuk Islam dari beliau SAW.

Ajakan Nabi SAW kepada sang kaisar memang tidak lantas disambut dengan masuk Islam. Kaisar dengan santun memang menolak masuk Islam, namun juga tidak bermusuhan, atau setidaknya tidak mengajak kepada peperangan.

Biografi Singkat
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: م�*مد ثانى Mehmed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفات�*), "sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki; 
Sultan Muhammad II dilahirkan pada 29 Maret 1432 Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki – Bulgaria). menaiki takhta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481). 


Lambang Kekhalifahan

Beliau merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 7 bahasa yaitu Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil. Beliau tidak pernah meninggalkan Shalat fardhu, Shalat Sunat Rawatib dan Shalat Tahajjud sejak baligh. Beliau wafat pada 3 Mei 1481 kerana sakit gout sewaktu dalam perjalanan jihad menuju pusat Imperium Romawi Barat di Roma, Italia. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu'' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di ''Ain Al-Jalut" melawan tentara Mongol).


Usaha Sultan dalam Menaklukan Konstantinopel
Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu bandar termasyhur dunia. Bandar ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Bandar ini didirikan tahun 330 M oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam pada perang Khandaq.

Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman Mu''awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu ''Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk di zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Kostantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.

Awal kurun ke-8 hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi nafas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat di zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinople secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.

Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan nafas baru. Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.

Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota bandar tadi. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para ''ulama terulung di zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma''il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang ''ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya.

Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini amat berkesan pada diri Amir Muhammad lantas setelah itu dia terus menghafal Al-Qur''an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Aaq Samsettin (Syamsuddin) merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur''an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.

Syeikh Aaq Syamsudin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaan Kostantinopel. 

Hari Jumat, 6 April 1453 M, Muhammad II bersama gurunya Syeikh Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari berbagai penjuru benteng kota tersebut. Dengan berbekal 250.000 ribu pasukan dan meriam -teknologi baru pada saat itu- Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu ''Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam. 

Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai dan membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa dia tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovani Giustiniani dari Genoa.


Constantine XI

Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta''ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur''an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu ''Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.


Kota dengan benteng >10m tersebut memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7m. Dari sebelah barat pasukan artileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.

Berhari-hari hingga berminggu-mingGu benteng Byzantium tak bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tsb dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.


Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam waktu semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui Teluk Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan, yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki wilayah Teluk Golden Horn (ini adalah ide ”tergila” pada masa itu namun Taktik ini diakui sebagai antara taktik peperangan (warfare strategy) yang terbaik di dunia oleh para sejarawan Barat sendiri).


70 kapal di tarik melewati bukit di daerah Galata untuk masuk ke Teluk Golden Horn yang di hadang rantai.


Rantai yang menghalangi kapal masuk ke Teluk Golden Horn. (koleksi Museum Hagia Sophia)


Rantai yang melindungi pintu masuk ke Teluk Golden Horn

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta''ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, setelah sehari istirahat perang, pasukan Turki Utsmani dibawah komando Sultan Muhammad II kembali menyerang total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis pertama, Anatolian army di lapis kedua dan terakhir pasukan elit Yanisari. 

Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau menyerah tapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan. Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoa-nya. Kardinal Isidor sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran Orkhan gugur di peperangan.


Ottoman Siege : Pasukan Turki Utsmani yang sangat canggih di zamannya dengan teknologi Meriam Terbesar di zamannya



The Great Turkish Bombard

Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.


Konstantinopel telah jatuh, penduduk kota berbondong-bondong berkumpul di Hagia Sophia/ Aya Sofia, dan Sultan Muhammad II memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Yahudi maupun Kristen karena mereka (penduduk) termasuk non muslim dzimmy (kafir yang harus dilindungi karena membayar jizyah/pajak), muahad (yang terikat perjanjian), dan musta’man (yang dilindungi seperti pedagang antar negara) bukan non muslim harbi (kafir yang harus diperangi). Konstantinopel diubah namanya menjadi Islambul (Islam Keseluruhannya). Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnya.


Hagia Sophia

Toleransi tetap ditegakkan, siapa pun boleh tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut. Sultan kemudian membangun kembali kota, membangun sekolah gratis, siapapun boleh belajar, tak ada perbedaan terhadap agama, membangun pasar, membangun perumahan, membangun rumah sakit, bahkan rumah diberikan gratis bagi pendatang di kota itu dan mencari nafkah di sana. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi Istanbul, dan pencarian makam Abu Ayyub dilakukan hingga ditemukan dan dilestarikan. Dan kini Hagia Sophia sudah berubah menjadi museum.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS