Karena kekayaan sesungguhnya adalah ilmu, maka abadikanlah ilmumu dengan menuliskannya -niestarry-
RSS

Jumat, 26 Juli 2013

Aktivis remed = hoax!

"Aktivis" sebuah kata yang pastinya sangat familiar di telinga kita khususnya para mahasiswa. Apasih aktivis itu? Bagi yang nggak tau aja, menurut definisi dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Repiblik Indonesia, aktivis adalah orang yang giat bekerja untuk kepentingan suatu organi­sasi politik atau organisasi massa lain. Dia mengabdikan tenaga dan pikiran­nya, bahkan seringkali mengorbankan harta bendanya untuk me­wujudkan cita-cita organisasi. Nah dari defini si tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa aktivis ada macam-macam. Ada aktivis kampus, aktivis masjid, aktivis dakwah, aktivis lingkungan hidup, dll.

Bagi sebagian kalangan mahasiswa, khususnya di kampusku, menjadi seorang aktivis adalah sebuah kebanggaan, itulah mengapa ormawa di kampusku selalu ramai peminat ketika oprec, anggotanya banyak dan prokernya super-super sekali..... Bahkan, seorang mahasiswa disini nggak cuma aktif di satu organisasi saja, pasti mereka minimal memiliki 3 bahkan lebih banyak organisasi yang diikuti. Bagus memang, mumpung masih muda dan banyak kesempatan mengembangkan diri, teman-teman bisa memanfaatkan waktunya dengan sangat baik dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk produktif dan bermanfaat bagi orang lain.

Namun, apakah menjadi seorang organization-oriented (OO) itu lebih baik dibandingkan menjadi seorang study-oriented (SO)? Disinilah salah kaprah mahasiswa paling umum terjadi. Menjadi seorang organisator militan atau aktivis merupakan sebuah nilai plus seorang mahasiswa. Apalagi ketika dia bisa mengembangkan potensinya, mendapat banyak pengalaman, bahkan mengembangkan organisasinya menjadi jauh lebih baik. Dia tidak hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang..kuliah-pulang) tapi setidaknya sedikit lebih tinggi yaitu mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat..kuliah-rapat). Namun ketika seorang mahasiswa menjadi OO, kata kuliah seakan-akan hanya ilusi. setiap ada kepentingan organisasi maka dia menomor-duakan kuliahnya. Apabila ada kesempatan bolos dia bolos, apabila ujian dikerjakan sebisanya (atau malah nyontek temen), kalau kena remad dia pasrah "yaudahlah...remed doang.. temennya banyak", dan IPK juga pas-pasan "ah IPK bukan penentu segalanya".

Ya alasannya memang ndak salah sih, tapi ada satu hal yang paling esensial yang dia lupakan, AMANAH. Seorang aktivis pasti paham betul dengan makna amanah, dan dengan kata itu pula menjadi sebuah alasan untuk meninggalkan kuliah, karena "amanah organisasi". Tapi sadarkah engkau wahai para Organization Oriented, bahwa KULIAH ADALAH AMANAH ORANG TUA!!!!. Amanah terbesarmu sebagai mahasiswa ya kuliah. Orang tuamu bekerja siang malam mencari uang ya untuk bayarin kamu kuliah yang SPP-nya sangat mahal itu. Mereka rela bayar uang pangkal selangit ya cuma buat masukin kamu ke universitas itu, biar kamu bisa kuliah. Mereka sabar mengirimkan biaya hidup tiap bulan, beli buku, ya cuma biar kuliahmu lancar. Yang mereka tunggu kamu bisa cepet lulus, nilai bagus, dapet kerjaan mulus. Barulah mereka bangga. Maka dari itu kuliah adalah nomor satu, sementara organisasi dll itu adalah penyedapnya. Memang kuliah saja tanpa organisasi itu bagaikan sayur tanpa bumbu, tapi apa ya mau makan bumbunya saja sementara sayurnya gak ada????

Disinilah esensinya, bahwa yang mengaku aktivis itu kuliahnya harus lancar, nilainya harus bagus, menjunjung tinggi kejujuran (gak pernah nyontek) dan melaksanakan amanah orang tua (kuliah yang bener). Aktivis nggak boleh remed! Apabila aktivis remed maka sifat amanahnya dipertanyakan. Aktivis harus bisa menjadi contoh di segala bidang, salah satunya akademis. Nggak lucu dong kalo seorang presiden bem seindonesia kuliahnya kececeran sampe molor 10 tahun. Mending gue dong kuliah lancar jaya... hehehe... Yang paling bagus itu seorang aktivis yang cumlaude dan bisa pensiun dini eh wisuda cepet maksudnyaa...

Kenapa remed disini sangat saya tekankan (sampe dibikin judul segala)? Karena itu adalah tolok ukur pertama keberhasilan mahasiswa dalam menjalani kuliahnya. Bukan berarti yang remed pasti gagal dalam kuliah, bukaaann!!! Tapi ketika seorang aktivis remed, berati dia telah mengganggu amanah yang lainnya.

Contoh nih ya pengalamanku sendiri, aku sudah menyusun agenda dengan rapi jauh-jauh hari untuk menyelesaikan sebuah tugas dari sebuah organisasi. Saat on-progress tiba-tiba keluarlah pengumuman remed. *jedeeeng....* dan ada namaku disana... huaaaaaa...... selanjutnya terpecahlah konsentrasi antara mengerjakan tugas organisasi atau belajar lagi. Dan ketika tiba saatnya jadwal remed keluar dan waktunya mendadak maka semakin berantakan saja konsentrasinya. Dan pada saat pelaksanaan remed berlangsung maka otomatis kerjaan organisasi itu tertunda. Padahal tugas yang aku kerjain itu bukan tugas biasa, tugas urgent yang menentuka keberjalanan acara kedepan. Dan akibat tertundanya kewajiban ini maka ada beberapa konsekuensi menyedihkan yang didapatkan. Sedih nggak sih??

Maka dari pengalaman itu aku menyadari bahwa seorang aktivis nggak boleh remed, karena dapat merusak semuanya. Dan aku semakin menyadari bahwa amanahku sebenarnya apa, yaitu menjalankan amanah orang tua. dan mulai saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk berusaha semaksimal mungkin agar tidak remed lagi, membagi waktu dengan baik antara belajar dan berorganisasi agar keduanya dapat bersinergi untuk membentuk pribadi yang lebih baik.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Senin, 22 Juli 2013

Tips jadi asisten anatomi

Sejenak agak geli ketika ada adik tingkat bertanya gimana sih caranya jadi asisten anatomi? Antara bangga dan bingung mau jawab apa, takut konyol dan mengecewakan jawabannya atau justru malah membuat harapan mereka pupus. :p

Aku sebenarnya bukan mahasiswa yang super pinter, yah walaupun IQ-ku diatas 130 lah *oposih* , dan aku gak suka menampilkan diri untuk terlihat pintar. Aku jarang menjawab pertanyaan kecuali bila memang benar-benar ditanya atau dimintai pendapat. Jadi banyak yang gak percaya ketika aku diterima sebagai asisten anatomi. Yah.... kadang disepelekan itu manis.. :p 

Sejujurnya tidak ada tips khusus untuk menjadi asisten anatomi. Mungkin agak berbeda dengan asisten lab lain, tapi di lab ini insyaallah pemilihan asistennya bener-bener murni pilihan dosen. Jadi keinget dulu pas daftar asisten di lab lain, sebenernya udah pede banget itu, nilai bagus, CV penuh, tapi gagal pas tahap 1 (seleksi berkas), padahal aku lihat salah satu yang keterima IPK-nya gak lebih tinggi dari aku, jadi aku agak "curiga" dengan metode "seleksi berkas" yang dipakai. Mungkin itu pikiranku saja sih, mungkin seleksi berkas gak semata-mata dilihat dari IPK, tapi faktanya, asisten yang diterima itu sedikit mengecewakan. Karena ada yang hampir di semua lab (bahkan labnya sendiri) kena inhal, dan menurut beberapa orang juga gak pinter, dan menurut rumor yang beredar juga bahwa asisten yang diterima di lab itu adalah mereka yang dekat dengan asisten senior. Yah.... itu sudah rahasia umum dan berlaku hampir di semua lab sih..... Tapi gapapa, mungkin memang jalannya harus seperti itu, seandainya dulu aku keterima ya mungkin aku nggak berada disini. :)

Duh.. OOT nih.. kembali ke tips jadi asisten anatomi... hehehe...

Tips pertama: DAPATKAN FEEL-NYA
Syarat pertama dan paling utama untuk mau mendaftar jadi asisten anatomi adalah CINTA ANATOMI. Walaupun berkali-kali dikecewakan sama anatomi, di-PHP-in, dibikin patah hati, jagan pernah menyerah untuk mencintainya. Aku lho, seumur-umur pretes anatomi lulus baru sekali, inhaaaaaallll semua, tapi itu bukan masalah buat aku, tetep balajar dan abis itu malah makin ngerti. Dan hasilnya pas responsi yaaa.... hmmm... gak pernah nilaiku dibawah 80, dan pernah juga dapet nilai tertinggi seangkatan.. eeaaa..... *songong banget dah..* Soalnya kita udah punya feel, semakin ditinggi tantangannya kita akan lebih bersemangat untuk berjuang menaklukkannya. Tapi jika kamu gak cinta sama anatomi, jangan sekali-kali mendaftarkan diri jadi asisten, karena itu justru akan memberatkan kamu sendiri. Anatomi butuh banyak pengorbanan.

Tips kedua: YAKIN
Setelah kamu punya rasa cinta yang mendalam terhadap anatomi, dan kamu merasa dirimu sanggup menerima konsekuensi menjadi asisten anatomi, sekarang yang dibutuhkan adalah keyakinan. Yakin bahwa kamu mampu dan pantas untuk diterima. Walaupun orang bilang apa tentang kamu, jangan dengarkan. Walaupun gak ada yang dukung kamu, selama kamu punya tekad, tetep harus daftar jadi asisten. Kesempatan cuma sekali, kalo emang udah ditakdirkan kamu akan masuk jadi asisten, kenapa harus takut dengan gunjingan orang sekitar? Toh bukan mereka yang menentukan.. Buat kejutan terhadap mereka yang memandang sinis dan buktikan bahwa kamu tidak boleh dipandang sebelah mata. Jangan pernah minder sekalipun sanginganmu mahasiswa jenius tingkat dewa, Tuhan tidak pernah salah memilih wakilnya, bisa jadi kamulah yang nanti akan terpilih. Setidaknya jangan sia-siakan kesempatan, ambil dan manfaatkan sebaik-baiknya.

Tips ketiga: MAU BELAJAR
Seperti yang aku bilang di atas, bahwa aku bukan orang yang super pinter dan malah biasa saja dimata temen-temen, tapi aku punya kemauan untuk belajar dan lebih banyak mendalami ilmu terutama anatomi. Kegagalan bukan alasan untuk berhenti belajar karena justru itulah pemantik agar belajar lebih banyak lagi. Apalagi sebagai asisten nanti kamu harus mengajarkan ilmunya pada adik-adik, maka sebelumnya kamu harus mau belajar sungguh-sungguh dan harus benar-benar memahami apa yang akan kalian sampaikan nanti.

Mungkin itu aja tipsnya. Selebihnya sama seperti kalau mau mendaftar lab lain, kalau bisa IPK bagus, CV penuh prestasi membanggakan, banyak karya tulis yang pernah dibuat, dan berkomitmen. Sukses ya buat adik-adik yang berminat mengikuti jejakku di anatomi. ^^

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sabtu, 13 Juli 2013

From Zero to Hero

Bismillahirrohmanirrohim....
Sebelumnya mohon maaf karena dalam tulisan ini melibatkan beberapa orang, semata-mata hanya untuk menginspirasi dan memotivasi pembaca.

Melanjutkan ceritaku di tulisan sebelumnya. seperti yang anda telah ketahui bahwa aku terlahir dikeluarga sederhana dan dibesarkan dalam kesederhanaan. Sejak kecil aku sudah terbiasa menahan keinginan, menghilangkan rasa iri dan dengki kepada teman apabila mereka memiliki mainan yang banyak sementara aku tidak. Aku harus membantu ibu dirumah, menjaga adik, mencuci, menyapu lantai, dll saat teman-teman asik bermain. Masa kecil kurang bahagia? tentu tidak.... justru masa kecilku sangat bahagia karena aku bisa belajar lebih banyak tentang kehidupan dibanding teman-teman seusiaku.

Pada diriku telah ditanamkan kemandirian, tanggung jawab, keprihatinan dan kemauan untuk berusaha sejak aku kecil. Dan satu hal, aku tidak hidup dalam pujian, dalam kehormatan atau dalam kemewahan.

Sejak SD, setiap aku tidak bisa mengerjakan soal, ayah dengan sabar mengajariku sampe bisa, kalo aku tetap gak bisa ayah gak pernah mengerjakan pekerjaanku dan membiarkanku mendapat nilai jelek kemudian menyuruhku belajar lagi. Aku juga ditanamkan kejujuran, aku tidak pernah diizinkan mencontek barang sekalipun, jadi saat menerima raport, nilai itulah nilai murni usahaku sendiri. Ayah dan ibu tidak pernah marah bila aku mendapat nilai jelek, begitupun saat aku mendapat nilai bagus, mereka juga gak pernah memuji. Bagi mereka nilai jelek atau bagus itu sama saja, yang penting prosesnya dan ilmu yang didapat.


Ayah dan ibu tidak pernah marah bila aku mendapat nilai jelek, begitupun saat aku mendapat nilai bagus, mereka juga gak pernah memuji. Bagi mereka nilai jelek atau bagus itu sama saja, yang penting prosesnya dan ilmu yang didapat.

Aku beruntung memiliki orang tua terpelajar. Walaupun saat itu perekonomian keluargaku saat sulit dan ibuku sangat pelit saat aku minta mainan atau jajan, tapi ibu tak pernah menolak saat aku minta dibelikan buku dan alat tulis. Dan satu lagi, nenekku saat itu masih bekerja sebagai guru SD, setiap hari beliau pasti membawa buku bacaan baru dari perpustakaan, mulai dari komik sampai ensiklopedi. Dan karena itu aku suka membaca. Bahkan dalam sehari aku bisa menghabiskan 3-4 buku bacaan, lumayan banyak kan menurut ukuran anak kelas 3 SD??

Aku juga beruntung memiliki orang tua kreatif. Semua bajuku saat itu hasil jahitan ibuku, dari kain perca atau baju bekas yang dimodifikasi. Tapi tetap cantik kok. :) Kursi, meja, rak buku, dan hampir semua perabotan rumah itu bikinan ayahku. Juga kuda-kudaan dan ayunan yang suka aku mainkan saat kecil itu bikinan kakekku. Jadi darah kreatifitas mereka menurun padaku, hampir setiap aku ingin sesuatu seperti punya teman, aku pasti membuatnya sendiri. Tas, tempat pensil, kalung, boneka, dll dari barang-barang bekas yang tersedia dirumah. Hampir semua barang bisa aku manfaatkan, bahkan aku suka mengambil sesuatu yang menurutku menarik dijalan untuk didaur ulang. Dan asyiknya teman-teman pada suka dengan kerajinan tanganku, jadi kadang mereka beli dari aku. Lumayan buat nambah uang saku. :)

Sebetulnya aku termasuk anak yang pendiam namun supel dan ramah dikelas. Aku tak suka menonjolkan diri. Setiap guru melempar pertanyaan aku tak terlalu suka menjawab kecuali pertanyaan itu memang ditujukan kepadaku. Jadi aku dianggap sebagai anak yang biasa saja dikelas. Oiya, aku juga bernah digoblok-goblokkan didepan teman-teman oleh guru kelasku saat SD. Ummm.. sebenernya beberapa kali dan gak cuma oleh satu guru. Hmm... itu cukup membuatku menangis gak mau sekolah besoknya. hehehe...... Tapi entah ini namanya dendam atau tidak, kejadian itu gak pernah aku lupakan bahkan sampai sekarang, dan itu memotivasiku untuk membuktikan bahwa aku tidak bodoh. Dan saat pengumuman kelulusan SD, akulah siswa lulusan terbaik dengan nilai tertinggi sekecamatan. :)

Saat SMP hal itu terulang lagi, saat baru pertama masuk aku sering dibodoh-bodohkan dan diejekin oleh teman-teman. yah maklum mereka berasal dari SD kota dan aku SD desa. Tapi ya aku biasa saja, sudah biasa lebih tepatnya. Yang penting pembuktian saja bahwa aku tidak bodoh. Selama di bangku SMP aku memenangkan hampir semua lomba yang aku ikuti, banyak piala yang aku sumbangkan ke sekolah. Tapi bagiku itu biasa saja. Begitupun bagi orang tuaku, kehidupan tetap berjalan biasa, tak ada pujian ataupun hadiah dari mereka. Ya gapapa, hadiah dari lomba sudah cukup banyak kok. hehehe... :)

Terus saat SMA, no much story, intinya disini pendidikanku sejak kecil mulai diaplikasikan. berada ditengah-tengah menusia borjuis membuatku lebih sering menahan diri, menghilangkan iri dan belajar mengimbangi. Disini semua siswanya cerdas, manusia-manusia terbaik dari berbagai daerah berkumpul menjadi satu. Adalah hal yang sangat maklum bila aku menerima cap "bodoh" hampir setiap hari di tahun pertama. Bahkan sampai di tahun ketiga saat mendekati ujian akhir, ada satu anak yang secara tajam mengatakan kalimat sensitif itu didepan wajahku. Namanya selalu kuingat. Dan padanya kubuktikan bahwa aku tidak bodoh. Sejak itu tekadku menggebu untuk belajar, setelahnya aku berhasil menjadi peringkat pertama dikelas, kemudian peringkat 5 besar hasil tryout SNMPTN yang diadakan di sekolah dan pada akhirnya aku lolos SNMPTN dan diterima di Fakultas Kedokteran.


Semua kritik itu membangun, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Apakah mau diam menerima atau bangkit membuat pembuktian? Jadikan kelemahanmu sebagai kekuatan, dan jangan biarkan kekuatanmu menjadi sebuah kelemahan, apalagi menjadi bumerang untuk menjatuhkan diri sendiri

Dan dari semua pelajaran-pelajaran hidup itu aku tumbuh menjadi manusia yang saat ini tengah menapaki dunia. Aku tak menjadi besar ketika mendapat pujian, tak juga gentar ketika mendapat cercaan. Kejujuran dan kemandirian adalah prinsip utamaku hingga sekarang. Dan kesadaran akan setiap perbuatan pasti dimintai pertanggungjawaban, membuatku semakin berhati-hati dalam melangkah.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perjalanan Panjangku

Bismillahirrohmanirrohim....
Sebelumnya mohon maaf karena dalam tulisan ini melibatkan beberapa orang, semata-mata hanya untuk menginspirasi dan memotivasi pembaca.

Pada waktu subuh tanggal 5 September 1993, pada sebuah gubug sederhana milik seorang bidan desa (sekarang sudah tidak ada), lahirlah yang seorang bayi perempuan yang kemudian diberi nama Nisa'u Luthfi Nur Azizah oleh almarhum kakek saya. Bayi ini terlahir dari pasangan yang sangat sederhana, ibu yang saat itu masih mahasiswa dan ayah yang baru saja lulus dan bekerja serabutan. Saat itu keadaan ekonomi keluarga kami sedang sangat sulit, ayah rela bekerja apa saja untuk menghidupi kami sekeluarga dan ibu juga meninggalkan bangku kuliahnya untuk membantu ayah bekerja. Saat itu kami juga belum memiliki tempat tinggal sendiri jadi harus tinggal di rumah simbah dari ayah dan ibu bergantian. Barakallah untuk ayah dan ibu, semoga kerja kerasmu diganti dengan jannah.

Saat aku berumur hampir 4 tahun, tepatnya tahun 1997, lahirlah adikku. Saat itu keadaan ekonomi bertambah sulit, ayah harus resign dari perusahaannya karena sebuah konspirasi orde baru (yang tidak bisa dijelaskan disini), namun saat itu ayah sudah mempu memberi rumah sederhana untuk kami tinggal. Saat itu rumah kami hanya ada 3 ruangan, tanpa kamar mandi, tanpa daun jendela dan pintu, berlantai tanah, temboknya pun baru sebatas batu bata tanpa cat maupun pelitur, jadi kalau malam kami menutup pintu dan jendela dengan gedeg (anyaman bambu untuk penutup), dingin memang, apalagi kalau hujan pasti bocor. Seingatku, untuk menyokong kehidupan keluarga kami ayah pernah berjualan es lilin keliling kampung, jualan gethuk, telur puyuh, kurma (saat ramadhan), dan akhirnya punya kios di pasar untuk jualan makanan kecil. Oiya, ibu saat itu mengajar di TK Aisyiyah desaku. Hal itu berlangsung selama beberapa tahun. Sampai akhirnya saat aku SD ayah bekerja di KUD Jaten, walaupun gajinya tidak seberapa namun perekonomian keluarga kami sedikit membaik.

Saat aku SMP alhamdulillah aku berprestasi di sekolah, jadi tidak membayar sama sekali dan cukup meringankan beban orang tua. Saat itu ibuku merangkap mengajar di 3 tempat: TK, MI, dan SMP sebagai guru wiyata bhakti. Setiap bulan gajinya hanya 100-200 ribu rupiah. Jadi ibu dirumah juga masih harus menerima jahitan untuk menutup kebutuhan dan menabung sedikit-sedikit.

Saat aku lulus dari SMP, orang tuaku bingung mencari sekolah untukku. Bukan karena aku bodoh tapi ya sekali lagi karena masalah biaya. Tapi dasar aku bandel saat itu, belum ngerti kesulitan orang tua, aku ngotot kalo gak sekolah di SMA 1 pilih gak sekolah, itu juga harus yang program RSBI. Astaghfirullah.... Tapi saking sayangnya orang tuaku sama aku ya mereka mengiyakan aku mendaftar di SMA 1, alhamdulillah...  ayah bilang setiap orang punya rejekinya masing-masing, rejekimu pasti dijamin sama Allah, kalau Allah mengizinkan kamu diterima di SMA 1, Allah pasti memberi jalan untuk membayar biaya sekolahmu. Subhanallah bijaksana banget....

Setiap orang punya rejekinya masing-masing, rejekimu pasti dijamin sama Allah, kalau Allah mengizinkan kamu diterima di SMA 1, Allah pasti memberi jalan untuk membayar biaya sekolahmu.

 Benar saja, segala puji bagi Allah, saat tahun pertama di SMA, ibu ikut pendaftaran CPNS, dari seluruh pesera Kabupaten Karanganyar (>100 peserta) lowongannya hanya 1 kursi. Dan Alhamdulillah ibukulah yang berhasil lolos seleksi. Tapi tetep saja gaji CPNS kan belum penuh seperti gaji PNS, namun setidaknya SK CPNS dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman di bank. Sudah rutin bagiku dipanggil wali kelas karena nunggak SPP 3 bulan, kadang lebih, bahkan sudah terkenal di kalangan guru-guru kalau aku nggak dipanggil ya nggak akan akan bayar. Hehehe... lha gimana, wong ya orang tua belum punya uang... :-D 

Sekali lagi, aku bersyukur pada Allah karena dilahirkan sebagai seseorang yang cukup cerdas. Seandainya aku tak mendapat karunia itu, aku pasti sudah dikeluarkan dari SMA 1 sejak dulu, tapi karena karunia itu aku dipertahankan, bahkan wali kelasku sampai berniat membiayaiku, namun aku menolak. Aku percaya, seperti yang kupelajari dari ayah bahwa hanya kepada Allah tempat kita meminta belas kasihan, selama Allah masih sayang sama kita, kita tak perlu minta belas kasihan terhadap makhluk. Allah pasti memberi rejeki dari jalan yang terhormat.

Hanya kepada Allah tempat kita meminta belas kasihan, selama Allah masih sayang sama kita, kita tak perlu minta belas kasihan terhadap makhluk. Allah pasti memberi rejeki dari jalan yang terhormat.

Saat aku lulus SMA, aku pengen banget mendaftar di fakultas kedokteran UI. Tapi melihat kedua orang tuaku aku tak tega memaksakan kehendakku lagi. Saat itu SNMPTN, melihat rincian biaya kuliah, ayah menyuruhku mendaftar FKIP di pilihan pertama dan perpustakaan di pilihan kedua. Aku gak mau, aku bersikeras mendaftar di kedokteran, sudah menjadi mimpiku sejak TK untuk menjadi seorang dokter, dan akhirnya setelah melaui tawar menawar yang panjang akhirnya aku memutuskan pilihan di pendidikan dokter UNS. Aku nggak mau mengisi pilihan kedua, bagiku kalau tidak masuk di kedokteran ya nggak kuliah. Astaghfirullah.. Aku masih saja ngotot sampai saat hari H aku mendaftar ibu memintaku mengisi pilihan kedua di FKIP, terserah aku pilih pendidikan apa, yang penting FKIP. Yasudah saat itu aku mengisi pilihan kedua di Pendidikan Matematika FKIP UNS. Saat itu aku mendaftar program beasiswa bidik misi namun entah kenapa dari pihak sekolah pengajuanku tidak diloloskan. Jadi aku tetap masuk dari jalur reguler tanpa beasiswa, gak papa, aku masih percaya, kalau seandainya aku diizinkan menimba ilmu lebih banyak di Fakultas Kedokteran, aku ditakdirkan untuk berjihad melalui jalan kesehatan, Allah pasti memberi rizki dari arah yang tak disangka-sangka.

Hmm...... dari situlah aku belajar menghadapi kerasnya kehidupan. Bagaimana harus bersikap ketika keinginan tak menjadi kenyataan. Bagaimana memilah antara keinginan dan kebutuhan. Dan bagaimana memegang erat sebuah prinsip, mewujudkan keyakinan menjadi sebuah jalan menuju keseksesan. Betapa berartinya orang tua sebagai penyokong utama terwujudnya mimpi, dari dari sini aku mengerti betapa pentingnya birrul walidain.

And it's me now! Seorang mahasiswi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran UNS, semester 4, dengan kuliah lancar, organisasi lancar, asisten Laboratorium Anatomi dan Embriologi FK UNS. Selangkah lebih dekat untuk merealisasikan mimpi, siap membanggakan orang tua dan siap berbakti untuk negeri. :)

Sekarang saatnya melanjutkan mimpi, mau jadi apa aku setelah ini? Kita lihat saja nanti. Yang jelas perjuanganku belum selesai di sini. Masih ada amanah orang tua yang belum kutunaikan dan jasa mereka yang belum kubalas. Sampai saat ini hanya doa yang terlantun disetiap sujud yang bisa kuberikan untuk mengganti jasa orang tuaku. Tunggulah sebentar lagi ayah, ibu. Sebentar lagi tanamanmu akan memberikan panen yang memuaskan. Insyaallah..

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jumat, 12 Juli 2013

SJSN dan BPJS, benarkah membantu rakyat miskin?

sebuah renungan : SJSN dan BPJS: Memalak Rakyat Atas Nama Jaminan Sosial 

Setelah beberapa tahun tertunda, akhirnya 1 Januari 2013 Pemerintah mengeluarkan Perpres No. 12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan untuk melengkapi PP 101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebagai Implementasi UU SJSN. Berdasarkan kedua peraturan tersebut pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial secara bertahap mulai diberlakukan pada 1 Januari 2014 dan ditargetkan tahun 2019 seluruh penduduk sudah menjadi peserta Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Kedua aturan tersebut semakin jelas menunjukkan kejahatan SJSN.

Pesanan Para Kapitalis Asing Konsep SJSN yang ditetapkan di Indonesia ini merupakan bagian dari Konsesus Washington dalam bentuk Program SAP (Structural Adjustment Program) yang diimplemetasikan dalam bentuk LoI antara IMF dan Pemerintahan Indonesia untuk mengatasi krisis. Program SAP inilah yang diterapkan IMF kepada negara-negara pasiennya di seluruh dunia termasuk Indonesia. Delapan kali penandatangan Letter of Intent (LoI) oleh Indonesia dan IMF selama periode 1997-2002 telah menghasilkan sejumlah undang-undang yang makin membuat rakyat menderita. Ragam UU tersebut juga makin kokohnya penjajahan sosial dan ekonomi di Indonesia melalui liberalisasi dan swastanisi pengelolaan sumberdaya alam serta komersialisasi layanan publik. Di bidang ekonomi ada UU PMA , UU Migas, UU Minerba dan UU SDA yang semuanya merugikan rakyat dan mengokohkan penjarahan kekayaaan milik rakyat oleh para kapitalis baik lokal maupun asing. Di bidang Pendidikan muncul UU Sisdiknas dan UU BHP yang melahirkan swastanisasi dan komersialisasi layanan pendidikan. Di bidang kesehatan ini lahirlah UU SJSN dan BPJS sebagai pelengkap komersialisasi dan swastanisai layanan publik di bidang kesehatan.

Hampir semua undang-undang yang disahkan oleh DPR adalah pesanan asing. Bahkan kebanyakan draft-nya sudah dibuat oleh mereka. DPR hanya bertugas untuk mengesahkan saja. Pembuatan UU tersebut merupakan bagian dari paket reformasi jaminan sosial dan keuangan pemerintah yang digagas oleh ADB pada tahun 2002 pada masa pemerintahan Megawati. Hal tersebut terungkap dalam dokumen Asian Development Bank (ADB) tahun 2006 yang bertajuk, “Financial Governance and Social Security Reform Program (FGSSR).” Dalam dokumen tersebut antara lain disebutkan, ”Bantuan Teknis dari ADB telah disiapkan untuk membantu mengembangkan SJSN yang sejalan dengan sejumlah kebijakan kunci dan prioritas yang dibuat oleh tim penyusun dan lembaga lain.” Nilai pinjaman program FGSSR ini sendiri sebesar US$ 250 juta atau Rp 2,25 triliun dengan kurs 9.000/US$. Dalam dokumen tersebut antara lain disebutkan bahwa ADB terjun langsung dalam bentuk bantuan teknis. “ADB Technical Assistance was provided to help develop the SJSN in line with key policies and priorities established by the drafting team and other agencies (Bantuan Teknis dari ADB telah disiapkan untuk membantu mengembangkan SJSN yang sejalan dengan sejumlah kebijakan kunci dan prioritas yang dibuat oleh tim penyusun dan lembaga lain).”

SJSN dan BPJS: Memalak Rakyat SJSN ini konsepnya mengikuti paradigma Barat atau sistem kapitalis dalam masalah jaminan sosial, yaitu sistem asuransi. Namanya terdengar bagus, Jaminan Sosial Nasional, tetapi isinya ternyata hanya mengatur tentang asuransi sosial yang akan dikelola oleh BPJS. Artinya, itu adalah swastanisasi pelayanan sosial khususnya di bidang kesehatan. Hal ini bisa kita lihat dari isi UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN itu. Dalam Pasal 1 berbunyi: Asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan/atau anggota keluarganya. Lalu Pasal 17 ayat (1): Setiap peserta wajib membayar iuran. (2) Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada BPJS secara berkala.

Dari dua pasal itu bisa kita pahami. Pertama: terjadi pengalihan tanggung jawab negara kepada individu atau rakyat melalui iuran yang dibayarkan langsung, atau melalui pemberi kerja bagi karyawan swasta, atau oleh negara bagi pegawai negeri. Lalu sebagai tambal sulamnya, negara membayar iuran program jaminan sosial bagi yang miskin.

Pengalihan tanggung jawab negara kepada individu dalam masalah jaminan sosial juga bisa dilihat dari penjelasan undang-undang tersebut tentang prinsip gotong-royong yaitu: Peserta yang mampu (membantu) kepada peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat; peserta yang berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi; dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Jadi, jelas undang-undang ini justru ingin melepaskan tanggung jawab negara terhadap jaminan sosial atau kesehatan. Kedua: Yang akan menerima jaminan sosial adalah mereka yang teregister atau tercatat membayar iuran. Ketiga: Jaminan sosial tersebut hanya bersifat parsial, misalnya jaminan kesehatan, tetapi tidak memberikan jaminan kepada rakyat dalam pemenuhan kebutuhan pokok sandang, pangan dan papan maupun pendidikan.

Adapun BPJS adalah lembaga yang dibentuk berdasarkan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS, yang merupakan amanat dari UU No. 40 Tahun 2004 Tentang SJSN. BPJS akan menjadi lembaga superbody yang memiliki kewenangan luar biasa di negara ini untuk merampok uang rakyat. Tidak hanya kepada para buruh, sasaran UU ini adalah seluruh rakyat Indonesia. Kedua UU tersebut mengatur asuransi sosial yang akan dikelola oleh BPJS. Hal ini ditegaskan oleh UU 40/2004 pasal 19 ayat 1 yang berbunyi: Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Juga Pasal 29, 35, 39, dan 43. Semua pasal tersebut menyebutkan secara jelas bahwa jaminan sosial itu diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial. Prinsip asuransi sosial juga terlihat dalam UU Nomer 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Pada Pasal 1 huruf (g) dan Pasal 14 serta Pasal 16 disebutkan bahwa BPJS menyelenggarakan sistem jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip kepesertaan yang bersifat wajib. Inilah fakta sebenarnya dan bahaya UU SJSN dan BPJS bagi rakyat.

Rakyat dipalak sedemikian rupa atas nama kepentingan negara dalam menjamin layanan kesehatan dan sosial lainnya. Bagaimana tidak memalak. UU itu menyiapkan seperangkat sanksi bagi rakyat yang tidak mau membayar premi. Jadi, bohong jika dikatakan bahwa UU ini akan membawa kesejahteraan bagi rakyat. Hal ini sudah terbukti di mana-mana, termasuk di Indonesia.

Saat ini institusi bisnis asuransi multinasional tengah mengincar peluang bisnis besar di Indonesia yang dibuka antara lain oleh UU 40/2004, Pasal 5 dan Pasal 17, juga UU 24/2011 Pasal 11 huruf (b); disebutkan bahwa BPJS berwenang menempatkan dana jaminan sosial untuk investasi. Ini merupakan bukti nyata dari pengaruh neoliberalisme yang memang sekarang sedang melanda Indonesia. Bukti Pemerasan Berdasarkan PP 101 tahun 2012 dan Perpes No. 12 tahun 2013, SJSN akan mulai diberlakukan mulai tahun 2014 ini, Akan tetapi, kedua peraturan tersebut semakin memperjelas bahwa jaminan sosial yang selama ini dijanjikan sebenarnya adalah pemalakan kepada rakyat untuk kepentingan perusahaan asuransi. Karena itu, sangat wajar kedua peraturan tersebut juga ditolak oleh mereka yang selama ini sangat mendukung dan menuntut segera dilaksanakan UU SJSN, seperti Komite Aksi Jaminan sosial dan Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI).

Beberapa aturan tekhnis yang ada dalam PP tersebut menunjukkan bahwa SJSN adalah privatisasi atau komersialisasi layanan publik. Dalam PP itu disebutkan bentuk badan hukum saja, bukan badan hukum publik. Dengan bentuk badan hukum publik saja, seperti Perguruan Tinggi, nuansa komersialisasi tidak bisa dihindarkan. Apalagi kalau badan hukumnya selain badan hukum publik, misalnya Perseroan Terbatas (PT). Kalau bentuknya PT jangan diharap ada pengutamaan pelayanan karena PT orientasinya adalah profit atau keuntungan. Masyarakat yang akan mendapat pelayanan kesehatan adalah mereka yang membayar iuran premi asuransi. Dalam kedua PP tersebut tidak disebutkan besarnya iuran. Namun, berdasarkan draft PP dan Usulan Pokja BPJS ada 3 kelompok kepesertan, yaitu: (1) Kelompok Miskin atau Penerima Bantuan Iuran dengan premi yang harus dibayar sebesar Rp 22.500 perbulan dan berhak mendapat pelayanan kesehatan kelas 3; (2) Kelompok yang menginginkan pelayanan kelas 2 membayar Rp 40.000 perbulan; (3) Kelompok yang menginginkan Pelayanan Kelas 1 harus membayar premi Rp 50.000 perbulan. Dalam Pasal 17 UU SJSN disebutkan yang akan menerima jaminan sosial adalah mereka yang terregister atau tercatat membayar iuran. Jadi, yang tidak tercatat atau tercatat tetapi belum membayar atau punya tunggakan kemungkinan besar akan ditolak atau tidak akan mendapat layanan dari rumah sakit.

Tim Pokja BPJS mengajukan Penerima Bantuan Iuran untuk rakyat miskin sebesar Rp 22.200 perorang perbulan dengan jumlah rakyat miskin 96,4 juta sehingga total sekitar Rp 25, 5 Triliun. Namun, Menkeu hanya menyetujui Rp15.500 perorang dengan orang miskin yang ditanggung sebesar 86 juta atau total Rp 16 Triliun. Artinya, rakyat miskin yang selama ini dijanjikan gratis ternyata harus membayar sebesar Rp 6.700 karena Pemerintah hanya menanggung premi Rp 15.500. Artinya, kalau nunggak atau tidak membayar jelas tidak akan mendapatkan layanan kesehatan. Yang juga perlu diperhatikan, Penerima Bantuan Iuran bentuknya adalah subsidi yang sifatnya sementara dan setiap saat bisa dihapuskan, sehingga rakyat miskin harus membayar secara penuh. Walaupun sudah membayar iuran premi belum tentu orang miskin ini akan mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Sebab, menurut Ikatan Dokter Indonesia, iuran sebesar Rp 22.200 itu dinilai belum mencukupi nilai keekonomian pelayanan kesehatan. Hal itu dikhawatirkan bisa menurunkan mutu layanan medis karena tidak cukup untuk membiayai tenaga medis, obat-obatan, investasi, dan biaya lain. Ikatan Dokter Indonesia mengusulkan, besaran iuran setidaknya Rp 60.000 perorang perbulan. Selain itu, ternyata tidak semua jenis layanan kesehatan dijamin oleh sistem tersebut. Di antaranya adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan; juga pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa atau wabah (lihat pasal 25 ayat a sampai n PERPRES No, 12 Tahun 2013). Dengan demikian, seorang pasien dirawat akibat wabah tertentu seperti Demam Berdarah (DBD), misalnya, ia tidak berhak mendapatkan layanan gratis alias harus bayar.

Yang cukup menarik, penentuan besarnya orang miskin yang akan mendapat bantuan. Tim POKJA BPJS mengajukan 96 juta orang, sementara yang disetujui 86 juta Orang. Selama ini Pemerintah menyatakan berdasarkan data BPS, misalnya tahun 2012, orang miskin itu sekitar 30 juta orang. Ini menunjukkan data orang miskin yang sebenarnya atau untuk menjadi lahan korupsi baru dengan mengkorupsi dana APBN dengan alasan untuk orang miskin? Itulah sebagian keburukan-keburukan SJSN yang selama ini dianggap akan memberikan jaminan sosial bagi masyarakat, ternyata hanya akan menambah beban atau penderitaan baru bagi masyarakat.

Hanya Sistem Islam yang Bisa Mewjudukan Jaminan Sosial Berdasarkan hal di atas jelas bahwa sistem jaminanan sosial, khususnya dalam bidang kesehatan, hanyalah mengalihkan tanggung jawab pelayanan kesehatan oleh Pemerintah kepada rakyat. Selain membebani rakyat, sistem pelayanan kesehatan tersebut bersifat diskriminatif karena yang ditanggung oleh Pemerintah hanyalah orang miskin saja. Adapun yang dianggap mampu harus membayar sendiri. Tragisnya lagi, pelayanan kesehatan terhadap rakyat dibedakan berdasarkan status ekonomi dan jabatannya. Hal tersebut jelas bertentangan dengan Islam. Pasalnya pelayanan publik merupakan tugas Pemerintah yang tidak boleh dialihkan kepada pihak lain. Pelayanan tersebut juga harus bersifat menyeluruh dan tidak diskriminatif.

Rasulullah saw. bersabda: رَﻋِﻴﱠﺘِﻪِ ْ ﻋَﻦ ٌ ﻣَﺴْﺆُÙˆْÙ„ َ ﻫُï»® َÙˆٍ رَاع ُ اَﻹِﻣَﺎم Imam adalah pelayanan yang bertanggung jawab atas rakyatnya (HR Muslim). Hadis tersebut setidaknya menunjukkan dua hal: hanya pemimpin saja yang berhak melakukan aktivitas pelayanan (ri’ayah) dan pelayanan tersebut bersifat umum untuk seluruh rakyat karena kata rakyat (ra’iyyah) dalam hadis tersebut berbentuk umum. Kewajiban pemenuhan pelayanan kesehatan dan pengobatan oleh negara telah ditunjukkan oleh sejumlah dalil syariah. Pelayanan kesehatan merupakan bagian dari urusan rakyat, bahkan merupakan perkara yang amat penting bagi mereka. Salah satu dalilnya adalah ketika Rasulullah saw. dihadiahi seorang tabib, beliau menjadikan tabib itu untuk kaum Muslim dan bukan untuk dirinya pribadi (Al-Maliky, As-Siyâsah al-Iqtishâdiyyah al-Mutslâ, hlm. 80). Dalil lainnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah saw. pernah mengirim tabib kepada Ubay bin Kaab. Kemudian tabib tersebut membedah uratnya dan menyundutnya dengan kay (besi panas). Kedua riwayat ini menunjukkan bahwa penyediaan layanan kesehatan dan pengobatan wajib disediakan oleh negara secara gratis bagi yang membutuhkannya (An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, hlm. 19). Itulah sistem jaminan pelayananan kesehatan dalam Islam. Namun, sistem tersebut hanya bisa dijalankan dalam ketika syariah Islam dijalan secara kaffah dalam institusi Daulah Khilafah Islamiyah.
Wallahu a’lam. 

[Dr. Arim Nasim, M.Si.,Ak. (Lajnah Mashlahiyyah DPP HTI)]

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rabu, 10 Juli 2013

Yakin mau nikah muda?


Pernikahan adalah hal yang sakral dan suci, namun sejenak merasa risih tiap kali ada teman-teman (bahkan adik tingkat) mulai menggalau mengenai pernikahan. Udah pada pengen nikah semua. Apalagi ditambah akhir-akhir ini banyak ustadz yang baru naik daun pada ngompor-ngomporin nikah. Nikah muda enak katanya.. hmmm......

Sebenernya nikah muda itu apa sih? Nikah muda itu ketika menikah wanita berusia kurang dari 22 tahun dan pria kurang dari 25 tahun. Lalu mengapa kalau nikah muda? Bukankah itu syar'i? Nikah muda kan sunah Rasul, bisa secepatnya menyempurnakan separuh agama, bisa menghindari zina, bisa tiap pagi dibangunin istri, dimasakin istri, capek dipijitin istri, tidur bisa peluk istri, dan bla.. bla.. bla...... Emang sih nikah muda ada sukanya, tapi itu buka berarti gak ada dukanya.

Menurut kompasiana, suka duka nikah muda itu:
Sukanya :

1. Bisa pacaran setiap hari dan tidak was-was digrebeg hansip.

2. Karena sudah halal dan tinggal serumah, tidak tersiksa lagi dengan perasaan rindu yang menggebu.

3. Bisa bermain bersama setiap hari (kan masih amat sangat muda), hangout bareng, main gundu, main layangan, pokoknya bermain bersamalah.

4. Kalau langsung punya anak, dan anaknya ntar sudah gede, dikira adek kakak, jadi merasa awet muda terus.

Dukanya :

1. Sudah milik orang, sehingga gak bisa lirik-lirik lagi, eh..maksudnya karena sudah berstatus menikah, jadi repot mau hangout bareng teman, karena sudah ada yang melarang-larang.

2. Apalagi kalau sudah punya anak, pasti repot banget membagi waktu antara bermain/ kuliah (yang kuliah) dan mengurus rumah tangga, atau istilahnya kehilangan masa mudanya.

3. Apalagi kalau penghasilan masih pas-pasan, pasti tambah repot untuk mengatur jalannya roda perumahtanggaan, misalnya nih :

istri : Pipi, susu adek habis, trus tagihan listrik belom dibayar tiga bulan, belom lagi biaya kuliah mimi, dan bulan ini mimi belom beli baju satupun, masa kuliah bajunya itu-itu aja, malu pi *sambil berlinang air mata

suami : Mimi sayang, sabar ya…pipi lagi usaha kecil-kecilan nambah pemasukan, mimi bisa kan hidup prihatin? *sambil kedip-kedip mata menahan tangis

istri : Sampai kapan kayak gini pi, kemarin mimi main kucing-kucingan sama orang, cape pi…

Suami : Kalau cape ya istirahat mi, emang main kucing-kucingan sama siapa sih?

istri : penagih utang!

suami : OoooooO

4. Menjadi bangsa nomaden. Biasanya sebagian besar yang menikah muda, si suami belum mapan benar (baca : belum punya rumah sendiri), jadi tinggalnya masih berpindah-pindah dari rumah mertua yang satu kerumah mertua yang lain. Kalau jauh dari mereka, biasanya ngontrak atau cari kos-kosan, sehingga repot boyongan kesana kemari. Capek kan.

5. Sulit berkembang. Meskipun menikah bukanlah mengikat aktifitas kita, tapi dengan menikah di usia yang relatif muda, mau tidak mau prioritas kita jadi terpecah, sehingga hal ini bisa saja menghambat cita-cita dan bisa saja apa yang diinginkan tidak kesampaian alias mendeg jegreg karena sulit fokus kembali.

6. Biasanya sih, di usia yang masih muda, organ fisik masih belum matang, ditambah dengan psikologis yang belum mantap/stabil, sehingga hal ini bisa berdampak kurang baik pada fisik maupun psikis pelaku nikah muda/dini.

Menurutku, masa muda itu cuma sekali, dan ini adalah masa puncak semangat kita buat berprestasi. Masa muda memegang pengaruh penting buat masa depan kita nanti, masa ini adalah  saat-saat kita menyusun fondasi kesuksesan dan kebahagiaan di masa tua. Di masa ini kesempatan buat kita belajar terbuka seluas-luasnya, dimana kalo kita salah kita tidak malu dan masih banyak waktu buat mencoba kembali. Banyak hal yang bisa diraih karena energi kita dalam masa puncak, dan kesempatan berkarya lebih banyak.

Saat masih kuliah misalnya, kita bisa fokus ke akademis dan mengembangkan skill non akademis. Kita bisa ikut berbagai organisasi mahasiswa, bisa ikut berbagai aksi, bermacam lomba, sampe ke luar negeri. Kan gak lucu kalo kita udah nikah, kita ikut organisasi mahasiswa dan saatitu sedang mengerjakan proker besar, kita dituntut beraktifitas seharian bersama tim, kebetulan suami kita pecemburu pasti marah-marah: "kamu kok pulang larut terus sih? Gak pernah siapin makanan? Kalo sama suami aja gak nurut tapi kalo disms mas itu langsung dateng, udah gak usah ikut organisasi...!!!" Lha? Terus gimana caranya kita mau berkembang? Gak dapet dong pengalaman organisasi.....

Terus saat kita mau aksi turun ke jalan misalnya, dan kita punya baby yang rewel. Boro-boro mau orasi atau ikut long march, ngurusin anak aja capek...

Yaudah gak usah ikut organisasi gak papa, yang penting kuliahnya jalan. Begitu?
Aku nih sebagai mahasiswi kedokteran yang masih single aja merasa kadang kerepotan ngurusin kuliah. Tiap hari harus bangun jam setengah 4 pagi, terus siap-siap karena nanti mau masuk jam 5.30, masih banyak yang harus disiapin dan kadang ada tugas yang belum kelar, sarapan aja gak sempet. Terus kuliah sampe jam 15.40, belum kalo ada tambahan asistensian sore, belum kalo ada amanah disana sini, bisa-bisa sampe rumah maghrib (biasanya aku sih sampe rumah ba'da isya). Abis itu ngerjain laporan, brk, belajar pretas, posttest, responsi, nyiapin tutorial, dll, biasanya baru bisa tidur diatas jam 10 malem, dan besok pagi harus bangun setengah 4 pagi lagi. Itu aja udah cuapek banget. Tidur sehari cuma 3-5 jam sehari. Masih sempet ngurusin anak? ngurus diri sendiri aja gak sempet...

Apalagi kalau menikah dengan seorang ikhwan garis keras, yang melarang istri kuliah/bekerja. Ada nih temen aku yang nikah waktu kuliah semester 3, baru 19 tahun saat itu (kalo gak salah), suaminya melarang dia lanjutin kuliah. Kasian banget kan, padahal dianya pengen banget lanjutin kuliah, tapi karena suami tidak ridho dan kewajiban istri patuh pada suami jadi dia terpaksa mengubur mimpi-mimpinya.. hiks...

Dan tau gak temen-temen kalo pengen anak kita berkembang optimal ibu harus memberi ASI ekslusif selama 6 bulan. Mau kuliah sambil menyusui?????

Jadi mikir lagi kan kalo mau nikah muda?
Sudahlah..... manfaatkanlah dulu masa mudamu untuk hal lain yang lebih besar dan membanggakan. Kita harus punya target prestasi yang harus dicapai sebelum menikah. Misalnya nih: aku pengen bisa ke luar negeri dengan memenangkan lomba ini, aku pengen bisa bikin organisasiku ini go internasional, aku pengen bikin komunitas pecinta bumi, aku pengen menaikkan haji ortu dulu sebelum menikah, aku pengen punya usaha dengan omset >1M sebelum menikah, dll. Kan prestasi itu juga bisa dibanggakan dan memotivasi anak kita nanti. Memang sih makna prestasi bagi setiap orang berbeda, dan bagi sebagian orang menikah muda saat kedua pasangan belum matang itu juga prestasi. Yah.. kembali ke diri masing-masing. Mau pasang target prestasi sebelum menikah setinggi apa?


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tuntunan Idul Fitri

1. Memperbanyak takbir pada malam Hari Raya ‘Idul Fitri, sejak matahari terbenam, hingga esok, ketika shalat ‘Id dimulai.
Dasarnya adalah firman Allah SWT yang artinya: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [QS. Al-Baqarah (2): 185].

2. Sebelum berangkat ke tempat shalat, hendaklah memakai pakaian yang terbaik yang dimilikinya, memakai wangi-wangian, makan secukupnya. Pada waktu berangkat shalat hendaklah selalu membaca takbir. Dan pada waktu pulang hendaklah mengambil jalan lain ketika berangkat. Semua kaum muslimin dan muslimat dianjurkan mendatangi tempat shalat untuk mendengarkan khutbah. Para wanita yang sedang haidl cukup mendengarkan khutbah, tidak mengerjakan shalat.
Dasar-dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Anas r.a. (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw menyuruh kami pada dua hari raya [Idul Fitri dan Idul Adlha] agar memakai pakaian yang terbaik yang kami miliki, memakai wangi-wangian yang terbaik, dan menyembelih binatang yang paling gemuk.” [HR. Al-Hakim].

b. Hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw apabila keluar ke tempat shalat dua Hari Raya, pulangnya selalu mengambil jalan lain dari ketika beliau keluar.” [HR.Ahmad dan Muslim].

c. Hadits Nabi Muhammad saw: “Dari ‘Ali r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Termasuk sunnah Nabi, pergi ke tempat shalat ‘Id dengan berjalan kaki dan makan sedikit sebelum keluar.” [HR at-Tirmidzi].

d. Hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Ummu ‘Athiyyah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw memerintahkan kami supaya menyuruh mereka keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adlha: sedang haid dan wanita pingitan. Adapun wanita-wanita sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat shalat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya itu dan panggilan kaum Muslimin. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang kami yang tidak mempunyai baju jilbab? Rasulullah menjawab: Hendaklah temannya meminjaminya baju kurungnya.” [HR. Al-Jama‘ah].

3. Lafadz Takbir
Lafadz takbir untuk Hari Raya adalah:
اَللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، Ù„اَ Ø¥ِÙ„ٰÙ‡َ Ø¥ِلاَّ اللهُ Ùˆَاللهُ أكْبَرُ، Ø§َللهُ أكْبَرُ Ùˆَللهِ اْلحَÙ…ْدُ

Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Salman (dilaporkan bahwa) ia berkata: Bertakbirlah dengan: Allaahu akbar, Allaahu akbar kabiiran. Dan dari Umar dan Ibnu Mas‘ud (dilaporkan): Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.” [HR. ‘Abdur-Razzaq, dengan sanad shahih].

4. Zakat Fitri
Zakat fitri diwajibkan kepada setiap orang muslim/muslimah, tua muda, dan anak kecil, yang pada menjelang Hari Raya mempunyai kelebihan makanan pokok. Zakat fitri berupa makanan pokok sebanyak 1 sha‘ (!2,5 kg). Zakat fitri ditunaikan pada akhir Ramadhan, dan selambat-lambatnya sebelum shalat 'Id dilaksanakan. Apabila zakat tersebut ditunaikan sesudah shalat ‘Id, maka berubah menjadi shadaqah biasa. Sebaiknya zakat fitri dikumpulkan pada Panitia Zakat (Amil Zakat), agar dapat dibagikan secara merata dan teratur. Adapun tujuan zakat fitri ialah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari dosa-dosanya, karena ketika berpuasa, baik sengaja maupun tidak sengaja, telah melakukan hal-hal yang dilarang oleh Syari‘ah, dan juga untuk menyantuni para fakir miskin.

Dalam hadits Nabi saw disebutkan sebagai berikut: “Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan diri orang yang berpuasa dari perkataan yang sia-sia dan kotor serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat ‘Id, maka itu adalah zakat yang diterima, dan barang siapa yang menunaikannya sesudah shalat ‘Id, maka itu hanyalah sekedar sedekah.” [HR. Abu Dawud, Ibnu Majah].

“Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fitri pada bulan Ramadhan atas setiap jiwa orang Muslim, baik merdeka ataupun budak, laki-laki ataupun wanita, kecil ataupun besar, sebanyak satu sha’ kurma atau gandum. [HR. Muslim].

5. Shalat dan Khutbah ‘Idul Fitri
a. Shalat Idul Fitri dikerjakan secara berjama‘ah di tanah lapang. Jumlah rakaat shalat Idul Fitri adalah dua rakaat, dengan tujuh kali takbir setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama, dan lima kali takbir pada rakaat kedua.
Dasar-dasarnya adalah: “Dari Abu Sa‘id al-Khudri (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Nabi Muhammad saw selalu keluar pada hari Idul Fitri dan hari Idul Adlha menuju lapangan, lalu hal pertama yang ia lakukan adalah shalat ...” [HR. Al-Bukhari].

“Dari Ibnu Abbas (diriwayatkan) bahwasanya Rasulullah saw pada hari Idul Adlha atau Idul Fitri keluar, lalu shalat dua rakaat, dan tidak mengerjakan shalat apapun sebelum maupun sesudahnya. [Ditakhrijkan oleh tujuh ahli hadis].

“Dari Aisyah (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw pada shalat dua hari raya bertakbir tujuh kali dan lima kali sebelum membaca (al-Fatihah dan surat). [HR Ahmad].

b. Khutbah Idul Fitri dikerjakan satu kali sesudah melaksanakan shalat Idul Fitri, dimulai dengan bacaan hamdalah.
Dasarnya adalah: “Dari Abu Sa‘id al-Khudri (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adlha menuju lapangan tempat shalat, maka hal pertama yang dia lakukan adalah shalat, kemudian manakala selesai beliau berdiri menghadap orang banyak yang tetap duduk dalam saf-saf mereka, lalu Nabi saw menyampaikan nasehat dan pesan-pesan dan perintah kepada mereka; lalu jika beliau hendak memberangkatkan angkatan perang atau hendak memerintahkan sesuatu beliau laksanakan, kemudia lalu beliau pulang. [HR. Muttafaq ‘Alaih].

“Dari Jabir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya menghadiri shalat pada suatu hari raya bersama Rasulullah saw: sebelum khutbah beliau memulai dengan shalat tanpa azan dan tanpa qamat. Lalu manakala selesai shalat beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia bertahmid dan memuji Allah, menyampaikan nasehat dan peringatan untuk jamaah, serta mendorong mereka supaya patuh kepada-Nya ... [HR. an-Nasa’i].

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tuntunan Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih)


1. Pengertian Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih)
Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) ialah shalat sunnat malam pada bulan Ramadhan.

2. Waktu Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih)
Adapun waktunya ialah sesudah shalat ‘Isya hingga fajar (sebelum datang waktu Shubuh), sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad saw: “Dari ‘Aisyah r.a. isteri Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu mengerjakan shalat (malam) pada waktu antara selesai shalat ‘Isya, yang disebut orang “‘atamah” hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat.” [HR. Muslim].

3. Pelaksanaan Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih)
a. Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) sebaiknya dikerjakan secara berjama‘ah, baik di masjid, mushalla, ataupun di rumah, dan dapat pula dikerjakan sendiri-sendiri. Dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad saw: “Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Mukminin ra, bahwasanya Rasulullah saw pada suatu malam salat di masjid. Lalu salatlah bersama salatnya (berjamaah) sejumlah orang. Kemudian
orang satu kabilah (dalam jumlah besar) juga ikut salat, sehingga jumlah jamaah semakin banyak. Pada malam ketiga atau keempat, para jamaah telah berkumpul, namun Rasulullah saw tidak keluar ke masjid menemui mereka. Ketika pagi tiba beliau berkata: “Aku sungguh telah melihat apa yang kalian lakukan (salat tarawih berjamaah). Tidak ada yang menghalangiku untuk keluar menemui kalian, kecuali sesungguhnya aku takut, (kalian menganggap) salat itu diwajibkan atas kalian.” Komentar Aisyiah: Hal itu terjadi di bulan Ramadan.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]

b. Apabila dikerjakan secara berjama‘ah, maka harus diatur dengan baik dan teratur, sehingga menimbulkan rasa khusyu‘ dan tenang serta khidmat; shaf laki-laki dewasa di bagian depan, anak-anak
dibelakangnya, kemudian wanita di shaf paling belakang. Kalau perlu dapat diberi tabir, untuk menghindari saling memandang antara laki-laki dan wanita. Dasarnya adalah hadis Nabi Muhammad
saw: Artinya: “Dari Anas ibn Malik r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya mendirikan shalat di rumah saya bersama anak yatim di belakang Nabi saw, sedang ibuku, Ummu Sulaim di belakang kami.” [HR. Ibnu Khuzaimah].

c. Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) dikerjakan antara lain dengan cara 4 raka‘at, 4 raka‘at tanpa tasyahud awal, dan 3 raka‘at witir tanpa tasyahud awal, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Nabi Muhammad saw: “Dari ‘Aisyah (diriwayatkan bahwa) ketika ia ditanya mengenai shalat Rasulullah saw di bulan Ramadan. Aisyah menjawab: Nabi saw tidak pernah melakukan shalat sunnat di bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

d. Sebelum mengerjakan Qiyamu Ramadhan, disunnatkan mengerjakan shalat sunat dua raka‘at ringan (Shalat Iftitah), sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad saw: “Diriwayatkan dari Makhramah bin Sulaiman sesungguhnya Kuraib hamba ibnu Abbas telah menceritakan bahwa dirinya berkata: Saya bertanya kepada Ibnu Abbas, bagaimana salat Rasulullah saw pada malam hari dimana saya bermalam di tempatnya sedang beliau (Rasulullah) berada di tempat Maimunah. Beliau tidur, lalu sampai waktu telah memasuki sepertiga malam atau setengahnya beliau bangun dan menuju ke griba (wadah air dari kulit) kemudian beliau berwudlu dan aku pun berwudlu bersama beliau, lalu beliau berdiri (untuk melakukan salat) dan aku pun berdiri di sebelah kirinya, maka beliau menjadikan aku berada di sebelah kanannya, kemudian beliau meletakkan tangannya di atas kepalaku, seolah-olah beliau memegang telingaku, seolah-olah beliau membangunkanku, kemudian beliau salat dua rakaat ringan-ringan, beliau membaca ummul-Qur’an pada setiap rakaat, kemudian beliau mengucapkan salam sampai beliau salat sebelas rakaat dengan witirnya, kemudian beliau tidur. Maka sahabat Bilal menghampirinya sambil berseru; waktu salat wahai Rasulullah, lalu beliau bangkit (bangun dari tidurnya) dan salat dua rakaat, kemudian memimpin salat orang banyak.” [HR Abu Dawud, kitab as-Salat, bab fi salat al-Lail, hadis no. 1157]

f. Salat iftitah dilakukan dengan cara: pada rakaat pertama setelah takbiratul-ihram membaca doa iftitah “Subhanallah dzil malakuti wal jabaruti wal kibriya-i wal-‘adzamah”, kemudian membaca surat al-fatihah, dan pada rakaat kedua hanya membaca surat al-Fatihah (tanpa membaca surat lain). Dasarnya adalah hadis Nabi saw: “Diriwayatkan dari Hudzaifah bin al-Yaman ia berkata: Aku pernah mendatangi Nabi saw pada suatu malam. Beliau mengambil wudlu kemudian shalat lalu aku menghampirinya dan berdiri di sebelah kirinya lalu aku di tempatkan di sebelah kanannya, kemudian beliau bertakbir dan membaca: Subha-nallah dzil malakuti wal-jabaruti wal-kibriya-i wal-‘adzamah.” [HR. ath-Thabrani dalam kitab al-Ausath dengan mengatakan bahwa perawinya orang terpecaya, juz 1: 107]

g. Bacaan surat yang dibaca setelah membaca Al-Fatihah pada 3 raka‘at shalat witir, menurut Rasulullah saw adalah sebagai berikut: Pada raka‘at pertama membaca surat Al-A‘la, pada raka‘at kedua membaca surat Al-Kafirun, dan pada raka‘at ketiga membaca surat Al-Ikhlash. Dalam hadits Nabi disebutkan sebagai berikut: “Dari Ubay bin Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bahwa Nabi saw pada shalat witir pada rakaat yang pertama selalu membaca Sabbihisma Rabbikal-A‘laa, dan pada rakaat yang kedua membaca Qul Yaa Ayyuhal-Kaafiruun, dan pada rakaat yang ketiga membaca Qul Huwallaahu Ahad.” [HR. An-Nasa’i, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah].

h. Setelah selesai 3 raka‘at shalat witir, disunatkan membaca doa:  Ø³ُبْØ­َانَ اْلمَÙ„ِÙƒِ اْلقُدُّوسِ
Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih.”

Dibaca tiga kali, dengan suara nyaring dan panjang pada bacaan yang ketiga.

Lalu membaca: رَبُّ اْلمَلاَئِÙƒَØ©ِ ÙˆَالرُّÙˆْØ­ِ
Artinya: “Yang Menguasai para Malaikat dan Ruh/Jibril.”

Berdasarkan hadis: “Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw membaca Subhanal- Malikil-Quddus [Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih]”
[HR. AbuDawud].

“Dari Ubayy Ibnu Ka‘ab (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Adalah Rasulullah saw melakukan witir dengan membaca Sabbihis—marabbikal-a‘la, qul ya ayyuhal-kafirun dan qul huwallahu ahad; dan apabila selesai salam ia membaca Subhanal-Malikil-Quddus [Maha Suci Allah Yang Maha Merajai dan Yang Maha Bersih] tiga kali dan menyaringkan suaranya dengan yang ketiga, serta mengucapkan rabbulmala’ ikati war-ruh [Tuhan Malaikat dan ruh]” [HR ath-Thabarani, di dalam al-Mu‘jam al-Ausath].

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tuntunan Puasa 2

Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan Sanksinya

1. Makan dan minum di siang hari pada bulan Ramadhan, puasanya batal, dan wajib menggantinya di luar bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman yang artinya: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar ...” [QS. Al-Baqarah (2): 187].

2. Senggama suami-isteri di siang hari pada bulan Ramadhan; puasanya batal, dan wajib mengganti puasanya di luar bulan Ramadhan, dan wajib membayar kifarah berupa: memerdekakan seorang budak;
kalau tidak mampu harus berpuasa 2 (dua) bulan berturut-turut; kalau tidak mampu harus memberi makan 60 orang miskin, setiap orang 1 mud makanan pokok. Dalam suatu hadits disebutkan sebagai berikut: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Ketika kami sedang duduk di hadapan Nabi saw, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki, lalu berkata: Hai Rasulullah, celakah aku. Beliau berkata: Apa yang menimpamu? Ia berkata: Aku mengumpuli isteriku di bulan Ramadhan sedang aku berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw: Apakah engkau dapat menemukan budak yang engkau merdekakan? Ia menjawab: Tidak. Nabi bersabda: Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut? Ia menjawab: Tidak. Nabi bersabda: Mampukah engkau memberi makan enam puluh orang miskin? Ia menjawab: Tidak. Abu Hurairah berkata: Orang itu berdiam di hadapan Nabi saw. Ketika kami dalam situasi yang demikian, ada seseorang yang memberikan sekeranjang kurma (keranjang adalah takaran), Nabi saw bertanya: Dimana orang yang bertanya tadi? Orang itu menyahut: Aku (di sini). Maka bersabdalah beliau: Ambillah ini dan sedekahkanlah. Ia berkata: Apakah aku sedekahkan kepada orang yang lebih miskin daripada aku, hai Rasulullah. Demi Allah, tidak ada di antara kedua benteng-kedua bukit hitam kota Madinah ini keluarga yang lebih miskin daripada keluargaku. Maka tertawalah Rasulullah saw hingga nampak gigi taringnya, kemudian bersabda: Berikanlah makanan itu kepada keluargamu.” [HR. Al-Bukhari].

Masalah Orang yang Lupa

Orang yang makan atau minum karena lupa di siang hari pada bulan Ramadhan, dalam keadaan berpuasa, tidaklah batal puasanya, dan harus meneruskan puasanya tanpa adanya sanksi apapun. Dalam suatu hadits disebutkan sebagai berikut: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa lupa sedang ia berpuasa, lalu makan dan minum, maka sempurnakanlah puasanya, karena sesungguhnya Allahlah yang memberi makan dan minum itu
kepadanya.” [HR. Al-Jama‘ah].

Hal-hal yang Harus Dijauhi Selama Berpuasa

1. Berkata atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti: berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh, mengganggu orang lain, berkelahi, dan segala perbuatan yang tercela menurut ajaran Islam. Dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa ia berkata: Rasulullah
saw telah bersabda: Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan suka mengerjakannya, maka Allah tidak memandang perlu orang itu meninggalkan makan dan minumnya.” [HR. Al-Khamsah].

b. Hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Bersabda Rasulullah saw: Jika seseorang di antara kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh seseorang atau dimusuhinya, hendaklah ia berkata: ‘saya sedang berpuasa’.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

2. Berkumur atau istinsyaq secara berlebihan. Dasarnya adalah hadits Nabi saw: “Dari Laqith bin Saburah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya berkata: Hai Rasulullah terangkanlah kepadaku tentang wudlu. Rasulullah saw bersabda: Ratakanlah air wudlu dan sela-selailah jari-jarimu, dan keraskanlah dalam menghirup air dalam hidung, kecuali jika engkau sedang berpuasa.” [HR. Al-Khamsah].

3. Mencium isteri di siang hari, jika tidak mampu menahan syahwat. Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Aisyah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Pernah Rasulullah saw mencium dan merangkul saya dalam keadaan berpuasa. Tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menahan nafsunya.” [HR. Al-Jama‘ah dan An-Nasa’i].

Amalan-amalan yang Dianjurkan Selama Berpuasa

1. Mengerjakan Qiyamul-Lail di malam bulan Ramadhan (Qiyamu Ramadhan/ Shalat Tarawih). Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw menganjurkan (shalat) qiyami Ramadhan kepada mereka (para shahabat), tanpa perintah wajib. Beliau bersabda: Barangsiapa mengerjakan (shalat) qiyami Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

2. Mengakhirkan makan di waktu sahur.
Dasarnya adalah hadits Nabi saw: Dari Sahl Ibnu Sa!ad r.a. (diriwayat-kan bahwa) ia berkata: Saya makan sahur di keluarga saya, kemudian saya berangkat terburu-buru sehingga saya mendapatkan sujud (pada shalat subuh) bersama Rasulullah saw [HR al-Bukhari, dalam Kitab ash-Shiyam Bab Ta'khir as-Sahr]. “Dari Abu Dzarr (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Umatku senantiasa dalam keadaan baik selama mereka menyegerakan berbuka dan menta’khirkan sahur” [HR Ahmad].

3. Menyegerakan berbuka sebelum shalat Maghrib (ta‘jil). Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad saw: “Dari Sahl bin Sa‘ad (diriwayatkan bahwa) Rasulullah saw bersabda: Orang akan selalu baik (sehat) apabila menyegerakan berbuka.”  [Muttafaq ‘Alaih].

4. Berdoa ketika berbuka puasa, dengan doa yang dituntunkan yang menunjukkan kepada rasa syukur kepada Allah SWT. Misalnya do’a Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah. Hal ini diterangkan dalam hadis berikut: “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Apabila Rasulullah saw berbuka, beliau berdoa: Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah [Hilanglah rasa haus dan basahlah uraturat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala” [HR. Abu Dawud].

5. Memperbanyak shadaqah dan mempelajari/ membaca Al-Qur’an. “Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, apalagi pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan.” [Muttafaq ‘Alaih].

6. Mendekatkan diri kepada Allah dengan cara i‘tikaf di masjid, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw. “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan
bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadhan.” [Muttafaq ‘Alaih].


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selasa, 09 Juli 2013

Tuntunan Puasa 1

Pengertian Shiyam (Puasa)

a. Shiyam menurut bahasa: menahan diri dari sesuatu.
b. Shiyam menurut istilah: menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual suami isteri dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah. Dasar keharusan niat berpuasa karena Allah:

1) Firman Allah SWT yang artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus …” [QS. Al-Bayyinah (98): 5].

2) Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Dari Umar r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya semua perbuatan ibadah harus dengan niat, dan setiap orang tergantung kepada niatnya …” [Ditakhrijkan oleh Al-Bukhari, Kitab al-Iman].

3) Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Dari Hafshah Ummul Mu’minin r.a. (diriwayatkan bahwa) Nabi saw bersabda: Barangsiapa tidak berniat puasa di malam hari sebelum fajar, maka tidak sah puasanya.” [Ditakhrijkan oleh Al- Khamsah, lihat Ash-Shan‘aniy, II, 153].

Jumlah Hari Shiyam (Puasa)

a. Shiyam dimulai pada tanggal 1 bulan Ramadhan dan diakhiri pada tanggal terakhir bulan Ramadhan (29 hari atau 30 hari, tergantung pada kondisi bulan tersebut). Untuk itu, maka harus mengetahui awal bulan Ramadhan.

b. Dasar keharusan mengetahui awal bulan Ramadhan:
1) Firman Allah SWT yang artinya: “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya
kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” [QS.Yunus (10): 5]

2) Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Puasalah karena melihat hilal dan berbukalah karena melihatnya, apabila kamu terhalang penglihatanmu oleh awan, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban tiga puluh hari.” [HR. al-Bukhari, dan Muslim].

3) Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Datanglah seorang Badui kepada Nabi saw seraya katanya: Saya telah melihat hilal. Beliau bersabda:
Maukah kamu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah? Ia berkata: Ya. Nabi saw bersabda: Maukah
kamu bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah? Ia berkata: Ya. Bersabdalah Nabi saw: Hai Bilal, umumkanlah kepada semua orang supaya mereka besok berpuasa.” [HR. Ibnu Hibban, Ad-Daruquthni, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim].

4) Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Dari Ibnu Umar r.a. dari Rasulullah saw, (diriwayatkan
bahwa) beliau bersabda: Bila kamu melihatnya (hilal) maka berpuasalah, dan bila kamu melihatnya maka berbukalah (berlebaranlah). Dan jika penglihatanmu tertutup oleh awan maka kira-kirakanlah bulan itu.” [HR. Asy-Syaikhani, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah].

Dasar Kewajiban Shiyam Ramadhan

1. Firman Allah SWT yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2):
183].

2. Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Dari ‘Abdullah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Islam dibangun di atas lima dasar, yakni bersaksi bahwa tidak ada tuhan melainkan mengerjakan haji; dan berpuasa pada bulan Ramadhan.” [HR al-Bukhari, Muslim, at- Turmudzi, an-Nasa’i, dan Ahmad, dan lafal ini adalah lafal Muslim].

Orang yang Diwajibkan dan yang Tidak Diwajibkan Berpuasa

1. Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan Orang yang diwajibkan berpuasa Ramadhan adalah  semua muslimin dan muslimat yang mukallaf. Dasarnya adalah hadits Abdullah di atas.

2. Orang yang tidak diwajibkan berpuasa Ramadhan, dan wajib mengganti puasanyadi luar bulan Ramadhan adalah perempuan yang mengalami haidl dan nifas di bulan Ramadlan. Para ulama telah sepakat bahwa hukum nifas dalam hal puasa sama dengan haidl. Dasarnya adalah:
a. Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Rasulullah saw bersabda: Bukankah wanita itu jika sedang haidl, tidak shalat dan tidak berpuasa? Mereka menjawab: Ya.” [HR. Al-Bukhari].
b. Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “‘Aisyah r.a. berkata: Kami pernah kedatangan hal itu [haid], maka kami diperintahkan mengqadla puasa dan tidak diperintahkan mengqadla shalat. [HR. Muslim]. * Ketika mensyarah hadis ini an-Nawaw³ menjelaskan, Ungkapan "maka kami diperintahkan mengqadla puasa dan tidak diperintahkan mengqadla shalat" adalah hukum yang telah disepakati. Kaum Muslimin juga telah berijmak bahwa wanita sedang haid dan nifas tidak wajib shalat dan puasa, dan tidak wajib mengqadla shalat tetapi wajib mengqadla puasa.

Orang yang Diberi Keringanan dan Orang yang Boleh Meninggalkan Puasa

1. Orang yang diberi keringanan (dispensasi) untuk tidak berpuasa, dan wajib mengganti (mengqadla) puasanya di luar bulan Ramadhan:
a. Orang yang sakit biasa di bulan Ramadhan.
b. Orang yang sedang bepergian (musafir).
    Dasarnya adalah:
1) Firman Allah SWT yang artinya: “Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam  perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain ...” [QS. Al-Baqarah (2): 184].
2) Sabda Nabi Muhammad saw yang artinya: “Bahwa Rasulullah saw bersabda: Sungguh Allah Yang
Maha Perkasa dan Maha Mulia telah membebaskan puasa dan separo shalat bagi orang yang bepergian,dan membebaskan pula dari puasa orang hamil dan orang yang menyusui.” [HR. Al-Khamsah].

2. Orang yang boleh meninggalkan puasa dan menggantinya dengan fidyah 1 mud (0,5 kg) atau lebih makanan pokok, untuk setiap hari:
a. Orang yang tidak mampu berpuasa, misalnya karena tua dan sebagainya.
b. Orang yang sakit menahun.
c. Perempuan hamil.
d. Perempuan yang menyusui.
    Dasarnya adalah:
1) Firman Allah SWT yang artinya: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” [QS. Al-Baqarah (2): 184].
2) Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya: “Bahwa Rasulullah saw bersabda: Sungguh Allah Yang
Maha Perkasa dan Maha Mulia telah membebaskan puasa dan separo shalat bagi orang yang bepergian, dan membebaskan pula dari puasa orang hamil dan orang yang menyusui.” [HR. Al-Khamsah].





Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bertanya pada Tuhan

Ya Tuhan..

Aku bingung dengan rasaku
Sungguh aku tak suka dengan hadirnya rasa ini
Apakah rasa ini hadir dari-Mu atau bisikan syaithan belaka?
Kalau benar dari-Mu kenapa begitu menyesakkan?

Aku terpikir dia disetiap malamku
membuatku menangis, bersimpuh dalam sujud panjangku
Bila memang rasa ini tidak halal maka hilangkanlah, ya Tuhan..

Aku sudah mencegah rasa ini bertumbuh, Tuhan..
Aku menghindarinya
Aku memalingkan wajahku darinya
Tapi kenapa dia selalu mengikutiku, Tuhan?
Kenapa dia selalu beredar disekitarku?
dan kenapa dia tidak terganggu dengan teman-teman yang menyorakinya?
Kenapa dia malah bahagia?
Apa dia juga memiliki rasa yang sama denganku, Tuhan?

Aku tak ingin lagi jatuh cinta pada orang yang salah di waktu yang salah pula.
Aku tak ingin dosaku tambah bertumpuk.
Aku tak ingin terjerumus dalam zina mata dan zina hati dengannya

Jaga hatiku dan hatinya, Tuhan.....



Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Minggu, 07 Juli 2013

Marhaban yaa Ramadhan 1434 H

Alhamdulillah kita dipertemukan lagi dengan bulan suci penuh rahmad dan ampunan tahun ini. Semoga kita bisa memanfaatkan kesempatan istimewa nan langka ini dengan amalan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Berdasarkan hisab hakiki yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah ijtima' jelang Ramadhan 1434 H terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 pukul 14:15:55 WIB. Tinggi bulan saat terbenam matahari di Yogyakarta : +0o 44' 59" (hilal sudah wujud). Pada saat matahari terbenam 8 Juli 2013 M di sebagian wilayah barat Indonesia hilal sudah wujud dan sebagian wilayah timur Indonesia belum wujud, garis batas wujudul hilal melewati wilayah Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua bagian. Keputusan 1 Ramadhan jatuh pada hari Selasa Wage, 9 Juli 2013 M. Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1434H dapat didownload disini.

Jadwal Imsyakiyah Ramadhan 1434 H (33 Propinsi) dapat didownload disini.

Dan tuntunan ibadah Bulan Ramadhan dapat didownload disini.

Semoga bermanfaat. ^^


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mencintai dalam diam

Cintanya begitu terasa saat semua diam.
Dia satu-satunya pemberi semangat.
Dan aku satu-satunya yang diberi perhatian olehnya.
Dia tau segalanya tentangku, padahal tak pernah seorangpun kuberi tahu.
Namaku sering disebut dalam bawah sadarnya, semoga juga dalam sujud  dan doanya.


Entahlah...
Aku sering mengabaikannya.
Dia tak muncul saat aku bersama teman-teman.
Dia tak muncul saat aku tertawa.
Mungkin dia hanya melihatku dari jauh sambil tersenyum, aku tak tau.
Tapi saat aku sendiri, aku selalu merasakan kehadirannya begitu dekat.
Saat aku sedih dia orang pertama yang datang menghibur.
Saat aku jatuh dialah yang pertama menguatkan.
Tapi setelah aku bangkit dia kembali menghilang.
Dia selalu bisa membuatku tertawa bagaimanapun kondisi moodku saat itu.
Dia memang tak sempurna dan sering dipandang sebelah mata, tapi bersamanya aku bahagia.

Aku tak tau apa kamu cinta aku atau tidak.
Kamu pun tak tau bahwa aku diam-diam menaruh hati padamu.
Bila kita bertemu hanya seutas senyum dan tatapan malu. Tanpa kata.
Saling menjaga kesucian jiwa.

Tuhan, jika memang rasa ini kehendak-Mu, maka suatu saat nanti, di waktu yang tepat dan skenario yang indah, satukanlah rasaku dan rasanya dalam sebuah ikatan suci.

Sementara ini, biarkan jiwa dan raga kami terpelihara. Izinkan kami saling memantaskan diri dan meraih asa setinggi-tingginya.

Jagalah hatinya untukku dan hatiku untuknya.

Aamiin....


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS