Karena kekayaan sesungguhnya adalah ilmu, maka abadikanlah ilmumu dengan menuliskannya -niestarry-
RSS

Rabu, 24 April 2013

Gak adil

Tak perlu memaksakan untuk setia bila hatimu tak tinggal lagi disini. Tak perlu menyangkal karena kutahu semua. Diammu, tingkahmu, ekspresi wajahmu, kata-katamu, semua mencerminkan ketidakcondonganmu kepadaku. Terlebih kau lebih memilih menyibukkan diri dengan orang lain daripada meluangkan waktu bersamaku. Dan kedekatanmu dengan perempuan-perempuan itu yang tak mau aku maklumi lagi.

Seumua terulang.
Kalau dulu saat kamu seperti ini aku diam dan menerima, aku sabar dan menunggu dengan setia, kali ini dampaknya berbeda. Semua sikapmu membuatku jenuh, terutama diammu dan ketiadaanmu untukku.

Ini pertama kalinya aku merasa jenuh dengan hubungan kita.
Dan ini membuatku merasakan hadirnya cinta kedua.
Tapi aku tak berpaling. Aku hanya diam dan berusaha memperbaiki kesalahanku.

Mungkin disinilah aku merasa paling benci menjadi wanita. Karena kalau laki-laki dia bisa langsung mengungkapkan perasaannya. Kalau sudah jenuh dengan wanitanya dia bisa langsung memutuskan hubungan, dan kalau dia suka dengan perempuan dia bisa langsung menyatakan. Legal. Tidak dicap brengsek. Kalau perempuan, ketika disakiti hanya bisa diam, menunggu supaya si pria sadar, ketika jenuh dia diam, dan ketika memiliki rasa terhadap laki-laki diapun hanya bisa diam dan menunggu. Yah, perempuan hanya boleh diam, dan menunggu.

Hak laki-laki adalah memilih. Aktif. Mereka pasti memilih perempuan yang baik-baik, yang sesuai selera mereka, yang kurang sesuai gak mungkin dipilih, dan yang namanya memilih pasti boleh lebih dari satu.
Sementara hak perempuan adalah menolak/menerima. Pasif. Dan hanya boleh satu. Ya kalo yang memilihnya ada banyak laki-laki, maka dia bisa menerima yang terbaik dan paling sesuai dengan seleranya. Lha kalau yang mengajukan lamaran cuma satu atau tidak ada ada sama sekali? Masih mending kalau yang melamar itu sesuai dengan seleranya, kalau gak sesuai? Perempuan gak bisa milih. Sekali lagi mereka hanya bisa menunggu sambil berdoa semoga yang memilihnya nanti sesuai dengan kriterianya. Menurutku disini letak ketidakadilannya.

Mungkin anda bisa dengan entengnya ngomong "yaudah perempuan speak up aja, gak masalah kalau perempuan duluan yang menyatakan perasaan". Tapi fakta dilapangan gak gitu, bro.. Budaya Jawa itu paternal, gak ada istilah "babon nggacar jago". Ketika perempuan melamar laki-laki istilahnya, maka harga diri perempuan itu akan turun. Tabu! Dan karena itu juga banyak kasus kekerasan pada perempuan, karena mereka hanya bisa diam, gak bisa melawan.

Kalo gini ceritanya, kuncinya cuma satu, pada laki-laki. Bagaimanapun laki-laki harus bisa memahami wanita, segala isyaratnya, dan memberinya kesempatan. Bagaimanapun laki-laki harus bisa menjaga perasaan wanita dan membuatnya merasa berharga. Mengayomi, melindungi, memberikan ketenangan dan kenyamanan. Bukan laki-laki namanya kalo bikin wanita nangis! Bukan laki-laki kalo bisanya cuma nyakitin perempuan!


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar