Karena kekayaan sesungguhnya adalah ilmu, maka abadikanlah ilmumu dengan menuliskannya -niestarry-
RSS

Sabtu, 07 Februari 2015

Proposal pernikahan pertamaku

Dia adalah pria kesebelas yang berniat memintaku untuk menjadi istrinya, beberapa hari lalu. Hmm.... kesebelas? Yaa.... lamaran datang padaku pertama kali saat usiaku 18 tahun, waktu itu aku masih kekanak-kanakan jadi sama sekali belum memikirkan pernikahan, jadi setiap pemuda yang datang bermaksud meminangku langsung kutolak mentah-mentah. Namun karena sekarang usiaku sudah menginjak 21 tahun, sudah seharusnya aku mampu bersikap sedikit dewasa dan belajar sedikit menghargai itikad baik pemuda-pemuda itu dengan mulai membuka pintu. Nah pada akhirnya, ada satu lagi ajakan ta'aruf datang, kali ini tidak langsung kutolak seperti yang lalu-lalu, namun kumunta dahulu proposal pernikahannya untuk mengetahui bagaimana dirinya.

Kuterimalah proposal pernikahan pertamaku, datang dari seorang ikhwan kakak tingkatku yang sungguh tidak kuketahui sama sekali sebelumnya. Sebelum kubaca proposalnya, aku sudah berkhusnudzon padanya dengan tetap sholat istikharoh memohon petunjuk Allah SWT, namun setelah beberapa kali ternyata aku tetap tidak diberikan kemantapan hati, Akhirnya, aku baca proposalnya untuk mengetahui kenapa aku tidak diberikan kemantapan. Ternyata benar, dia tidak seperti harapanku.

Proposalnya sangat sederhana, mungkin bisa dibilang sangat kurang, hanya 6 lembar saja untuk standar proposal pernikahan yang biasanya lebih dari 10 lembar. Isinya hanya poin-poin, tanpa narasi, tanpa esensi, bahkan aku tidak mendapatkan gambaran utuh tentang dirinya. Sepertinya dia tidak serius ketika membuat proposal itu, padahal proposal pernikahan itu begitu penting bagi calon untuk saling mengenal. Jika dia memang serius menikah, seharusnya dia juga serius membuat proposal nikah.

Selain itu, poin yang disampaikan pada proposalnya hanyalah kelemahan dia saja, di mataku, sedikitpun aku tidak melihat suatu kelebihan dirinya yang bisa membuatku kagum. Dia memang menuliskan beberapa sifatnya yang menonjol, tapi bagiku, "itu bukan gue banget". Pemikirannya terlalu muluk, bagiku tidak realistis, mungkin memang tidak salah memiliki mimpi yang tinggi, tapi mungkin karena tidak ada deskripsi langkah apa yang sudah dia capai untuk meraih mimpi tersebut, itu merupakan hal yang mustahil. Selain itu dia juga suka merenung, aku benci perenung, cukuplah mengambil hikmah tanpa perlu merengungi terlalu lama, karena yang kita perlu adalah aksi nyata. Dia juga mengatakan dirinya keras kepala, kurang disiplin, berantakan, tidak mudah bergaul, dan apatis. Oh man......... dengan sifatnya yang seperti itu pantas tidak dia memiliki mimpi yang terlalu muluk?? Dia bukan lagi pemimpi, tapi pengkhayal.

Di poin selanjutnya, tanpa mengulas dirinya lebih lengkap, dia langsung menulis kriteria pendamping hidup yang dia inginkan. Dan kriterianya itu SEMPURNA. Wanita shalehah tanpa cela, taqwa, dan berakhlak mulia, cantik, bisa mengurus rumah dengan baik, mau memiliki banyak anak, qana'ah, mau hidup susah karena disitu dikatakan penghasilannya tidak menentu, tidak memiliki riwayat penyakit keluarga, sabar, pandai bermasyarakat, dll. Padahal di proposalnya, sama sekali tidak dijelaskan apa saja kelebihannya, bagaimana akhlaknya, apa saja pencapaiannya, bagaimana perilakunya terhadap keluargan dan teman-temannya, dan foto yang disertakan disitu juga sama sekali tidak menarik. Dan akhirnya dia menjadi salah satu deretan panjang pemuda yang tertolak. Wkwkwkwk....

Inilah bro..... setidaknya, kali ini aku belajar bagaimana membuat proposal pernikahan yang baik dan mampu membuat calon tertarik pada diri kita, bukan malah illfeel.


Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar