Rabu, 23 April 2014
Move on?
Move on itu sebenarnya berarti bangkit, tapi kalu mau saklek mengartikan pindah ya boleh-boleh aja sih.. tapi kalau mengartikan move on sebagai cepet-cepet cari pacar lagi setelah putus ya itu ironis.
Orang yang menganggap move on itu segera pindah hati setelah putus cinta, justru adalah seorang yang gagal move on. Dia masih saja terpuruk oleh kesedihannya sehingga merasa harus segera mencari pelampiasan untuk mengusir kegalauannya. Apabila cinta barunya itu gagal, maka dia akan mengulangi siklus petualangan cintanya itu lagi, demikian seterusnya. Dia terbelenggu oleh perasaannya dan diperbudak oleh cinta yang tidak halal.
Lalu bagaimanakah move on yang sebenarnya?
Seperti yang dikatakan di awal tadi, move on itu artinya bangkit. Seorang yang move on bisa menunjukkan dirinya tidak larut dalam kesedihan, bisa tertawa lepas, tanpa harus tergantung oleh cinta semu. Dia bisa mandiri, dia bisa hidup sendiri, dia memiliki banyak teman dan bisa mengaktualisasi dirinya sendiri tanpa bayang-bayang masa lalu, dan tanpa mencari pelampiasan tentunya.
Move itu berarti bangkit untuk memperbaiki diri. Bangkit untuk berprestasi. Memperbaiki segala kesalahan di masa lalu dan mempersiapkan masa depan yang jauh lebih baik. Memantaskan diri untuk mempersiapkan datangnya cinta sejati, cinta terbaik dan terindah.
Move on bukan hanya berpindah dari satu hati ke hati yang lain untuk bersenang-senang tanpa tujuan pasti. Move on bermakna lebih dalam dari itu, karena menyangkut tanggung jawab terhadap diri sendiri dan pasangan kita nanti.
Lalu apa tidak boleh mencari pasangan baru setelah putus cinta? tentu boleh. Tapi dalam jangka waktu yang wajar. Kalau dalam medis, jika mengkonsumsi obat secara rutin selama beberapa bulan, perlu periode wash out minimal 3 bulan untuk menghilangkan efek obat pertama, baru boleh beralih ke obat yang baru. Begitupun cinta, karena cinta merangsang sekresi endorfin (morfin endogen) yang merangsang perasaan nyaman. Morfin itu candu, maka dari itu cinta memang diibaratkan seperti candu, candu yang alami tentunya. Karena cinta mirip seperti obat, maka perlu periode wash out minimal 3 bulan untuk menghilangkan perasaan cinta pada pasangan pertama, seperti kenangan, dll, sebelum akhirnya dia benar-benar sembuh dari periode sakaw-nya dan siap untuk menerima cinta yang baru. Apabila seseorang berpindah hati pada waktu kurang dari itu, maka berhati-hatilah karena pasangan barunya bisa saja hanya dijadikan sebagai pelampiasan, karena dipikirannya masih teringat masa lalunya.
Dan bahayanya, ketika dalam masa sakaw dia diberi candu kembali, dia akan semakin kecanduan. Di masa depan dia akan semakin sulit untuk lepas dari cinta, dia akan menjadi sangat obsesif terhadap lawan jenisnya. Seperti candu yang dosisnya perlu ditingkatkan untuk mencapai kepuasan, dia pun begitu, bisa saja dia tidak puas dengan cinta yang diberikan pasangannya. Dia akan berusaha untuk mencari cinta yang lebih. Dan dia akan semakin mudah untuk berpindah hati apabila tidak puas dengan pasangannya. Dampaknya akan terlihat jelas apabila dia sudah berumah tangga nanti. Na'udzubilllahi min dzalik.
Apakah anda seberti itu? Yuk move on yuukk... :)
Selasa, 22 April 2014
Benarkah laki-laki tidak setia?
Melanjutkan postku sebelumnya, masih dalam suasana hati yang sama, walaupun sudah mencari beberapa pembanaran untuk mencari ketenangan hati *halah*, tapi kadang masih muncul beberapa pertanyaan yang cukup mengganggu mengenai kesetiaan.
Kenyataan telah memberikan banyak bukti. .
1. Kisah Ramayana telah membiarkan seorang Shinta menerjunkan diri ke tengah kobaran api demi sebuah pembuktian kesucian dan kesetiaan.
2. Epos Mahabrata dengan sangat diametral membiarkan Sembadra setia sedangkan Arjuna selalu mencari cinta pada banyak wanita.
3. Seorang wanita dijanjikan akan dikumpulkan keluarganya dalam sebuah rumah di surga apabila dia tidak menikah lagi setelah suaminya meninggal
4.Perempuan yang menjadi janda harus menunggu sampai 3 kali masa suci sebelum ia bersiap menerima pinangan lagi. Laki-laki boleh menikah di sore hari bila sang istri meninggal diwaktu pagi.
Mengapa? Apakah laki-laki tidak berbakat setia? Apakah kodrat telah menjadikan laki-laki lebih mudah berpindah kelain hati?
Kalau kata dosenku dalam sebuah kuliah psikiatri, laki-laki itu memang cenderung mendua. Mereka lebih tergantung pada wanita. Sementara wanita itu lebih mandiri, lebih kuat, dan memiliki kemampuan sosial yang lebih baik sehingga lebih mampu untuk hidup sendiri tanpa pasangan.
Bener juga sih.. tapi kok ironis ya.....
Teori vs Pengalaman Pribadi
Selepas menjalani blok geriatri yang begitu melelahkan *tsaahhh....*, ada beberapa teori yang diajarkan di kuliah yang masih terngiang sampai sekarang. Apa aja itu:
1. Depresi adalah gangguan mood yang paling sering pada lansia. Dampaknya dapat berupa: disabilitas, penurunan fungsi dan kualitas hidup yang rendah, mortalitas meningkat akibat penurunan kondisi medis umum, bunuh diri, dst
2. Penyebab depresi yang terbanyak adalah kesepian (loneliness)
3. Penyebab kesepian biasanya adalah karena meninggalnya teman hidup
4. Prevalensi janda > duda. Karena wanita cenderung tidak menikah lagi dan bisa berperan sebagai single parent walaupun saat menjanda usianya masih muda. Sedangkan pria cenderung lebih tergantung pada wanita sehingga apabila pasangan meninggal/berpisah mereka segera menikah lagi.
5. Wanita memiliki kemampuan sosial yang lebih baik dibanding pria sehingga lebih jarang mengalami depresi karena kesepian.
Yah.. ternyata teori tidak jauh dari pengalaman pribadi juga ya.. hahaha...
Memang, dari yang aku alami selama ini, laki-laki itu ketika ada masalah tidak pernah bercerita pada siapapun. Menurutku, itulah yang menyebabkan mereka tidak pernah merasa lega karena setiap ada masalah selalu disimpan sendiri.
Dan itulah mengapa apabila mereka berpisah dengan pasangannya, mereka cepat berpindah hati. Mereka tidak mungkin terus-menerus larut dalam kesedihan karena sebenarnya mereka sangat tergantung pada perempuan. Bisa dimaklumi ketika laki-laki menyimpan banyak masalah dalam hatinya maka dia sangat butuh seseorang yang bisa menentramkan, siapa lagi kalau bukan pasangan. Laki-laki harus terlihat kuat untuk menunjang maskulinitasnya. Itulah mengapa ketika dia merasa sedih saat ditinggal pasangan, dia akan segera mencari pengganti untuk meredam kesedihannya dan menunjukkan bahwa dia itu "cowok banget" dan "bisa hidup tanpa kamu".
Jika pasangan telah menjalin hubungan yang lama, bertahun-tahun, kemudian berpisah, dan dalam waktu kurang dari sebulan ternyata si pria sudah mencari pengganti, maka artinya si pria itu sangat mencintai pasangannya. Dia pasti sangat terpukul akibat perpisahan itu sehingga dia berfikir harus cepat-cepat mencari pengganti untuk melupakan masa lalunya. Semakin cepat si pria pindah hati, berarti semakin besar pula rasa cintanya pada si wanita. Namun, ini berbeda cerita bila pria itu memang play boy, bedanya jika playboy tidak mungkin bisa menjalin hubungan dalam waktu yang lama.
Tapi tenang saja, walaupun pria lebih mudah berpindah hati namun sebenarnya mereka cenderung setia. Walaupun sudah berganti-ganti pasangan berkali-kali, tapi yang membekas di hati pria hanya satu wanita saja.
Referensi:
Kuliah psikogeriatri
Karakter pria
Pria lebih menderita bila patah hati
Apa yang terjadi pada pria jika patah hati?
Pria golongan darah O