Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai anak Adam! Seandainya kamu datang kepada-Ku dengan membawa dosa hampir sepenuh isi bumi lalu kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun, niscaya Aku pun akan mendatangimu dengan ampunan sebesar itu pula” (HR. Tirmidzi dan beliau nilai derajatnya hasan)
Alhamdulillah..
Kubuka tulisan ini dengan menuliskan dua hadits tersebut, hadits yang begitu dalam maknanya untukku. Hadits yang menampar sekaligus memelukku dalam satu waktu.Tak bisa kupungkiri bahwa aku adalah seorang ababil. Yah katanya sih semua orang harus melewati fase ababil dulu untuk menjadi dewasa. Tapi masa ababilku tuh bener-bener menyebalkan. Membuat hari-hariku nggak tenang, nggak bahagia.
Selalu ingin didengarkan tapi nggak mau mendengarkan,
Selalu ingin dimengerti dan dipahami tapi nggak mau mengerti dan memahami,
Suka mengkritik tapi nggak pernah mau menerima kritik,
Suka ngomong seenaknya, nggak peduli situasi dan kondisi perasaan orang yang mendengarkan.
Suka meledak saat itu juga kalo ada sesuatu yang nggak aku suka, ke siapapun, bahkan ke dosen sekalipun.
Astaghfirullahaladzim......
Tapi semua orang pasti memiliki titik terendah dan terburuk dalam hidupnya. Dan di titik itu adalah titik kritis dimana seseorang bisa stagnan dan terus terpuruk dalam keburukannya atau menjadi titik tolak yang bisa membangkitkannya. Alhamdulillah saat di titik kritis itu Allah memberiku petunjuk, bahwa semua yang kulakukan itu salah dan bisa menjadi bumerang di masa depan, untuk itu aku harus berubah, berhijrah..
Setelah niatku bulat, pada awalnya aku memasang target yang mungkin menurut kalian mudah tapi sangat sulit bagiku: "Menjaga lisan". Untuk merealisasikannya aku sebisa mungkin menjauhi sosmed, terutama twitter, pokoknya sebisa mungkin aku nggak ngetweet terutama kalo suasana hati lagi nggak karuan. Perlu dua bulan lebih bagiku untuk bisa mengontrol lisanku. Dan satu bulan pertama tentulah terseok-seok dan sering keceplosan kata-kata ngasal. Dan tentunya setiap keceplosan ada rasa nyesel, nyeseeelll banget kenapa tadi mesti ngomong kayak gitu.
Target keduaku adalan "Menahan Emosi". Kalo orang biasanya meledak-ledak, rasanya gateeelll banget kalo melihat sesuatu yang nggak enak tapi harus diem aja. Tapi emang harus gitu kan. At least menahan sampe emosinya turun baru boleh ngebenerin yang nggak bener itu.Untuk ini aku belajar cuek dan bilang "Yaudah sih, biarin dulu aja.." Ternyata itu efektif. Ternyata sikap cuek itu membantu. Mungkin dulu aku terlalu peka jadi dikit-dikit nggak kepeneran. hehehe..
Dan yang paling penting dalam proses transisi kehidupanku ini adalah teman-temanku yang super sekali. Ucapan terimkasihku kuberikan sebesar-besarnya pada:
1. Teman-teman KKN Vokasi Ngunut, yang udah sabar banget menghadapi tingkahku dan banyak memberi pelajaran hidup. Aris, Alan, Mono, Nur, Tita, Tina, Nurul, dan terutama Amalia Nadifta Ulfa.
2. Teman-teman tutorial A2, yang selama 1,5 tahun membersamai. Kalo dulu aku banyak konflik, tapi karena kesabaran dan pengertian kalian sekarang aku bisa belajar sesuatu. Arga, Tian, Chendy, Itqan, Fikri, Egthe, Sasa, dan terutama Mbak Ais yang pengertian banget dan Fitri Febrianti Ramadhan, yang bener-bener banyak memberiku pengajaran.
3. Teman-temanku partner of crime, yang nyebelin, sekaligus ngangenin, lemot nggak mudhengan tapi sekaligus paling pengertian, yang selalu sederhana dalam pemikirannya yang luar biasa. Dewi Nur Khotimah dan Siti Nur Hidayah.
4. Yang terakhir, yang paling spesial, untuk sahabatku, musuhku, emak dan adikku, Fitria Dewi Larassuci. Entah kenapa lo dihadirkan dalam hari-hari gw. Entah kenapa lo sabar banget dan mau aja ngikutin gw kemana-mana. Entak kenapa mau ikutan kesesatan dan kegokilan gw, sampe keliatan kalo lo sebenenernya lebih gokil dari gw. Akhwat macam apa kau itu... ahahahaha... tapi terimakasih udah mau menemani disaat-saat kritis gw, membantu gw bangkit dari kegelapan *halah opo ki*, ngajakin kajian, ikut lomba2, seminar2, pokoknya kembali ke jalan yang lurus dan membantu menemukan passion gw. Orang yang bisa mengapresiasi gw, walaupun caranya nggak banget, wkwkwk.. Gw yakin dengan sepenuh jiwa raga gw, lo bakal jadi orang besar, at least jadi istrinya orang besar.. ahahaha.. dan gw gak rela ada cowok yang deketin lo kalo dia itu nggak hebat luar biasa sampe bikin gw takjub kaya kekaguman gw ke lo.. *haduh, jadi besar kepala nih kayaknya*
5. Untuk teman-temanku yang lain, orang-orang yang singgah dan pergi dalam hidupku, yang nggak bisa kusebutkan satu per satu. Karena aku yakin setiap yang singgah pada hidup kita itu pasti memberikan pelajaran.
Dan Alhamdulillah sejak proses transisi kehidupanku berlangung aku merasa hidupku tenang, damai, nggak punya musuh, bahagia, berat badan bisa naik, IPK naik, skripsi lancar, temen-temenku nambah, dll. Alhamdulillah banget.. Sekali lagi terima kasih untuk semuanya.. :)
Sekian dulu tulisanku, semoga aku bisa istiqomah menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin...