Hmm.... sebelum menulis tulisan ini, saya perkenalkan dulu apa itu OSCE dan apa itu injeksi...
Mungkin beberapa teman kita belum tahu apa itu OSCE. OSCE adalah singkatan dari Objective Structured Clinical Examination. Yaitu suatu sistem ujian modern yang diterapkan oleh pendidikan kesehatan untuk menguji keterampilah klinis para calon dokter, perawat, bidan, dan paramedis lain. Ujian itu meliputi keterampilan berkomunikasi (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan prosedur medis lain. Dalam ujian OSCE setiap mahasiswa berhadapan satu lawan satu dengan penguji dalam sebuah ruangan (station), disana mahasiswa dihadapkan dengan sebuah skenario medis untuk diselesaikan.
Ilustrasi OSCE
Sementara injeksi adalah prosedur memasukkan cairan terapi melalui kulit dengan menggunakan spuit injeksi dan syringe, atau bahasa awamnya adalah suntik.. hehehe.... Nah, dalam teknik injeksi, dikenal 4 macam cara melakukan injeksi yaitu injeksi intradermal/intrakutan (IC), subkutan (SC), intramuskuler (IM), dan intravena (IV).
Ilustrasi spuit + syringe
Injeksi IC dilakukan dengan menyuntukkan obat dalam lapisan kulit. Teknik ini digunakan untuk pemberian vaksin BCG dan tes alergi. Injeksi SC dilakukan dengan menyuntikkan obat dalam lapisan lemak dibawah kulit, obat yang disuntukkan antara lain hormon insulin, adrenalin, dan anestesi lokal. Injeksi IM adalah menyuntikkan obat dalam otot. Obat yang disuntikkan misalnya vitamin, vaksin DPT - Hepatitis B, antibiotik, antipiretik dan hormon kelamin. Sementara injeksi IV adalah menyuntikkan obat kedalam pembuluh darah vena, obat yang dimasukkan misalnya macam-macam antibiotika,diuretik, antihistamin, antiemetik, kemoterapi, darah dan produk darah.
Macam-macam teknik injeksi
Nah, karena temen-temen udah tahu arti osce dan injeksi, sekarang aku mulai ceritanya nih. Kenapa aku pengen ceritain osce teknik injeksi? Karena stase ini berkesan banget. Kenapa berkesan? Karena dalam stase ini sekelompokku kena remed semua. Hehehe..... Kok bisa??? Jadi gini....
Beberapa hari lalu, Pendidikan dokter FK UNS angkatan 2011 melaksanakan OSCE, salah satunya stase teknik injeksi. Kelompok kami kebetulan mendapat jatah hari terakhir shift pertama. Skenario yang tertempel di depan station kurang lebih seperti ini "Anda seorang koas yang sedang jaga di IGD, dokter memerintahkan anda untuk melakukan injeksi antibiotik amoxicillin pada pasien. Apakah yang anda lakukan sebelum melakukan injeksi amoxicillin?". Sontak saja di pikiran kami waktu itu adalah melakukan injeksi antibiotik amoxicillin, dan yang terpikir oleh kami adalah melakukan teknik injeksi IM atau IV, dan kami bersepakat intuk melakukan teknik injeksi IM.
Didalam stase, aku melakukan prosedur melakukan teknik injeksi dengan baik dan lengkap sesuai checklist. Mulai dari anamnesis, persiapan obat dan peralatan injeksi, teknik aseptik, dan prosedur injeksi sendiri. Aku yakin sudah melakukan dengan sempurna. Namun ternyata setelah pengumuman, nilaiku hanya 50, paling tinggi sekelompok. Kok bisa? Berarti separuh tindakanku itu salah.
Awalnya nggak terima, tapi seorang temanku menjelaskan kalo kita sekelompok salah mencerna skenario. Di skenario ditanyakan "Apakah yang anda lakukan sebelum injeksi amoxicillin?" seharusnya kami melakukan skin test terlebih dahulu untuk mengevaluasi apakah pasien alergi terhadap antibiotik tersebut atau tidak. Jadi seharusnya kami melakukan teknik injeksi IC.
Kesalahan sepele, tapi ternyata fatal.
Sungguh itu merupakan suatu pelajaran yang sangat berarti buat kami untuk lebih teliti membaca soal, lebih memahami skenario sebelum melakukan tindakan, dan yang paling penting untuk masa depan kami jika sudah jadi dokter nanti, agar tidak sembarangan memberikan suntikan. Membuat kami semakin ingat untuk lebih berhati-hati. Karena jika ternyata pasien kami alergi dengan obat yang kami suntikkan, bisa terjadi syok anafilaktik yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit saja. Masyaallah.......
Lebih baik ditegur sekarang untuk mengulang belajar lagi daripada membahayakan nyawa pasien kami kelak... :)