Karena kekayaan sesungguhnya adalah ilmu, maka abadikanlah ilmumu dengan menuliskannya -niestarry-
RSS

Selasa, 17 Juni 2014

OSCE TEKNIK INJEKSI - salah teknik, nyawa taruhannya

Hmm.... sebelum menulis tulisan ini, saya perkenalkan dulu apa itu OSCE dan apa itu injeksi... 


Mungkin beberapa teman kita belum tahu apa itu OSCE. OSCE adalah singkatan dari Objective Structured Clinical Examination. Yaitu suatu sistem ujian modern yang diterapkan oleh pendidikan kesehatan untuk menguji keterampilah klinis para calon dokter, perawat, bidan, dan paramedis lain. Ujian itu meliputi keterampilan berkomunikasi (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan prosedur medis lain. Dalam ujian OSCE setiap mahasiswa berhadapan satu lawan satu dengan penguji dalam sebuah ruangan (station), disana mahasiswa dihadapkan dengan sebuah skenario medis untuk diselesaikan.

Ilustrasi OSCE

Sementara injeksi adalah prosedur memasukkan cairan terapi melalui kulit dengan menggunakan spuit injeksi dan syringe, atau bahasa awamnya adalah suntik.. hehehe.... Nah, dalam teknik injeksi, dikenal 4 macam cara melakukan injeksi yaitu injeksi intradermal/intrakutan (IC), subkutan (SC), intramuskuler (IM), dan intravena (IV).
Ilustrasi spuit + syringe

Injeksi IC dilakukan dengan menyuntukkan obat dalam lapisan kulit. Teknik ini digunakan untuk pemberian vaksin BCG dan tes alergi. Injeksi SC dilakukan dengan menyuntikkan obat dalam lapisan lemak dibawah kulit, obat yang disuntukkan antara lain hormon insulin, adrenalin, dan anestesi lokal. Injeksi IM adalah menyuntikkan obat dalam otot. Obat yang disuntikkan misalnya vitamin, vaksin DPT - Hepatitis B, antibiotik, antipiretik dan hormon kelamin. Sementara injeksi IV adalah menyuntikkan obat kedalam pembuluh darah vena, obat yang dimasukkan misalnya macam-macam antibiotika,diuretik, antihistamin, antiemetik, kemoterapi, darah dan produk darah.
Macam-macam teknik injeksi


Nah, karena temen-temen udah tahu arti osce dan injeksi, sekarang aku mulai ceritanya nih. Kenapa aku pengen ceritain osce teknik injeksi? Karena stase ini berkesan banget. Kenapa berkesan? Karena dalam stase ini sekelompokku kena remed semua. Hehehe..... Kok bisa??? Jadi gini....

Beberapa hari lalu, Pendidikan dokter FK UNS angkatan 2011 melaksanakan OSCE, salah satunya stase teknik injeksi. Kelompok kami kebetulan mendapat jatah hari terakhir shift pertama. Skenario yang tertempel di depan station kurang lebih seperti ini "Anda seorang koas yang sedang jaga di IGD, dokter memerintahkan anda untuk melakukan injeksi antibiotik amoxicillin pada pasien. Apakah yang anda lakukan sebelum melakukan injeksi amoxicillin?". Sontak saja di pikiran kami waktu itu adalah melakukan injeksi antibiotik amoxicillin, dan yang terpikir oleh kami adalah melakukan teknik injeksi IM atau IV, dan kami bersepakat intuk melakukan teknik injeksi IM. 

Didalam stase, aku melakukan prosedur melakukan teknik injeksi dengan baik dan lengkap sesuai checklist. Mulai dari anamnesis, persiapan obat dan peralatan injeksi, teknik aseptik, dan prosedur injeksi sendiri. Aku yakin sudah melakukan dengan sempurna. Namun ternyata setelah pengumuman, nilaiku hanya 50, paling tinggi sekelompok. Kok bisa? Berarti separuh tindakanku itu salah.

Awalnya nggak terima, tapi seorang temanku menjelaskan kalo kita sekelompok salah mencerna skenario. Di skenario ditanyakan "Apakah yang anda lakukan sebelum injeksi amoxicillin?" seharusnya kami melakukan skin test terlebih dahulu untuk mengevaluasi apakah pasien alergi terhadap antibiotik tersebut atau tidak. Jadi seharusnya kami melakukan teknik injeksi IC.

Kesalahan sepele, tapi ternyata fatal.
Sungguh itu merupakan suatu pelajaran yang sangat berarti buat kami untuk lebih teliti membaca soal, lebih memahami skenario sebelum melakukan tindakan, dan yang paling penting untuk masa depan kami jika sudah jadi dokter nanti, agar tidak sembarangan memberikan suntikan. Membuat kami semakin ingat untuk lebih berhati-hati. Karena jika ternyata pasien kami alergi dengan obat yang kami suntikkan, bisa terjadi syok anafilaktik yang dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit saja. Masyaallah.......

Lebih baik ditegur sekarang untuk mengulang belajar lagi daripada membahayakan nyawa pasien kami kelak... :)

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sabtu, 07 Juni 2014

Dengarkanlah, sayang..

Hari ini, satu lagi sahabatku bercerita tentangmu. Dia terkejut melihatmu bersama kekasih barumu. Saat bercerita kepadaku, dia yang semula berapi-api karena emosi menjadi tenang dan berkata, "Subhanallah u, aku nggak nyangka kamu bisa menghadapinya dengan setenang ini, aku belum pernah melihatmu setenang ini sebelumnya."

Iya sayang, sekarang aku telah dewasa. Aku tahu setiap masalah itu adalah guru kehidupan, yang mengajarkan kita kesabaran, dan kedewasaan. Semakin besar suatu masalah maka semakin dia bisa mendewasakan kita. Dari peristiwa itu aku belajar sabar, ikhlas, mengatur emosi, berpikir panjang, dan tersenyum ketika hati sedang gundah. Terima kasih, sayang, engkau telah menjadi perantara untukku menuju kedewasaan.

Aku tau, sayang, walau bagaimanapun sakitnya hatiku, emosi sama sekali nggak akan menyelesaikan masalah. Justru sabar dan ikhlas memaafkanlah yang akan membuat kita menang.

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ

“Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Asy-Syuuraa:43)

Sayang, hari ini aku menangis. Tapi bukan karena aku sedih kehilanganmu atau cemburu melihatmu bersama kekasih barumu. Bukan pula karena aku takut tak mampu mendapatkan pengganti yang lebih baik darimu. Sama sekali tidak. Karena sesungguhnya semenjak tiga bulan perpisahan kita sudah ada orang yang meminta ta'aruf denganku. Aku tidak menolaknya karena menunggumu, tapi aku menolak karena aku menunggu waktu yang tepat. 
Aku menangis karena aku sedih mengingat masa laluku yang kelam. Betapa bodohnya aku. Betapa rendahnya aku. Dan saat ini aku mencoba berdamai dengan masa laluku itu. Tapi betapa sulitnya...
Sayang, setiap malam aku membayangkan bila aku saat ini berada di alam kubur. Aku membayangkan diriku yang penuh dosa berhadapan dengan malaikat-malaikat penjaga kubur. Mereka memberi pertanyaan kepadaku namun aku tak bisa menjawab karena mulutku disumpal oleh dosa-dosa yang telah lalu. Lalu mereka mengadzabku dengan siksa yang katanya amat mengerikan itu. Saat itu aku selalu terbangun dan sholat, aku memohon ampun untuk diriku sendiri dan dirimu.
Satu lagi yang membuatku menangis, sayang. Mengapa kamu belum tersadar? Mengapa kamu masih meneruskan perbuatan maksiatmu? Mengapa kamu tidak pernah mau mendengarkan ajakanku untuk berhenti dan kembali ke jalan yang lurus?
Kau bilang kau rajin sholat tahajud, sholat dhuha, dan ODOJ member. Tapi mengapa kamu masih berada dalam jurang kenistaan? Kau tau, sayang, kebaikan dan maksiat itu tidak mungkin bisa berjalan bersama. Dan apabila kamu rajin sholat, tentulah kamu dijauhkan dari perbuatan maksiat.
Tanda orang yang diterima shalatnya ialah orang yang tidak mengulangi maksiatnya kepada Allah Swt. Nabi bersabda, "Barangsiapa yang shalatnya tidak rnencegahnya dari kejelekan dan kemungkaran, maka shalatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah Swt."

Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw. bersabda:"Nanti, pada Hari Kiamat, ada orang yang membawa shalatnya di hadapan Allah Swt. Kemudian shalatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu sholat itu dibantingkan ke wajahnya."

Allah tidak menerima shalat itu karena shalatnya tidak dapat mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan maksiat tersebut. Bukankah Al-Quran telah mengatakan, "...Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar..." (QS 29:45).



Sayang, sekali lagi aku berterima kasih karena setiap aku mengingat masa laluku semakin dalam pula penyesalanku. Dan itu membuatku semakin ingat kepada Allah SWT. Membuatku semakin semangat bertaubat dan memperbanyak ibadah untuk menutup dosa-dosaku. 

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS